Pekan Fintech Nasional Kembali Digelar untuk Percepat Pemulihan Ekonomi
"Event ini bermula inisiatif industri yang sangat bagus dari AFTECH dan AFSI dan kami dari Bank Indonesia dan OJK mendukung ini penting karena ekonomi kita memang butuh percepatan. Selama masa pandemi covid-19 sebetulnya digitalisasi sudah menunjukkan hasil yang nyata."
Otoritas Jasa Keuangan bersama Bank Indonesia, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) akan menyelenggarakan kembali Indonesia Fintech Summit (IFS) dan Pekan Fintech Nasional (PFN) pada 11-25 November 2020.
Acara tersebut merupakan upaya bersama dalam mempercepat pemulihan perekonomian nasional melalui adopsi fintech.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK meluncurkan roadmap Fintech P2P lending? Peluncuran roadmap ini merupakan upaya OJK untuk mewujudkan industri fintech peer to peer (P2P) lending yang sehat, berintegritas, dan berorientasi pada inklusi keuangan dan pelindungan konsumen serta berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi nasional.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
"Saya kira baru saja BPS merilis pertumbuhan ekonomi kita kembali negatif minus 3,49 persen sebelumnya kuartal II minus 5,32 persen, kita ingin membawa kepada percepatan transformasi ekonomi digital untuk ekonomi Indonesia." kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Erwin Haryono, dalam konferensi pers, Kamis (5/11).
Meskipun secara teknikal ekonomi resesi, tapi menurutnya Indonesia tidak sendiri karena banyak negara lain yang mengalami hal yang sama. Dia ingin dalam PFN 2020 ini dapat mempercepat transformasi digital secara bersama-sama yang lakukan oleh industri maupun otoritas.
"Event ini bermula inisiatif industri yang sangat bagus dari AFTECH dan AFSI dan kami dari Bank Indonesia dan OJK mendukung ini penting karena ekonomi kita memang butuh percepatan. Selama masa pandemi covid-19 sebetulnya digitalisasi sudah menunjukkan hasil yang nyata," ujarnya.
Dengan memanfaatkan momentum promosi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), PFN 2020 pun akan dimulai pada 11 November dan berlangsung selama dua minggu berturut-turut.
Rangkaian kegiatan tersebut akan diawali dengan IFS 2020 pada tanggal 11-12 November dan diakhiri dengan penutupan pada 25 November.
"Acara ini akan sangat besar dan kami harapkan akan dibuka oleh Presiden dengan mengusung tema yang sama, kemudian nanti akan ada pembicara-pembicara dari kementerian, Bank Indonesia, dan pembicara internasional untuk membahas relevansi percepatan digitalisasi untuk pemulihan ekonomi," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
OJK Pelototi Penyelenggara Keuangan Digital agar Tak Bermasalah
Kredivo Luncurkan Generasi Jempolan, OJK Nilai Akan Tingkatkan Perlindungan Konsumen
Satgas Waspada Investasi Blokir 206 Fintech Ilegal
IRMA Luncurkan Aplikasi Tokoku, Layanan Pay Later di Outlet IRMA
Investree dan Perusahaan Rintisan Agritech Siapkan Rp30 Miliar untuk Pembudidaya Ikan
Tokopedia Klaim Pembayaran Digital Kian Populer di Tengah Pandemi