Cara NASA Memperbaiki Pesawat Luar Angkasa Voyager 1 dari Jarak 15 Miliar Mil
Voyager 1 terbang lebih dari 15 miliar mil dari Bumi dan sinyal radio dari pesawat tersebut memerlukan waktu 22,5 jam untuk mencapai Bumi.
Voyager 1 terbang lebih dari 15 miliar mil dari Bumi dan sinyal radio dari pesawat tersebut memerlukan waktu 22,5 jam untuk mencapai Bumi.
Cara NASA Memperbaiki Pesawat Luar Angkasa Voyager 1 dari Jarak 15 Miliar Mil
-
Bagaimana NASA memanaskan thruster Voyager 1? Dengan sumber daya yang terbatas, mereka harus mematikan salah satu pemanas utama untuk menyalakan pemanas thruster.
-
Dimana Voyager 1 saat ini? Saat ini, jarak Voyager dari Bumi mencapai 160,18 Astronomical Unit (AU) atau sekitar 23,96 miliar kilometer, menjadikannya wahana antariksa terjauh yang pernah ada.
-
Apa yang terjadi dengan thruster Voyager 1? NASA menemukan bahwa saluran bahan bakar di dalam thruster tersumbat oleh silikon dioksida, hasil sampingan dari usia yang menumpuk pada diafragma karet di tangki bahan bakar. Hal ini mengurangi efisiensi thruster dalam menghasilkan daya dorong yang diperlukan untuk mengarahkan pesawat ke Bumi.
-
Apa yang dilakukan Pesawat NASA? Pesawat NASA telah mendapat pencapaian luar biasa dengan secara resmi 'menyentuh' matahari, menyelam melalui atmosfer yang belum pernah dijelajahi sebelumnya yang dikenal sebagai corona.
-
Kenapa NASA mengaktifkan thruster Voyager 1? NASA menemukan bahwa saluran bahan bakar di dalam thruster tersumbat oleh silikon dioksida, hasil sampingan dari usia yang menumpuk pada diafragma karet di tangki bahan bakar. Hal ini mengurangi efisiensi thruster dalam menghasilkan daya dorong yang diperlukan untuk mengarahkan pesawat ke Bumi.
-
Apa yang ditemukan Voyager 1 di Jupiter? Dalam misinya, Voyager 1 berhasil menemukan satelit Jupiter yang bernama Io. Wahana ini juga mengambil gambar yang menunjukkan delapan gunung berapi aktif yang memuntahkan material ke luar angkasa. Selain itu, wahana ini juga menemukan dua bulan di Jupiter, yaitu Thebe dan Metis.
NASA berhasil memperbaiki sebagian dari komputer era 1970-an milik Pesawat Voyager 1 setelah lima bulan pemecahan masalah jarak jauh.
Hal ini menandai langkah maju dalam memastikan bahwa Voyager 1, wahana antarbintang pertama yang diluncurkan oleh manusia, dapat melanjutkan operasinya seperti biasa.
Pada Sabtu (20/4), tim insinyur dan ilmuwan NASA berkumpul di Jet Propulsion Laboratory atau terhubung secara virtual untuk menunggu sinyal baru dari Voyager 1.
Mereka telah mengirimkan perintah ke Voyager 1 dua hari sebelumnya untuk mengkode ulang sebagian dari memori Subsistem Data Penerbangan (FDS) pesawat ruang angkasa tersebut.
Dilansir dari Wired, Kamis (25/4), Voyager 1 telah terbang lebih dari 15 miliar mil dari Bumi dan sinyal radio dari pesawat tersebut memerlukan waktu 22,5 jam untuk mencapai Bumi.
Jadi, diperlukan waktu hampir dua hari bagi tim di Bumi untuk mengirimkan perintah dan menerima responnya.
Pada November, Voyager 1 tiba-tiba berhenti mengirimkan data. Data itu berisi informasi tentang kesehatan pesawat ruang angkasa dan pengukuran ilmiahnya.
Tim di Bumi tidak dapat dengan mudah mengetahui apa yang salah karena data yang dikirimkan tidak dapat dimengerti.
Namun, di bulan lalu para insinyur berhasil mengirimkan perintah baru untuk mengembalikan pembacaan memori FDS yang memungkinkan mereka menentukan lokasi masalah di dalam memori tersebut.
Setelah menemukan bahwa salah satu chip memori FDS rusak, tim mengambil langkah untuk memindahkan kode yang terpengaruh ke bagian lain dari memori.
Langkah pertama ini adalah bagian dari usaha lebih besar untuk mengembalikan Voyager 1 ke fungsionalitas penuh.Tim masih harus melakukan beberapa langkah lagi, termasuk memindahkan kode untuk memulihkan tiga mode data sains yang digunakan aktif.
Meskipun perbaikan ini merupakan pencapaian besar, para ilmuwan NASA ingin mendapatkan kembali data sains yang hilang sejak November.
Mereka berharap dapat melanjutkan pengamatan dan penelitian terhadap lingkungan antarbintang menggunakan instrumen Voyager.
Voyager 1 dan saudaranya, Voyager 2 merupakan wahana satu-satunya yang beroperasi di medium antarbintang.
Meskipun misi utama mereka sudah berakhir, keduanya tetap berfungsi dengan baik dan telah memberikan kontribusi besar dalam pemahaman tentang ruang antarbintang.