Jokowi Klaim Harga Beras Turun: Coba Cek di Pasar
"Cek di pasar Johar naik atau tidak, turun atau tidak, cek, sudah turun," kata Jokowi
Jokowi mengklaim harga beras di pasaran sudah turun
Jokowi Klaim Harga Beras Turun: Coba Cek di Pasar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim harga beras sudah turun. Kepala negara meminta semua pihak mengecek langsung harga beras ke pasar.
Jokowi pun menyebut sejumlah pasar di antaranya Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta Timur dan Pasar Johar Baru Jakarta Pusat.
"Coba dicek, jangan menginformasikan seperti itu ya, coba dicek di Pasar Induk Cipinang, cek ke Pasar Johar, ini pasar-pasar beras harus dicek, coba dicek, coba kalian datang ke Pasar Cipinang cek harga turun apa naik,"
kata Jokowi di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/3).
"Cek di pasar Johar naik atau tidak, turun atau tidak, cek, sudah turun," sambungnya.
Mantan Wali Kota Solo itu mengaku setiap hari meminta data soal harga beras terkini supaya bisa memantau langsung angka-angkanya.
"Karena harian itu saya cek, dan saya itu selalu mendapatkan angka-angka," tegas Jokowi.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan saat ini harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sudah mulai turun. Menurutnya, hal ini bisa mempengaruhi harga beras di pasaran.
Arief mencatat, harga rata-rata nasional gabah kering panen sudah menyentuh Rp 7.100 per kilogram. Angka ini dinilai mengalami penurunan dari sebelumnya yang pernah mencapai Rp 8.600 per kilogram.
"Harga gabah sendiri sudah terkoreksi mulai dari Rp 8.600, Rp 8.000, rata-rata nasional hari ini Rp 7.100 (per kilogram). Biasanya kalau harga beras itu apa kata harga gabah," ucap Arief di Hotel The Margo, Depok, Jawa Barat, Selasa (27/2/2024).
Secara sederhana, kata dia, harga beras di tingkat konsumen adalah 2 kali lipat harga gabah kering di petani. Asumsinya, jika harga gabah berada di Rp 7.100 per kilogram, maka harga beras seharusnya tak jauh dari Rp 14.200 per kilogram.
"Jadi kalau cara mudahnya 2 kali, gitu. Kalau harga gabah Rp 8.000 (per kg) maka harga beras itu akan Rp 16.000 (per kg). Nah kita harapkan dengan harga gabah yang sudah Rp 7.000 itu artinya bisa mengkoreksi harga beras yang ada di pasar," jelasnya.
Dia mencatat sebagian wilayah sudah masuk periode panen. Misalnya, Tuban, Lamongan, Bojonegoro, hingga Demak. Kemudian, tercatat pula Sumatera Selatan yang mulai panen.
Menyoal harga beras di pasaran, Arief menegaskan, jika ada yang menjual dengan harga di bawah Rp 13.000, dipastikan itu berkat intervensi pemerintah setelah mengguyur stok Bulog.
"Jadi kalau melihat harga beras yang hari ini harganya di bawah Rp 13.000 itu adalah beras intervensi dari pemerintah. Karena gak mungkin penggiling padi bisa memproduksi beras dengan harga di bawah itu tanpa bantuan beras Bulog untuk melakukan intervensi," tuturnya.
Dia menjelaskan, saat ini Bulog ditugaskan untuk mengamankan stok 1,2 juta ton beras. Catatan terakhir, Bulog menyimpan 800 ribu ton beras, kemudian masih ada 500-600 ribu ton yang masih dalam perjalanan.
"Jadi memang kita harus terus menjaga stok di 1,4 (juta ton)," kata dia.
Guna mengendalikan harga di pasaran, pihaknya juga turut mengguyur beras ke pasar ritel moderen maupun pasar tradisional.
"Ritel moderen dan pasar tradisional juga terus menerus kita isi. Karena memang kita perlu waktu meng-convert dari (kemasan) 50 kilo ke 5 kilo dan mendistribusikan. Tapi saya pastikan bahwa stok ini cukup sampai dengan lebaran,"
tegas Arief Prasetyo Adi
merdeka.com