NASA Berhasil Nyalakan Mesin Pesawat Tua Ruang Angkasa Voyager 1 dari Jarak 24,6 Miliar Kilometer
NASA berhasil menyalakan thruster Voyager 1, memastikan misi antariksa ini tetap berjalan meski daya dan usia pesawat semakin menua.
NASA berhasil melakukan langkah penting dalam misi Voyager 1 dengan menyalakan thruster pesawat ruang angkasa tersebut dari jarak 24,6 miliar kilometer. Voyager 1, yang telah melampaui heliopause dan menjelajahi ruang antar bintang, tetap mengirimkan data penting meski hanya berbekal memori 69,63 kilobyte dan kode komputer Fortran 5.
“Komputer Voyager bahkan kurang bertenaga dibandingkan tombol pembuka pintu mobil Anda Luar biasa mereka masih terbang selama lebih dari 46 tahun,” ujar Suzanne Dodd, Manajer Proyek Voyager di NASA dikutip IFLScience, Kamis (12/9).
-
Bagaimana NASA memperbaiki Voyager 1? Setelah menemukan bahwa salah satu chip memori FDS rusak, tim mengambil langkah untuk memindahkan kode yang terpengaruh ke bagian lain dari memori.
-
Apa yang dilakukan Pesawat NASA? Pesawat NASA telah mendapat pencapaian luar biasa dengan secara resmi 'menyentuh' matahari, menyelam melalui atmosfer yang belum pernah dijelajahi sebelumnya yang dikenal sebagai corona.
-
Dimana Voyager 1 saat ini? Saat ini, jarak Voyager dari Bumi mencapai 160,18 Astronomical Unit (AU) atau sekitar 23,96 miliar kilometer, menjadikannya wahana antariksa terjauh yang pernah ada.
-
Apa yang terjadi dengan Voyager 1? Voyager 1 telah terbang lebih dari 15 miliar mil dari Bumi dan sinyal radio dari pesawat tersebut memerlukan waktu 22,5 jam untuk mencapai Bumi.
-
Apa yang berhasil dicapai NASA baru-baru ini? Baru-baru ini pesawat luar angkasa NASA berhasil mengirimkan sinyal laser sejauh 466 juta kilometer, memecahkan rekor sebelumnya dan berpotensi mengubah penjelajahan terhadap tata surya.
-
Dimana NASA mendaratkan wahana antariksa? Dikutip dari laman NASA, program Viking ini merupakan proyek bersejarah AS yang pertama mendaratkan pesawat luar angkasa dengan aman di permukaan Mars.
Dalam beberapa tahun terakhir, Voyager 1 mulai menunjukkan tanda-tanda ‘udzur’. Pesawat ini sempat mengirimkan pola data yang tidak berguna akibat memori yang korup, tetapi masalah ini berhasil diatasi. Namun, masalah lain muncul pada thruster yang digunakan untuk menjaga arah antena tetap menghadap ke Bumi.
NASA menemukan bahwa saluran bahan bakar di dalam thruster tersumbat oleh silikon dioksida, hasil sampingan dari usia yang menumpuk pada diafragma karet di tangki bahan bakar. Hal ini mengurangi efisiensi thruster dalam menghasilkan daya dorong yang diperlukan untuk mengarahkan pesawat ke Bumi.
Voyager 1 dilengkapi tiga set thruster, dua untuk propulsi dan satu untuk koreksi lintasan. Setelah dua thruster pertama mengalami sumbatan, NASA beralih ke thruster koreksi lintasan. Namun, thruster ini juga sekarang lebih tersumbat, dan NASA harus kembali mengaktifkan salah satu thruster yang kurang tersumbat.
Proses ini lebih rumit dari yang dibayangkan. Untuk menghemat daya, NASA mematikan beberapa instrumen dan pemanas. Menghidupkan thruster yang telah lama dingin bisa menyebabkan kerusakan, jadi NASA perlu memanaskannya terlebih dahulu.
Dengan sumber daya yang terbatas, mereka harus mematikan salah satu pemanas utama untuk menyalakan pemanas thruster. Pada 27 Agustus, NASA berhasil memanaskan thruster selama satu jam sebelum menyalakannya kembali.
Keberhasilan ini memungkinkan Voyager 1 tetap mengarah ke Bumi, meski misi ini diperkirakan akan berakhir dalam beberapa tahun mendatang ketika daya benar-benar habis. Voyager 1 akan mengapung di ruang antar bintang tanpa tujuan setelah itu.