Miris, Anak Muda Indonesia Banyak Terjerat Judol Gara-Gara FOMO, FOPO, dan YOLO
Kecanduan judi oline sangat merusak tatanan kehidupan.
Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sebanyak 6.348 aduan terkait pinjaman online (pinjol) yang berasal dari masyarakat berusia 26-35 tahun.
"Hal ini cukup mengkhawatirkan karena pada usia rentang tersebut sudah menggunakan pinjol ilegal," Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen (PEPK) OJK, Friderica Widyasari Dewi, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/1).
Selain itu, dia menyebut maraknya judi online juga perlu diwaspadai karena sangat merusak tatanan kehidupan apalagi kalau sudah kecanduan.
"Judol ini sangat mudah dibuat dan bisa dekat kepada anak-anak muda melalui aplikasi seperti game online dan sarana aktivitas dunia digital lainnya," terang dia.
Akibat Prinsip FOMO, FOPO, dan YOLO
Kiki sapaan akrabnya ini menyebut salah satu tantangan bagi anak muda adalah anak muda ini rentan terkena fear of missing out (FOMO), fear of other people’s opinions (FOPO), dan you only live once (YOLO), yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan menjadi kurang bijak.
"Anak muda menjadi rentan terjerat kejahatan keuangan digital tanpa bekal pengetahuan keuangan yang cukup," imbuh dia.
Menurutnya, hal tersebut menjadi latar belakang mengapa diperlukan upaya bersama dari Pemerintah maupun stakeholders terkait untuk meningkatkan literasi keuangan secara masif dan menyeluruh.
KiKi menambahkan benteng yang paling mudah adalah dengan mengenal dan selalu ingat 2L yaitu Legal dan Logis atau simply bisa kontak layanan konsumen OJK yaitu telepon ke nomor 157 atau whatsapp ke 081-157157157 dan bisa juga cek ke website atau media sosial OJK dan SATGAS PASTI.
"Untuk masa depan keluarga yang lebih cerah, mari anak-anak muda untuk memulai kebiasaan-kebiasan baik mengelola keuangan antara lain memaksakan diri untuk menyisihkan penghasilan kita untuk menabung/berinvestasi dan yang paling penting adalah bisa membedakan yang mana keinginan dan kebutuhan," imbau Kiki.