November, PGN dan Pertagas mulai bangun pipa gas Duri-Dumai
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan PT Pertamina Gas merealisasikan proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi Duri-Dumai di Riau sepanjang 67 kilometer. Proses peletakan batu pertama (groundbreaking) akan dimulai pada November.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan PT Pertamina Gas merealisasikan proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi Duri-Dumai di Riau sepanjang 67 kilometer. Proses peletakan batu pertama (groundbreaking) akan dimulai pada November.
"Awal November PGN memulai pengerjaan proyek pipa transmisi gas bumi dari Duri ke Dumai sepanjang 67 Km. Pembangunan proyek ini diperkirakan memakan waktu 12 bulan. Target kami 1 Oktober 2018 gas bumi sudah mengalir ke pelanggan PGN di Dumai," kata Direktur Komersial PGN Danny Praditya dikutip Antara, Selasa (24/10).
Menurutnya, pembangunan pipa transmisi ini bisa segera dilaksanakan karena proses pembebasan lahan sudah hampir selesai. Apalagi, pembangunan ruas pipa Duri-Dumai ini akan menggunakan lahan jalur tol Pekanbaru-Dumai.
"Kami bersinergi dengan PT Hutama Karya sebagai pihak yang membangun tol tersebut," kata Danny.
Danny mengatakan, selain itu urusan perizinan pun sudah tidak ada masalah. Saat ini, lanjutnya, PGN sudah mengantongi seluruh izin yang diperlukan. "Kami sudah pegang izin prinsip dari pemerintah wilayah dan izin lingkungan dan perizinan lainnya," tegasnya.
Proyek pembangunan pipa gas transmisi Duri-Dumai merupakan kerja sama BUMN antara PGN dengan PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Gas. Kerja sama ini merujuk pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 4975 K/12/MEM/2016. Pada Juni lalu, kedua BUMN ini telah menandatangani Head of Agreement (HoA).
Rencananya PGN dan Pertamina akan membangun pipa transmisi sepanjang 67 kilometer. Investasi yang bakal dikucurkan mencapai USD 76 juta atau setara Rp 1,02 triliun.
Dana pembangunan pipa bersumber dari kas internal masing-masing perusahaan. Sesuai porsi kepemilikan, PGN akan mendapat porsi 40 persen pada proyek tersebut, sementara Pertamina mendapat 60 persen.
Gas yang akan dialirkan ke pipa ini berasal dari Blok Corridor yang dikelola oleh ConocoPhilips di Sumatera Selatan. Selain itu, akan ada tambahan gas dari Blok Bentu yang dioperasikan oleh Energi Mega Persada (EMP).
Total pasokan gas yang akan mengalir ke jaringan pipa transmisi tersebut sekitar 200 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Gas tersebut akan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan industri di Riau, kebutuhan pelabuhan, industri petrokimia, dan kebutuhan operasional kilang Dumai Pertamina.
"Pada prinsipnya di sisi PGN sudah siap, tinggal menunggu kesiapan dari mitra," jelas Danny.
Tidak hanya di Dumai, saat ini PGN juga sedang mengembangkan infrastruktur pipa transmisi gas bumi West Natuna Transmission System (WNTS) ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau. PGN juga mengembangkan pipa gas bumi di Muara Karang-Muara Bekasi sepanjang 42 km. PGN juga masih dalam proses membangun jaringan pipa distribusi gas bumi di Pasuruan, Mojokerto.
-
Kenapa Pertamina Patra Niaga menambah stok di SPBU dan agen LPG? Di seluruh lembaga penyalur baik SPBU dan Agen LPG, stok juga ditambah 2-3 hari dari normal untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi masyarakat.
-
Dimana Pertamina menambah stok LPG? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga membangun tanki BBM dan LPG di Indonesia Timur? Apalagi kita tahu, Indonesia ini negara kepulauan dengan salah satu pola distribusi energi tersulit di dunia, jadi dengan adanya storage di lokasi-lokasi Indonesia Timur ini akan sangat berdampak terhadap ketersediaan bahan bakar bagi masyarakat.
-
Bagaimana Pertamina Patra Niaga memastikan kelancaran pembangunan Terminal LPG di Bima dan Kupang? Langkah ini merupakan lanjutan dari kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan Kejaksaan dalam memastikan kelancaran Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) pada tahun 2020 lalu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan, Pertamina Patra Niaga saat ini mengenban tugas dan amanah menjaga ketahanan dan menyalurkan energi diseluruh negeri, salah satunya lewat hadirnya terminal LPG di wilayah Indonesia Timur.
-
Kenapa Pertamina melakukan pengujian ulang terhadap tabung gas elpiji? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
-
Kapan Tim Satgas Nataru Pertamina Patra Niaga mulai aktif? Peran Tim Satgas Nataru menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat, karena menurut prediksi, pergerakan masyarakat di masa kali ini meningkat 43% dibandingkan tahun lalu. Tim Satgas Pertamina Patra Niaga aktif mulai 15 Desember hingga 7 Januari 2024 menjadi tulang punggung kelancaran distribusi energi dan akan berupaya ekstra dalam memastikan seluruh kebutuhan BBM, LPG, dan Avtur masyarakat terpenuhi dengan baik," jelas Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso, Jumat (15/12) dalam pembukaan Posko Nasional Sektor ESDM Periode Nataru 2023/2024.
Baca juga:
Adhi Karya nilai berlebihan BUMN disebut kuasai proyek infrastruktur
Rekomendasi Rembuk Nasional 2017, Presiden Jokowi diminta 'matikan' BUMN bermasalah
Holding BUMN jadi ancaman penerimaan pajak Indonesia
BTN berkomitmen terus lahirkan pengusaha properti muda
Heboh debit 'Tunggakan by rek' sebesar Rp 1.000, ini penjelasan BNI
Harga lelang frekuensi dimenangkan Telkomsel dinilai wajar dan masih murah