Jadi Kunci Hadapi Masa Depan, Ini Dia Soft Skills Bernilai Tinggi di Mata Perusahaan & Pekerja
Pekerja merasa bahwa soft skills mereka sudah memadai, sementara perusahaan menilai masih ada potensi pengembangan yang perlu dilakukan.
Kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil semakin mendesak seiring dengan keinginan perusahaan untuk bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Menurut laporan "Future Skills Index of Indonesian Talents" yang disusun oleh Mekari, Skilvul, dan Int Labs, serta difasilitasi oleh Ravenry sebagai mitra riset pasar, mengungkap adanya perbedaan persepsi, atau perception gap antara pekerja dan perusahaan mengenai tingkat soft skills yang diperlukan untuk kolaborasi di tempat kerja dan adaptasi terhadap dinamika industri.
-
Apa keterampilan yang dianggap penting oleh perusahaan di Indonesia? Menariknya adalah sebanyak 69 persen pemimpin perusahaan di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI.
-
Apa saja yang perlu diperhatikan pekerja? Mengutip CNBC, pencari kerja bisa menilai perusahaan itu baik atau buruk dengan memperhatikan rentang waktu rekruitmen. Mencari tahu penyebab jabatan ini sering kosong.
-
Bagaimana cara mempersiapkan diri untuk dunia kerja? Persiapan Diri dengan Baik: Selama masa kuliah, belajar dengan tekun dan manfaatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan tambahan. Rencanakan dengan baik pencarian pekerjaan, termasuk pembuatan CV yang kuat dan surat lamaran kerja yang menarik.
-
Apa yang penting untuk sukses dalam karier? Berdasarkan informasi dari CNBC pada Rabu (13/11/2024), banyak pemimpin perusahaan yang mempertimbangkan cara berkomunikasi saat menentukan siapa yang pantas mendapatkan tanggung jawab besar.
-
Siapa yang memberikan tips untuk pekerja? Pelatih karir dan pakar resume, Steven Leitch menuturkan, lamanya waktu tunggu setelah wawancara adalah akibat langsung dari persaingan pasar tenaga kerja yang sangat kompetitif.
-
Apa kata-kata promosi diri tentang keahlian yang dapat digunakan saat melamar pekerjaan? Kata-kata Promosi Diri untuk Melamar Kerja tentang Keahlian 1. Saya memahami pentingnya menjadi interaktif dan menikmati berkomunikasi dengan orang lain untuk kepentingan perusahaan.2. Meskipun saya menganggap pekerjaan saya serius, saya memiliki selera humor yang baik. 3. Saya menanamkan kepercayaan pada orang lain dan menghadapi tantangan baru dengan pikiran terbuka.4. Saya terbiasa mengoperasikan aplikasi desain grafis seperti Adobe Illustrator, Photoshop, In Design dan Corel Draw. Memiliki pengalaman sebagai freelance desain grafis di perusahaan percetakan foto online.5. Saya terbiasa dengan program MS Office. Saya memiliki pengalaman bekerja mengoperasikannya selama dua tahun. Hal ini membuat saya bisa bekerja secara tim maupun individu.6. Memiliki kemampuan pemrograman PHP dan Javascript. Pernah magang di PT XL Axiata Jakarta selama tiga bulan dan bergabung dengan tim IT support. Saya juga terbiasa mengoperasikan OS Linux dan jaringan IT. 7. Saya bisa menulis dengan cepat. Saya sudah berpengalaman di media ternama di Indonesia. Sehingga saya bisa bekerja lebih efisien dan profesional.8. Saya seorang copywriter kreatif dengan pengalaman pemasaran dan periklanan selama lima tahun, berspesialisasi dalam konten digital dengan minat besar pada media sosial.9. Saya akan bekerja keras untuk kemajuan perusahaan.10. Fresh Graduate jurusan S1 Bahasa Inggris. Dapat menulis dan berbicara bahasa Inggris dengan baik. Juga memiliki kemampuan menulis artikel hard news yang bagus, dan mengerti fotografi serta bisa mengedit.
Penelitian ini melibatkan survei terhadap perusahaan dan pekerja, mengelompokkan soft skills atau keterampilan non-teknis ke dalam 23 kategori. Berdasarkan temuan tersebut, pekerja merasa bahwa soft skills mereka sudah memadai, sementara perusahaan menilai masih ada potensi pengembangan yang perlu dilakukan.
Head of Business Mekari Talenta, Stevens Jethefer menekankan pentingnya keselarasan persepsi antara pekerja dan perusahaan dalam menghadapi masa depan dunia kerja di Indonesia. Menurutnya, sinergi ini akan mempersiapkan kedua pihak menghadapi tantangan industri yang terus berkembang.
"Indonesia bertujuan menjadi pemain besar di ekonomi global, dan pekerja yang bertalenta adalah motor penggerak menuju hal tersebut. Pekerja harus memiliki bukan saja keterampilan teknis, namun juga soft skills yang memungkinkan mereka beradaptasi dan berinovasi di industri yang berubah dengan cepat. Perusahaan pun memainkan peran kunci dengan menyediakan lingkungan dan sumber daya yang mendukung pengembangan keterampilan pekerja,” ujar Stevens dalam pernyataannya, Jumat (18/10).
Riset terbaru menunjukkan survei terhadap pekerja dari beragam sektor, mulai dari pekerja kantor hingga pabrik, serta berbagai kelompok generasi, termasuk Gen X (44–69 tahun) hingga Gen Z (20–27 tahun). Fokus riset adalah mengukur persepsi tentang keterampilan non-teknis yang paling penting dan langkah proaktif yang dapat diambil perusahaan untuk mengurangi kesenjangan persepsi atas penguasaan *soft skills* ini.
Ketika diminta menilai keterampilan yang paling penting, sebanyak 55,3 persen pekerja menyebut komunikasi sebagai keterampilan utama, disusul kreativitas dan inovasi 27,4 persen, serta pemikiran kritis dan pemecahan masalah 25,7 persen.
Pekerja meyakini keterampilan ini membantu mereka menjalankan tugas dengan baik dan berkolaborasi dengan tim lintas divisi, yang pada akhirnya berkontribusi pada tercapainya tujuan organisasi.
Stevens menambahkan keterampilan komunikasi sangat penting dalam konteks budaya Indonesia. Dalam budaya Indonesia, kemampuan untuk menghindari konflik, menghormati hierarki, dan menjaga hubungan interpersonal merupakan aspek penting yang harus dikuasai oleh setiap individu.
Dari sisi perusahaan, keterampilan komunikasi justru mendapat prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pandangan pekerja. Sebanyak 65 persen perusahaan lintas sektor menilai bahwa komunikasi adalah keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh pekerja di setiap peran dan posisi.
"Sebuah riset terpisah menunjukkan bahwa para eksekutif bisnis menghabiskan 75 persen dari waktu kerja mereka untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan," lanjut Stevens.
Kreativitas
Selain komunikasi, perusahaan juga menggarisbawahi pentingnya kreativitas dan inovasi 27,4 persen serta pemikiran kritis dan pemecahan masalah 23,9 persen. Dua keterampilan ini dinilai sangat berpengaruh terhadap daya saing perusahaan di pasar.
Ketika persepsi keterampilan dibandingkan lintas generasi, riset menemukan bahwa generasi senior, khususnya Gen X, lebih menekankan pentingnya kreativitas dan inovasi. Sebanyak 21,2 persen responden dari kelompok Gen X menilai keterampilan ini sangat penting, lebih tinggi dibandingkan dengan Gen Y 18,6 persen dan Gen Z 15,9 persen.
“Hal ini mencerminkan tingkat karir, di mana Gen X umumnya sudah berada di puncak karir yang menuntut keterampilan yang identik dengan seorang pemimpin,” tambah Stevens.
Meskipun terdapat perbedaan prioritas antar generasi, setiap kelompok pekerja sepakat bahwa fleksibilitas dan adaptabilitas akan menjadi keterampilan kunci di masa depan. “Sebesar 16,4 persen responden dari Gen Z menyatakan adaptabilitas dan fleksibilitas sangat diperlukan untuk menjaga keberhasilan karir mereka, diikuti oleh Gen Y dengan 15,1 persen dan Gen X sebesar 13,7 persen,” kata Stevens.
Riset juga mengungkap pekerja di Indonesia memiliki keinginan kuat untuk terus mengembangkan keterampilan mereka agar siap menghadapi tantangan masa depan. Hingga 68 persen pekerja menyatakan telah mengikuti program pelatihan yang disediakan perusahaan, menunjukkan adanya komitmen bersama antara pekerja dan perusahaan dalam meningkatkan kompetensi.
Dengan fokus pada pengembangan soft skills, baik pekerja maupun perusahaan semakin siap menghadapi perubahan cepat di industri, memperkuat daya saing nasional, dan mencapai tujuan bersama dalam ekonomi global.