Miliarder Ini Beri Nasihat Sederhana Capai Kesuksesan di 2025, Semua Orang Pasti Bisa
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi terus berkembang, kemampuan interpersonal tetap menjadi aspek yang tidak dapat tergantikan dalam dunia kerja.
Miliarder teknologi dan salah satu pendiri Infosys, Nandan Nilekani memberikan nasihat yang sederhana namun berharga untuk mencapai kesuksesan di tengah perubahan besar yang dipicu oleh teknologi dan kecerdasan buatan (AI).
"Saya bangun setiap pagi dengan keinginan untuk mempelajari hal-hal baru, dan saya menjaga pikiran saya tetap terbuka," ungkap Nilekani dalam wawancaranya dengan CEO LinkedIn, Ryan Roslansky, di episode buletin The Path.
-
Bagaimana orang kaya yang sederhana mengelola keuangan mereka? Meskipun mereka mungkin memiliki berbagai investasi, seperti real estate, saham, atau usaha, mereka tetap berhati-hati dalam mengatur pengeluaran sehari-hari.
-
Gimana sifat kehati-hatian membantu orang kaya mengelola keuangan? Sementara pendidikan memiliki hubungan penting dengan tingkat pendapatan, mungkin saja kehati-hatian lebih membantu dalam mengelola pengeluaran dan perawatan dengan tabungan dan investasi.
-
Apa yang menjadi fokus utama orang kaya dalam pengelolaan keuangan? Orang kaya tidak hanya fokus pada pengeluaran dan pendapatan harian, tetapi juga melihat bagaimana semua itu dipadukan dalam jangka panjang. Mereka berinvestasi sebagai portofolio, dan memastikan instrumen yang mereka investasikan membuat kinerja keuangan mereka lebih baik.
-
Kenapa orang kaya tetap punya utang? Utang tidak selamanya identik dengan ketidakmampuan. Utang produktif dalam bentuk permodalan usaha yang membutuhkan perputaran uang yang sangat cepat, memang dibutuhkan dalam berbagai bentuk usaha.
-
Kekayaan apa yang dimiliki oleh 1% orang terkaya di dunia? 1% orang terkaya memiliki hampir separuh kekayaan dunia. Sementara separuh orang termiskin dunia hanya memiliki 0,75% Faktanya, mereka memperoleh kekayaan hampir dua kali lipat dalam bentuk uang baru dibandingkan dengan 99% total penduduk di dunia ini.
-
Mengapa orang kaya menghindari utang? Utang bisa menjadi beban besar, terutama dengan bunga kartu kredit yang tinggi. Pada Februari 2024, tingkat bunga rata-rata kartu kredit mencapai 22,63 persen, yang berarti bahwa utang sebesar USD10.000 bisa berujung pada pembayaran bunga sebesar USD6.787 dalam lima tahun. Oleh karena itu, orang kaya sangat selektif dan menghindari hutang, karena mereka tidak ingin membuang uang untuk pembayaran bunga.
Pernyataan tersebut dikutip dari CNBC pada Rabu (1/1). Pria berusia 69 tahun ini memiliki perjalanan karier yang mengesankan. Setelah menyelesaikan pendidikan di IIT Bombay pada 1978, ia memulai karier di perusahaan teknologi sebelum mendirikan Infosys pada 1981 bersama N.R. Narayana Murthy.
Infosys kini menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka di India. Di tahun 2009, Nilekani menciptakan Aadhaar, sistem identifikasi biometrik terbesar di dunia.
Meski demikian, Nilekani menekankan bahwa keberhasilannya tidak hanya berasal dari keterampilan bisnis, tetapi juga dari rasa ingin tahunya yang besar.
"Saya seorang pengusaha yang tidak disengaja. Bukan karena saya ingin menjadi pengusaha, tetapi setelah melakukannya, saya menyadari bahwa inilah panggilan hidup saya," jelasnya.
Soft Skill Lebih Penting dari Sebelumnya
Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan AI, banyak pekerjaan yang berisiko tergantikan oleh otomatisasi. Namun, Nilekani meyakini bahwa soft skill seperti rasa ingin tahu, empati, dan kemampuan beradaptasi akan menjadi kunci sukses di masa depan.
"Masa depan adalah tentang apa yang hanya dapat dilakukan manusia," kata Nilekani.
"Empati, kasih sayang, menghubungkan titik-titik, tetaplah ingin tahu, terhubung, dan relevan," tambahnya.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi terus berkembang, kemampuan interpersonal tetap menjadi aspek yang tidak dapat tergantikan dalam dunia kerja.
Diperkuat Miliarder Lainnya
Pandangan ini juga diperkuat oleh beberapa miliarder lainnya, termasuk Mark Cuban dan CEO Amazon, Andy Jassy.
"Saya tidak tahu pasti ke mana AI akan membawa kita, tetapi saya tahu saya harus tetap memperhatikan, tangkas, ingin tahu, dan mampu beradaptasi," kata Cuban dalam sebuah pernyataan pada bulan Oktober.
Andy Jassy menambahkan bahwa individu yang enggan untuk mempelajari keterampilan baru dan memahami lingkungan di sekitar mereka akan mengalami stagnasi.
Menurut data dari Pew Research Center, pada tahun 2022, sekitar 19 persen profesional di Amerika bekerja di sektor yang paling terpengaruh oleh AI, dan angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat. Oleh karena itu, Nilekani menekankan bahwa semangat untuk belajar adalah investasi terbaik untuk masa depan.