Neraca Pembayaran Triwulan IV Diprediksi Bank Indonesia Surplus USD 4 M
Bank Indonesia (BI) memprediksi neraca pembayaran mampu surplus hingga USD 4 miliar. Dia mengatakan meskipun defisit transaksi berjalan masih lebih tinggi dari 3 persen terhadap PDB di kuartal IV/2018, tapi arus modal asing dari bentuk PMA, investasi portofolio maupun lainnya itu jauh lebih besar.
Bank Indonesia (BI) memprediksi neraca pembayaran mampu mencatatkan surplus di triwulan IV tahun 2018. Neraca pembayaran bisa surplus hingga USD 4 miliar.
"Neraca pembayaran kuartal empat tahun ini akan mengalami surplus kurang lebih sekitar USD 4 miliar," Gubernur BI, Perry Warjiyo di Gedung BI, Jakarta, Jumat (28/12).
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Dia menjelaskan, meskipun defisit transaksi berjalan masih lebih tinggi dari 3 persen terhadap PDB di kuartal IV/2018, tapi arus modal asing dari bentuk PMA, investasi portofolio maupun lainnya itu jauh lebih besar.
Itulah yang mengerek kinerja neraca pembayaran Indonesia sehingga keseluruhan neraca pembayaran di kuartal IV tahun 2018 yang diperkirakan akan mengalami surplus sekitar USD 4 miliar.
Bank Indonesia yakin Surplus neraca pembayaran ini akan berimbas pada nilai tukar Rupiah yang lebih stabil dan menguat. "Dan itu akan membawa Rupiah yang stabil dan menguat," tandasnya.
Baca juga:
Inflasi Minggu Ke-IV Desember Tercatat Sebesar 0,56 Persen
BI Prediksi The Fed Naikkan Suku Bunga Hingga 3 Kali di 2019
Antisipasi Akhir Tahun, Bank Indonesia Tambah Jam Layanan
BI Siapkan Uang Tunai Rp 101 Triliun Hadapi Libur Natal Tahun Baru
Bos BI: Rupiah Stabil Cenderung Menguat Meski Masih Terjadi Ketidakpastian Global
BI: Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga & Risiko Kredit Bank Terkelola Baik
Bank Indonesia Catat Pertumbuhan Triwulan IV Tetap Kuat Ditopang Persiapan Pemilu