Panasonic & Toshiba hengkang dari Indonesia, pemerintah dinilai cuek
Sikap pemerintah dinilai tidak pro aktif atas penutupan dua perusahaan tersebut.
Dua raksasa perusahaan elektronik asal Jepang, Panasonic dan Toshiba hengkang dari tanah air. Penutupan pabrik kedua perusahaan ini akibat melemahnya daya beli masyarakat. Imbasnya, penjualan produk kedua perusahaan ini turun drastis.
Sikap pemerintah dinilai tidak pro aktif atas penutupan dua perusahaan tersebut. Pemerintah dinilai kurang respons untuk membujuk dua perusahaan itu untuk tetap bertahan di tanah air.
"Kami menyayangkan tak ada respons pro aktif dari pemerintah untuk membujuk dua industri ini untuk bertahan," kata Ketua DPP Partai Perindo Bidang Perindustrian dan Perdagangan Hendrik Kawilarang Luntungan dalam siaran persnya, Kamis (4/2).
Menurutnya, kurang pedulinya pemerintah Indonesia terhadap produksi dalam negeri merupakan salah satu faktor penutupan kedua pabrik tersebut.
"Reaksi pemerintah Indonesia yang kaget dan terkejut atas penutupan ini merupakan hal yang ironis menunjukkan tidak pernah ada komunikasi antara pemerintah dengan industri binaannya," katanya.
Dia menilai, pemerintah memiliki segudang instrumen untuk menstimulasi dan menggairahkan industri dalam negeri. Dia mencontohkan, pemberlakuan safe guard untuk barang-barang impor yang barangnya sudah dapat diproduksi di Indonesia, incentive pajak atas pabrik yang labour incentive atau memiliki nilai investasi di atas rata-rata industri nasional dan sebagainya.
"Kembali kami pertanyakan kesiapan Indonesia dalam penerapan MEA. Belum MEA saja sudah dua pabrik raksasa keok, Indonesia membutuhkan profesional untuk mengelola ekonominya terlalu banyak unsur politis dalam penerapan kebijakan ekonomi di Indonesia," katanya.