Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Pasalnya, kurs tersebut mendekati rekor terparah sepanjang sejarah saat terjadi krisis moneter 1998, yang tembus Rp16.800 per USD.
Terlebih dengan adanya konflik antara Israel dan Iran yang masih memanas di kawasan Timur Tengah.
"Ke depan kalau kemudian eskalasi konflik ini tidak bisa dimoderasi, memang risiko-risiko pelemahan nilai tukar lebih rupiah lanjut masih akan terjadi. Ini yang menurut saya risiko yang sudah ada di depan mata dan harus diantisipasi ke depan, karena potensi pelemahan lebih lanjut masih kelihatan sekali," ujarnya dalam sesi webinar, Senin (22/4).
Pasalnya, nilai tukar mata uang erat berkaitan dengan kebijakan fiskal dan moneter, sekaligus tingkat kepercayaan pasar.
ungkapnya.
Oleh karenanya, ia meminta bank sentral menahan rupiah di level psikologis Rp 16.500 per dolar AS, setidaknya untuk beberapa bulan ke depan.
"Level psikologis berapa sekarang ini yang akan dilihat, ya Rp 16.500. Kalau sampai tembus Rp 16.500, untuk ke Rp 16.800 itu akan lebih cepat lagi. Tapi kalau kita bisa tahan ini supaya 1-2 bulan ke depan enggak sampai Rp 16.500, maka nanti ada ruang untuk kita bernafas, katakan lah nanti turun kembali," kata Eko.
Seperti dilakukan pada Februari-Maret 2024 lalu, dimana posisi cadangan devisa turun USD 4 miliar menjadi USD 140,4 miliar.
"Tentu konsekuensi menahan adalah intervensi langsung rupiah ke market, dan itu pasti akan mengorbankan cadangan devisa," ucap Eko.
Eko menyebut, sebetulnya masih ada ruang bagi Bank Indonesia untuk melakukan sejumlah intervensi, namun tidak cukup hanya dengan intervensi pasar
sambung dia.
"Sehingga kebijakan fiskal akan membantu. Kalau kebijakan fiskalnya hanya populis, sekali lagi, itu nanti akan membuat confident yang dibangun kebijakan moneter melalui intervensi pasar bisa tidak maksimal," pungkasnya.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPemerintah harap konflik Timur Tengah tidak berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaKinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca Selengkapnya