Pelaku pasar modal sebut Jokowi bisa bawa IHSG melesat ke 5.500
Investor juga menyakini jika Jokowi bisa membawa angin segar di pasar modal.
Presiden baru diharapkan dapat membuat investor yakin menambah sahamnya di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bisa menembus level 5.500 hingga akhir tahun.
Analis Mandiri Sekuritas, John Rachmat menuturkan, pencalonan diri Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi sangat direspon positif oleh pasar sehingga membuat indeks menguat hingga 3,23 persen.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kenapa Bulog menggelontorkan beras SPHP di Pasar Johar Karawang? Menurut Bayu, selain Pasar Induk Beras Cipinang yang merupakan pasar grosir tingkat konsumen, Pasar Johar Karawang merupakan pasar grosir produsen yang juga penting untuk dibanjiri beras SPHP guna meredam dan menurunkan harga beras di pasaran.
-
Di mana Jokowi melakukan blusukan ke pasar? Saat melakukan kunjungan ke daerah, Presiden Jokowi selalu menyempatkan diri untuk blusukan ke pasar tradisonal
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
-
Apa yang Jokowi lakukan saat blusukan ke pasar? Saat blusukan ke pasar, Jokowi juga turut cek harga kebutuhan pokok
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
"Saya tidak sebut namanya, tapi saya sebut jika kandidat A (Jokowi) terpilih, maka IHSG dapat menjadi bull case (baik) di level 5.550," ujarnya saat acara 'Media Update Mandiri Sekuritas' di Restoran Merah Delima, Jakarta, Senin (17/3).
Dalam pandangannya, Jokowi memiliki kemampuan yang baik dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerahnya lantaran cukup baik saat menjabat Wali Kota Solo. Bukan itu saja, para investor juga menyakini jika Jokowi bisa membawa angin segar di pasar modal.
"Jika kandidat A terpilih maka pertumbuhan ekonomi juga akan membaik, diperkirakan mencapai 6 persen. Dengan didukung konsumsi domestik positif, investasi meningkat dan ekspor yang tumbuh," jelas dia.
Dia menjelaskan, jika Jokowi tidak terpilih dan kandidat B yang menjadi presiden, maka diperkirakan indeks akan kembali ke level 4.550 dan pertumbuhan ekonomi di angka 5,6 persen. Sedangkan jika terpilih kandidat C maka akan lebih melambat, dimana IHSG di level 4.000 dengan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen.
"Kandidat C ini memiliki sifat yang proteksionis, sehingga investasi asing yang masuk ke Indonesia akan menurun," ungkapnya.
(mdk/noe)