Meski ekonomi krisis, laba Cathay Pacific melonjak 203 persen
Demi menjaga kinerja, Cathay memberhentikan pemakaian sejumlah pesawat Boeing demi efisiensi konsumsi bahan bakar.
Krisis ekonomi dunia tak lantas membuat seluruh sektor bisnis merana. Cathay Pacific, maskapai asal China, ternyata mampu mencatatkan laba pada 2013 sebesar HKD 2,620 miliar.
Laba tersebut meningkat 203 persen dibandingkan 2012 yang hanya HKD 862 juta. Country Manager Cathay Pacific, Patton Chan mengungkapkan peningkatan laba tersebut lebih besar ditopang dari kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi beban usaha.
"Kami optimalisasi cost salah satunya dengan mulai meninggalkan Boeing 747-400. Kita sudah memensiunkan setidaknya lima tipe itu di periode yang lalu," kata Patton di Jakarta, Kamis (13/3).
Cathay berencana dalam jangka panjang untuk beralih memperbanyak penggunaan pesawat tipe Boeing 777-9X. Hal itu dibuktikan dengan penandatanganan kesepakatan pemesanan pesawat 777-9x dengan Boeing pada Desember 2013 di mana pengiriman pesawat pertama setelah tahun 2020.
Patton menambahkan maskapai penerbangan asal China ini tidak terpengaruh kondisi penguatan mata uang dolar AS laiknya beberapa maskapai di Indonesia.
"Laba ini juga bagian dari dampak-dampak positif dari langkah yang dilakukan perusahaan pada tahun 2012 untuk melindungi bisnis dari tingginya harga bahan bakar jet, jadi kita ga terlalu berpengaruh dengan itu (peningkatan dolar)," katanya.
Cathay juga mencatatkan peningkatan dalam tingkat keterisian sebesar 2,1 poin dengan presentase mencapai 82,6 persen. Permintaan tertinggi terdapat pada rute-rute jarak jauh di semua kelas perjalanan.
Pada 2013, Cathay Pacific terus meningkatkan armadanya, dengan menambah 19 unit pesawat baru yang diantaranya lima Airbus A330-300, sembilan Boeing 777-300ER dan lima Boeing 747-8F.