Meski Pandemi, Pendapatan PTPN V di Tahun 2020 Capai Rp 5,3 Triliun
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V berhasil membukukan pendapatan unaudit hingga Rp5,3 triliun sepanjang 2020. Jumlah itu hampir 27 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,18 triliun. Padahal, masa-masa itu saat pandemi Covid-19 menyerang seluruh pelosok negeri.
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V berhasil membukukan pendapatan unaudit hingga Rp5,3 triliun sepanjang 2020. Jumlah itu hampir 27 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,18 triliun. Padahal, masa-masa itu saat pandemi Covid-19 menyerang seluruh pelosok negeri.
Chief Executive Officer PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) Jatmiko K Santosa mengatakan kesuksesan tersebut merupakan hasil kerja keras atas transformasi yang terjadi selama dua tahun terakhir.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Apa yang dikawal ketat oleh Polresta Pekanbaru? Personel Polresta Pekanbaru mengawal ketat pendistribusian logistik berupa surat suara Pemilu 2024.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Apa yang diresmikan oleh Pj Wali Kota Kediri? Pj Wali Kota Kediri Zanariah meresmikan pembangunan pengembangan Pasar Grosir Buah dan Sayur Kota Kediri, sekaligus launching Serbu Pasar Kota Kediri, Sabtu (29/6).
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
"Sejak 2019 kita telah menancapkan pondasi kuat untuk merubah PTPN V ke arah yang lebih baik. Ketaatan pada aturan, validitas data, transformasi digital, dan kembali ke khittah kita sebagai perusahaan perkebunan negara yang hadir untuk sawit rakyat, membantu kita dapat mengarungi tahun 2020 dengan baik hingga mencatatkan hasil yang positif," kata Jatmiko, Sabtu (30/1).
Menurut Jatmiko, pendapatan yang diraih pada 2020 itu juga tercatat melampaui target pemegang saham yang mematok pendapatan sebesar Rp4,6 triliun. Angka ini 14,37 persen melebihi ekspektasi shareholders.
Dari pendapatan tersebut, Jatmiko mengatakan PTPN V berhasil mencatatkan net profit margin 7,6 persen sehingga laba setelah pajak unaudit mencapai Rp405 miliar. Angka itu juga melonjak jauh dari raihan tahun sebelumnya sebesar Rp67,29 miliar.
"Kita bersyukur dari segi finansial laba setelah pajak tahun 2020 mencapai Rp 405 miliar dan ini adalah rekor tertinggi sepanjang 12 tahun terakhir," jelas Jatmiko.
Pencapaian finansial tersebut tidak terlepas dari produktivitas perusahaan pelat merah itu yang juga mencatatkan rekor tertinggi.
"Alhamdulillah produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) sawit kita tertinggi sepanjang sejarah PTPN V berdiri mencapai 23,87 ton per hektare per tahun atau 0,46 persen di atas RKAPP dan meningkat 0,81 persen di banding tahun sebelumnya," terang Jatmiko.
Jatmiko menjelaskan, peningkatan produktivitas tersebut berbanding lurus dengan produksi TBS yang mencapai 1,59 juta ton di sepanjang 2020 atau meningkat dari tahun 2019 yang 1,46 juta ton.
Sedangkan untuk produk utama seperti CPO dan PKO, kata Jatmiko, PTPN V telah memproduksi hingga 544.010 ton CPO dan 107.875 ton PKO (palm kernel oil/minyak inti sawit) dengan masing-masing rendemen mencapai 21,39 persen atau 4,24 persen.
Sebagai perusahaan yang tumbuh bersama petani rakyat, Jatmiko menyampaikan PTPN V konsisten menyerap 950.783 ton TBS dari para petani mitra. Angka itu melengkapi total TBS yang diolah pabrik kelapa sawit PTPN V, baik dari kebun inti maupun dari para petani mitra dan pembelian pihak ke III yang mencapai 2,54 juta ton di sepanjang 2020.
"Alhamdulillah, praktis semua target 2020 terlampaui. Pendapatan, produktivitas, rendemen, pembelian TBS. Insya Allah PTPN V menjadi satu-satunya PTPN yang melewati semua parameter. Terimakasih atas tekad, semangat, dan perjuangan teman-teman semuanya. Kita menatap 2021 lebih optimis, termasuk rencana pemegang saham untuk menjadikan PTPN V sebagai perusahaan perkebunan negara yang perdana sahamnya dilepas kepada publik," ucap pria lulusan Universitas Indonesia tersebut.
Jatmiko mendeskripsikan, obituari PTPN V di tahun 2020 adalah program berkesinambungan sejak 2019. Pihaknya tidak sekedar ingin bertahan di tengah pandemi, namun terus berupaya tumbuh dan menggerakkan ekonomi masyarakat melalui implementasi berbagai program, seperti PTPN V untuk Sawit Rakyat yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan petani.
Sehingga saat pandemi melanda di tahun 2020, Perseroan dapat bergerak cepat mengambil peran dalam mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan pemerintah.
"Hingga 2020, tak kurang 8.900 hektare perkebunan sawit rakyat dari 33 Koperasi Unit Desa yang telah diremajakan oleh PTPN V. Hingga 2023 kita akan sampai 21 ribu Hektare," ucap Jatmiko.
Menurutnya, pola single manajemen dan keberanian PTPN V dalam memberikan jaminan dan transparansi pembiayaan, jaminan bibit unggul dan jaminan produktivitas kepada para petani, menjadi alasan utama bagi para petani untuk meremajakan sawit mereka kepada perusahaan.
"Kita berikan jaminan produktivitas. Jika produktivitas sawit mitra berada di bawah standar nasional, kita ganti. Pada 2019 kemarin, rerata produktivitas petani kita mencapai 23,25 ton TBS per hektare pertahun," tegasnya.
Selain itu, Jatmiko juga menjelaskan perusahaan yang 100 persen telah mengantongi sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) tersebut turut menyiapkan bibit unggul bersertifikat bagi para petani.
Bahkan, lanjut dia, PTPN V telah membangun tujuh sentra yang menampung 1,5 juta bibit unggul dan siap untuk dilepas ke petani sawit Riau dengan harga yang murah.
Tak hanya itu, program lainnya PTPN V juga memboyong teknologi pemetaan geospasial ke tengah perkebunan sawit plasma. Penggunaan teknologi drone dimaksudkan agar mendapatkan data yang presisi sehingga petani tidak salah mengambil langkah dalam berkebun.
"Saat ini realisasi peremajaan sawit rakyat PTPN V adalah yang terbesar di lingkungan Perkebunan negara, dan program PSR kita menjadi rujukan bagi PTPN grup. Bahkan, GAPKI turut mendukung dan mengapresiasi program yang telah kita jalankan saat ini," paparnya.
Tidak hanya berfokus pada sawit rakyat yang memang memegang porsi besar dalam industri sawit nasional, di tahun 2020 PTPN V juga menggandeng para UMKM lokal untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat. Seperti mengadakan kontrak kerja sama dengan pandai besi setempat untuk memasok seluruh alat panen Perusahaan.
"Tahun 2020 tahun perjuangan. Pandemi Covid 19 mengubah semuanya. Tapi PTPN V akan senantiasa menempuh berbagai langkah untuk dapat menjadi bagian dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang tengah digalakkan pemerintah", tutup Jatmiko.
Baca juga:
Dituding Curi Sawit, Kaki Seorang Warga Rohil Putus Ditebas Parang
Harga CPO dan Biji Kakao Meroket di Januari 2021
Walhi: Lahan di Kalsel Sisa 29 Persen, 1,82 Juta Dikuasai Tambang dan Kelapa Sawit
Wamendag Waspadai Kampanye Negatif Kelapa Sawit Indonesia di Swiss
KLHK: Sejak 1990-2019, Luas Hutan Alam di Kalimantan Selatan Turun 62,8 Persen
Istana Klaim Pemerintahan Jokowi Tak Obral Izin Sawit dan Tambang