Nilai belanja iklan televisi selama Ramadan tembus Rp 7 triliun
Belanja iklan TV produk Marjan menempati posisi teratas mencapai Rp 428,190 miliar.
Produk sirup Marjan menjadi yang paling boros dalam belanja iklan untuk promosi pada Ramadan tahun ini. Dari data Adstensity milik PT Sigi Kaca Pariwara menyebutkan belanja iklan TV produk Marjan menempati posisi teratas mencapai Rp 428,190 miliar, angka ini naik dari posisi sebelumnya Rp 207,022 miliar.
Meski Dolar tengah melambung, ekonomi melambat, dan daya beli menurun ternyata tidak menyurutkan sejumlah industri untuk melakukan belanja iklan di televisi. Buktinya, pada dua minggu menjelang Ramadan, total belanja iklan di 13 televisi nasional mencapai Rp 3,030 triliun.
"Tapi, selama Ramadan berlangsung belanja iklan (total) menembus angka Rp 7,039 triliun," ungkap Direktur Sigi Kaca Pariwara, Sapto Anggoro, dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (19/7).
Dia mengatakan produk Marjan mampu menguasai pangsa pasar pembelanjaan iklan sampai 6 persen dari total sekitar 300-an pengiklan di layar televisi.
"Marjan telah mencuri start momentum Ramadan sejak 9 Mei 2015 lalu. Pada saat itu Marjan mengeluarkan klip iklan terbaru bertema gadis Minang yang bermain sepak takraw," ujarnya.
Kemudian belanja iklan terboros kedua adalah Traveloka. Bisnis penyedia jasa layanan hotel dan transportasi ini belanja iklannya meroket selama Ramadan, menembus Rp 156,017 milliar. Padahal pada periode dua minggu sebelum Ramadan belanja iklan Traveloka hanya mencapai Rp 17,011 milliar. Uniknya total belanja iklan industri tour and travel selama Ramadan hanya mencapai Rp 163,224 milliar.
"Hal ini berarti bahwa 95 persen belanja iklan industri tour & travel disumbang oleh Traveloka," jelas dia.
Peringkat ketiga adalah Dancow 1+. Meskipun bukan produk untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri, belanja iklan untuk produk ini mencapai Rp 148,663 miliar. Jumlah yang jauh lebih besar dibanding total belanja sektor industri otomotif yang hanya mencapai Rp 121,424 milliar.
Diketahui bahwa sekira dua minggu menjelang Ramadan (4-17 Juni 2015) jumlah belanja kotor iklan di 13 tv nasional mencapai Rp 3,030 triliun. Dari total belanja sebesar itu, tiga tv yang mendapat kue iklan paling besar antara lain, SCTV sebesar 14,18 persen, RCTI memperoleh 13,52 persen, dan MNC TV meraih 12,78 persen. Sedangkan kue iklan paling kecil diterima TVRI dengan bagian kurang dari 1 persen.
Selama Ramadan berlangsung (18 Juni-16 Juli 2015) belanja kotor iklan di 13 tv nasional naik menjadi Rp 7,039 triliun dibanding dua minggu sebelumnya. Dari angka itu, tiga stasiun tv yang mendapatkan kue iklan terbesar antara lain, RCTI Rp 1,049 triliun, SCTV memperoleh Rp 907,6 milliar, dan MNCTV kebagian Rp 885,220 milliar. Sedangkan TVRI paling rendah dengan angka Rp 4,818 miliar.
Dilihat dari sisi grup media, Group MNC (RCTI, GlobalTV dan MNCTV) memperoleh Rp 2,503 triliun. Grup Emtek (Indosiar dan SCTV) mendapatkan Rp 1,752 triliun. Group Trans Corp (TransTV dan Trans 7) Rp 1,126 triliun, Viva Group (TV One dan ANTV) kebagian Rp 1,039 trilliun.
Sementara itu, dari sisi jumlah tayang iklan selama Ramadan, klip iklan Marjan Coco Pandan berdurasi 15 detik tercatat paling sering muncul di banding merek lain. Merek dagang ini tampil sebanyak 5157 kali tayang selama Ramadan. Dua minggu sebelum Ramadan jumlah tayang iklan tersebut baru mencapai 3362 kali tayang.
Dari sisi industrial, selama Ramadan ada tiga sektor industri yang belanja iklannya tertinggi. Industri minuman tercatat sebagai pembelanja iklan terbesar dengan angka mencapai Rp 1,779 triliun. Di posisi kedua industri personal care dengan total belanja iklan Rp1,176 triliun dan industri industri makanan olahan mencapai Rp 585,273 milliar.
Salah satu catatan penting di sektor industrial adalah kinerja iklan dalam sektor industri ritel. Sebagaimana diketahui sektor industri ini berkaitan langsung dengan pelayanan konsumsi masyarakat menjelang dan selama Ramadan.
Dari 24 produk yang melakukan spending, total belanja iklan industri ritel mencapai Rp170,424 milliar. Artinya bahwa belanja iklan rata-rata masing-masing produk menembus angka Rp 17.555 miliar selama Ramadan berlangsung. Angka ini relatife tinggi dibanding bulan Mei lalu yang hanya mencapai 148,661 milliar.
Hal lain yang menarik dicatat dalam industri ritel adalah persaingan antara e-commerce dan ritel offline. Bila ditotal belanja kotor e-commerce (OLX, Tokopedia, Blibli, Bukalapak, Elevenia, Lazada, dan blanja.com) di pasar iklan televisi mencapai Rp 291,537 milliar. Sementara ritel-ritel offline (Matahari, Carrefour, Giant, Alfa Mart) belanja iklannya lebih rendah, Rp 41,155 milliar. Angka ini juga mengindikasikan bahwa industri e-commerce memang sedang bertumbuh.
Perlu diketahui bahwa angka di atas diperoleh Adstensity berdasarkan rekaman semua iklan tvc di 13 stasiun tv nasional yakni RCTI, SCTV, Indosiar, MNC TV, TransTV, Trans7, Global TV, MetroTV, TVOne, ANTV, KompasTV, Net TV, dan TVRI. Adstensity mencatat volume iklan dan harga iklan sesuai dengan data yang dipublikasikan (publish rate), sehingga nilai yang tercatat adalah nilai bruto. Selain itu, penyebutan nama-nama produk di atas tidak dimaksudkan untuk tujuan komersial atau soft campaign, terlebih sebagai dukungan informasi semata.