Paparan Timbal di Indonesia Timbulkan Kerugian Hingga Rp598,4 Triliun
Pelaku industri diajak menggunakan bahan non timbal untuk jaga kesehatan dan lingkungan.
Pelaku industri diajak menggunakan bahan non timbal untuk jaga kesehatan dan lingkungan.
Paparan Timbal di Indonesia Timbulkan Kerugian Hingga Rp598,4 Triliun
Pelaku industri di Indonesia diminta untuk menggunakan bahan non timbal karena berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Timbal merupakan logam berat yang dapat memiliki efek negatif pada tubuh manusia. Meluasnya penggunaan timbal oleh manusia telah memperburuk paparan dan bahaya yang ditimbulkan.
Timbal telah terbukti memiliki efek buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan, terutama dalam air, tanah, dan udara. Sehingga perlu adanya penggunaan produk nontimbal sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.
Penggunaan timbal di Indonesia masih banyak ditemui di berberapa produk dan industri, salah satunya aki, cat besi, dan cat dinding.
Produk pipa berbahan PolyCinyl Chloride (PVC) yang mengandung campuran timbal memiliki kemungkinan lepas dalam air.
Kasus keracunan timbal secara global diperkirakan berdampak terhadap satu dari tiga anak. Di Indonesia diperkirakan lebih dari 8 juta anak memiliki kadar timbal dalam darah di atas 5 mikogram per desiliter.
Selain itu, Divisi Pediatri Lingkungan di New York University mencatat, paparan timbal di Indonesia menyebabkan kerugian sekitar USD37,9 miliar atau Rp598,4 triliun.
Maka dari itu, kesadaran masyarakat dan pemerintah perlu ditingkatkan atas paparan timbal dan dampak ke lingkungan hidup serta kesehatan untuk mencegah kontaminasi timbal.
Salah satunya kampanye yang dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam seminar nasional bertemakan "Menuju Masa Depan Lebih Hijau: Mengenal dan Mendukung Produk Nontimbal untuk Keberlanjutan Kesehatan dan Lingkungan" yang akan dilakukan besok, Kamis (19/10).
Seminar yang diinisiasi oleh PT Timah Industri yang merupakan bagian dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) bersama Asean Vinyl Council (AVC) ini bertujuan untuk mengkampanyekan industri non timbal dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya produk nontimbal dalam menjaga kesehatan dan lingkungan.
Merdeka.com
"Semoga seminar nasional ini dapat menjadi langkah yang signifikan dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi semua, kolaborasi industri dan pemerintah juga menjadi faktor pendukung yang penting untuk mewujudkan tujuan kita bersama," kata Ketua Panitia Seminar Nasional Dirgahayu Maharestu dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/10/2023).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Inaplas Fajar Budiyono menyambut baik kampanye yang dilakukan Kemenko Marves untuk penggunaan nontimbal pada industri.
"Semoga hasil dari seminar kami mendapatkan hasil yang baik untuk keberlanjutan kesehatan dan lingkungan dengan mengadaptasi nontimbal pada industri yang menghasilkan produk bagi masyarakat," kata Fajar.
Seminar ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, Kemenko Marves, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Inaplas, AVC, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Mahasiswa.
Merdeka.com