Pabrikan Otomotif China, Jepang, Korsel dan Eropa Siap Investasi Rp 139 T
Kemenperin telah mengantongi sekitar Rp 137,94 triliun komitmen investasi dari perusahaan otomotif asal Jepang, Korea Selatan dan China. Rinciannya dari Jepang sebesar Rp 116,1 triliun (83,31 persen), disusul Korea Selatan sebesar Rp 10,54 triliun (7,56 persen), dan China sebesar Rp 11,3 triliun (8,11 persen).
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengantongi sekitar Rp 137,94 triliun komitmen investasi dari perusahaan otomotif asal Jepang, Korea Selatan dan China. Rinciannya dari Jepang sebesar Rp 116,1 triliun (83,31 persen), disusul Korea Selatan sebesar Rp 10,54 triliun (7,56 persen), dan China sebesar Rp 11,3 triliun (8,11 persen).
Sementara ada juga investasi dari Uni Eropa dan dalam negeri, yakni sebesar Rp 1,42 triliun (1,02 persen). Total, sampai saat ini, terdapat 21 industri perakitan kendaraan roda empat atau lebih dengan investasi mencapai Rp 139,36 triliun.
-
Kapan orang kaya berinvestasi? Orang kaya berinvestasi untuk jangka panjang dan tidak panik saat pasar bergejolak.
-
Bagaimana Kementerian Investasi meyakinkan investor tentang kelanjutan proyek IKN? “Saya tidak melihat dalam waktu yang singkat ini, itu berpengaruh (investasi di IKN),” kata Nurul dilansir Antara, Selasa (4/6).
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Bagaimana cara memastikan keamanan investasi dalam manajemen keuangan? Untuk memastikan keamanan investasi, yaitu, dana harus diinvestasikan dalam usaha yang aman sehingga tingkat pengembalian yang memadai dapat dicapai.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Mengapa Apple melakukan investasi di Indonesia? Untuk dapat memasarkan produknya di Indonesia, Apple melakukan hal yang berbeda dengan yang umumnya dilakukan dengan perusahaan smartphone lainnya.
Dalam hasil lawatan ke Jepang, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita berhasil memegang komitmen investasi dari Mitsubishi Motor Company (MMC) sebesar Rp 10 triliun yang akan direalisasikan pada 2022-2025. Selanjutnya, Toyota Motor Corporation (TMC) akan menambah investasi Rp 27,1 triliun untuk 5 tahun ke depan (2022-2026).
"Mitsubishi terus merealisasikan komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis produksi mobil hybrid dan meningkatkan pasar ekspor. Termasuk melakukan perluasan pasar ekspor baru, dari 30 menjadi 39 negara sampai dengan tahun 2024," ujar Menperin Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/7).
Selain dari Jepang, pelaku otomotif Korea Selatan juga terus meningkatkan penanaman modalnya di Indonesia. Perusahaan kendaraan asal Korea Selatan, Hyundai, telah mulai memproduksi kendaraan secara massal untuk produk jenis B-SUV, MPV, dan EV SUV di pabrik Karawang, Jawa Barat sejak Januari 2022 lalu.
Hyundai juga telah meluncurkan Ioniq 5, kendaraan listrik pertama produksi pabrik tersebut pada Maret 2022. Pada tahap pertama, Hyundai menginvestasikan USD 750 Juta di Indonesia dengan total kapasitas produksi sebanyak 150.000 unit per tahun. Diantaranya saat ini digunakan untuk memproduksi EV sebanyak 3.000 unit per tahun dan akan ditingkatkan sesuai dengan permintaan.
China Kembangkan Mobil Listrik
Di sisi lain, saat ini juga sedang dijajaki rencana investasi perusahaan otomotif asal China, yakni Chery Motor. Perusahaan Chery telah bertemu beberapa kali dengan Menperin membahas rencana investasi yang akan mulai berjalan pada 2022 dengan total komitmen investasi sekitar USD 1 miliar.
Pada 2022, secara bertahap Chery akan mulai memproduksi kendaraan jenis SUV dengan total sembilan model, di antaranya untuk kebutuhan ekspor. Selanjutnya, PT Chery Motors Indonesia akan melakukan empat tahapan investasi sampai 2028.
"Di tahun 2022, Chery akan mulai memproduksi kendaraan jenis SUV. Kemudian, dalam empat tahap pengembangan hingga 2028. Pabriknya akan memproduksi sembilan model, dengan proporsi bagi pasar ekspor juga," terang Menperin.
Dia menambahkan, pihak Chery telah melakukan komunikasi intensif dengan Kemenperin dan menyatakan komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai hub Asean dan bagian dari ekspor global perusahaan tersebut.
Selanjutnya, terdapat dua perusahaan otomotif lainnya dari China yang berencana memproduksi EV, yaitu PT SGMW Motor Indonesia (Wuling) dengan kapasitas produksi 10.000 unit per tahun, serta PT Sokonindo Automobile dengan kapasitas produksi 1.000 unit per tahun.
"Kemenperin menyambut baik investasi para pelaku industri otomotif, termasuk yang mengembangan bisnis kendaraan listrik. Kami mendukung penuh pembangunan ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai hilir untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam produksi kendaraan listrik yang berdaya saing global," tutur Menperin.
Reporter: Maulandy Rizki Bayu Kencana
Sumber: Liputan6