Setelah Gagal Berkali-kali, Pesawat Luar Angkasa ini Sukses Meluncur ke Luar Angkasa
Berkali-kali gagal terbang karena masalah teknis, Pesawat Starliner Calypso milik Boeing berhasil mengangkasa.
Berkali-kali gagal terbang karena masalah teknis, Pesawat Starliner Calypso milik Boeing berhasil mengangkasa.
Setelah Gagal Berkali-kali, Pesawat Luar Angkasa ini Sukses Meluncur ke Luar Angkasa
Pesawat Starliner Calypso milik Boeing berhasil terbang pada 5 Juni pukul 10.52 Waktu Timur.
Wahana Antariksa tersebut membawa dua orang astronaut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Barry Wilmore dan Sunita Williams, ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS).
Keberhasilan dalam peluncuran ini terjadi setelah Starliner beberapa kali sebelumnya gagal diluncurkan untuk membawa astronaut ke angkasa luar, seperti dilansir dari IFLScience, CNN, dan CBS, Jumat (7/6).
Ini merupakan uji coba ketiga dan terakhir untuk sang kendaraan komersial dan uji coba berawak pertamanya untuk menunjukkan bahwa Starliner adalah pesawat yang aman untuk mengangkut astronaut dari dan ke stasiun angkasa luar.
Boeing awalnya merencanakan uji coba berawak pertamanya pada tahun 2017, tetapi hal itu ditunda berkali-kali.
Rencana uji coba berawak kembali dicanangkan pada tahun 2020, tetapi pesawat tersebut mengalami beberapa masalah selama peluncuran tanpa awak pada bulan Desember 2019.
Selanjutnya, Boeing memilih untuk meluncurkan Starliner tanpa awak.
Penerbangan tanpa awak kedua berjalan sukses pada Mei 2022, meski ditemukan masalah pada pita pelindung saluran listrik dan konektor tali pengaman parasut ketika pesawat tersebut kembali ke Bumi.
Penerbangan berawak kembali direncanakan pada Agustus 2023, tetapi ditunda ke Mei 2024 karena masalah pada penerbangan tak berawak kedua tadi.
Pada 6 Mei lalu, penerbangan dibatalkan dua jam sebelum lepas landas.
Penyebabnya terletak pada kebocoran helium dalam modul layanan. Kemudian, uji coba penerbangan berawak dialihkan pada 1 Juni kemarin.
3 menit 50 detik sebelum peluncuran, penerbangan kembali dibatalkan karena adanya catu daya/power supply yang rusak sehingga menyebabkan komputer kehilangan redundansi.
Meskipun mengalami banyak masalah dan penundaan, kini Starliner sudah berada di orbit diluncurkan di atas roket Atlas V.
Setelah sampai di ISS, Wilmore dan Williams akan disambut oleh 7 astronaut dari Amerika Serikat (AS) dan Rusia yang sebelumnya telah ada di sana, termasuk oleh Oleg Kononenko, yang baru saja mencatatkan hari ke-1.000-nya di angkasa luar, yang menjadikannya astronaut paling berpengalaman di dunia.
Wilmore dan Williams diperkirakan akan berada di angkasa luar selama satu minggu.
Di ISS, Starliner mempunyai beberapa fungsi, seperti membawa pompa untuk memperbaiki prosesor urin ISS dan menjadi “tempat yang aman” di ISS.
Pada fungsi keduanya ini, Starliner dijadikan lingkungan terlindung di dalam ISS yang dapat digunakan dalam keadaan darurat. Berbagai kemampuan Starliner juga akan diuji di angkasa luar.
Setelah pulang dari ISS, Starliner direncanakan akan terbang turun ke wilayah Barat Daya AS.
Selama pendaratan, Starliner akan menggunakan parasut untuk memperlambat laju kapsul hingga kecepatan 6,4 km/jam. Untuk meredam pendaratan, dilakukan penyebaran enam kantong udara.
Starliner rencananya akan digunakan untuk membawa manusia dan kargo ke ISS, sama dengan pesawat Crew Dragon milik SpaceX. NASA mendanai pengembangan kedua pesawat tersebut untuk mengakhiri ketergantungannya pada pesawat angkasa luar Soyuz milik Rusia untuk penerbangan ke ISS.