Paket kebijakan BI diprediksi bawa Rupiah bergerak menguat
Penguatan juga ditopang mulai membaiknya harga komoditas.
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Kamis (1/10) diprediksi bakal bergerak di zona hijau.
Data Bloomberg, Rupiah pagi ini dibuka menguat 24 poin ke level Rp 14.628 dari posisi penutupan perdagangan kemarin Rp 14.652 per USD. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia kemarin menguat 71 poin ke level Rp 14.657 dari posisi hari sebelumnya Rp 14.696 per USD.
Analis PT NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, seiring aksi profit taking Dolar AS di pasar spot global dan kembali menguatnya laju komoditas, laju Rupiah dapat memanfaatkan pelemahan Dolar AS tersebut untuk dapat mulai menguat.
"Selain itu, pelaku pasar juga menanggapi positif rilis kebijakan Bank Indonesia yang berkaitan dengan rencana intervensi pasar dan menawarkan tagihan valuta asing untuk meningkatkan pasokan Dolar AS," ujar Reza.
Sebelumnya, BI melakukan pelonggaran kebijakan agar pasokan dolar bertambah di pasar perdagangan mata uang informal (forward). "Dulu eksportir kalau mau jual forward kalau jumlah tanpa underlying (jaminan) kan USD 1 juta, kami naikan jadi USD 5 juta. Ini permudah suplai forward jual," kata Mirza di Gedung Bank Indonesia, Jakarta.
Selain itu, pelonggaran kebijakan yang dilakukan BI untuk menambah pasokan dolar di pasar forward adalah memperbolehkan bukti simpanan dalam negeri atau deposito dijadikan sebagai jaminan atau underlying untuk bertransaksi forward.
"Holding period dulu 1 bulan jadi 1 minggu. SBI tadinya eksportir asing kalau mau beli SBI yang dulu harus tunggu sebulan sekarang cukup seminggu bisa jual lagi. Ini juga diharapkan menambah supply valas di spot baik masuk nya SBI ini atau nanti kami keluarkan SDBI Valas untuk tambah suplai dari spot," imbuh Mirza.
Mirza menegaskan, relaksasi kebijakan berupa insentif pajak deposito yang dikeluarkan pemerintah akan menambah pasokan dolar di pasar spot. Sementara relaksasi underlying yang dikeluarkan BI bisa menambah pasokan dolar di pasar forward.