Neraca Perdagangan Surplus, KSP Sebut Ini Sinyal Pemulihan Ekonomi Indonesia
Tak hanya itu, Indonesia juga menikmati surplus perdagangan dengan mitra dagang seperti Amerika Serikat yang surplus hingga USD 1,2 miliar.
Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Panutan Sulendrakusuma mengklaim sinyal pemulihan ekonomi Indonesia semakin jelas terlihat. Terutama dari catatan surplus perdagangan yang mencapai USD 2,19 miliar per April 2021.
Tak hanya itu, Indonesia juga menikmati surplus perdagangan dengan mitra dagang seperti Amerika Serikat yang surplus hingga USD 1,2 miliar.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Apa tugas utama Perlanja Sira dalam konteks perdagangan di Sumatra Utara? Peran Perlanja Sira begitu penting, pasalnya merekalah yang membawa barang-barang dagangan dari pedalaman menuju ke pesisir atau dermaga agar sampai ke tangan pedagang.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
"Pemerintah optimis kondisi perekonomian Indonesia akan terus mengalami perbaikan yang signifikan," katanya dalam pesan singkat, Senin (24/5).
Selain surplus perdagangan dengan Amerika, Indonesia kata dia juga menikmati surplus perdagangan dari Filipina yaitu USD 554 juta dan India USD 439,9 juta. Namun dengan beberapa negara lain mengalami defisit, seperti dengan China defisit USD 652,1 juta, Australia USD 418,3 juta, dan Thailand USD 248,1 juta.
Dia merinci, surplus perdagangan Indonesia tidak lepas dari kinerja ekspor yang terus membaik. Pada April 2021, total ekspor Indonesia mencapai USD 18,48 miliar atau naik sebesar 0,69 persen dari posisi Maret 2021.
"Sementara jika dibandingkan dengan April 2020, total ekspor pada April 2021 meningkat 51,94 persen dengan rincian ekspor non migas meningkat 51,08 persen sedangkan ekspor migas meningkat 69,60 persen," bebernya.
Kemudian berdasarkan kelompok komoditi, ekspor non migas April 2021 mencapai USD 17,52 miliar. Dia mencatat, angka tersebut meningkat 0,44 persen dibandingkan Maret 2021 sedangkan ekspor migas mencapai USD 960 juta. Hal tersebut kata dia meningkat 5,34 persen dari Maret 2021.
"Ini membuktikan konsistensi langkah pemerintah untuk memulihkan ekonomi di tengah ketidakpastian dan dinamika pemulihan ekonomi global," ungkapnya.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas April 2021 terhadap Maret 2021 terjadi pada komoditas besi dan baja (HS72) sebesar USD 246,2 juta atau naik 17,50 persen. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati (HS15) sebesar USD 398,3 juta atau turun 13,81 persen.
Ekspor Terbesar
Sepanjang periode Januari – April 2021, ekspor terbesar yaitu menuju ke China dengan nilai USD 3,93 miliar, ke Amerika Serikat yaitu USD 2,03 miliar dan Jepang USD 1,32 miliar. Kontribusi ekspor ke tiga negara tersebut mencapai 41,56 persen terhadap total nilai ekspor. Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa berturut-turut sebesar USD 3,59 miliar dan USD 1,39 miliar.
Panutan juga menyampaikan, sinyal pemulihan ekonomi terus menguat dari kenaikan impor bahan baku/penolong dan barang modal. Pada April 2021 impor barang bahan baku/penolong naik 33,24 persen dan impor barang modal meningkat 11,55 persen dibandingkan dengan bulan April 2020.
"Peningkatan impor yang tinggi pada kelompok bahan baku/penolong dan barang modal menunjukkan pemulihan ekonomi yang cukup buat pada triwulan II/2021 ini," jelasnya.
Sebagai catatan, pada bulan April 2021, total impor mencapai US$16,29 miliar. Jika dibandingkan dengan April 2020, total impor meningkat 29,93 persen dengan rincian impor non migas meningkat 22,10 persen sedangkan impor migas meningkat 136,86 persen.