Pelonggaran PPKM di Sejumlah Wilayah Dorong Inflasi Oktober Capai 0,12 Persen
Peningkatan inflasi yang terjadi di Indonesia pada Oktober 2021 tetap terkendali dan stabil di tengah pemulihan ekonomi domestik. Hal ini sejalan dengan terjadinya inflasi di sejumlah negara karena adanya gangguan rantai pasok global.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, realisasi inflasi Oktober 2021 sebesar 0,12 persen (mtm), 1,66 persen (yoy) dan 0,93 persen (ytd). Angka ini sedikit di bawah rentang target yang ditetapkan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, peningkatan inflasi yang terjadi di Indonesia pada Oktober 2021 tetap terkendali dan stabil di tengah pemulihan ekonomi domestik. Hal ini sejalan dengan terjadinya inflasi disejumlah negara seperti Amerika Serikat sebesar 5,4 persen dan Euro Area sebesar 4,1 persen di bulan September 2021 karena adanya gangguan rantai pasok global.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
"Pada penghujung Oktober 2021, inflasi Indonesia tetap terkendali dan stabil di tengah pemulihan ekonomi domestik, dan terjadinya kenaikan inflasi di sejumlah negara di dunia," kata Airlangga dalam keterangan resminya, Jakarta, Selasa (2/11).
Stabilnya angka inflasi juga disokong membaiknya kondisi di sektor kesehatan. Sehingga aktivitas masyarakat kembali bergerak dan konsumsi kembali meninggi.
Dalam sebulan terakhir, Pemerintah telah menurunkan level PPKM hampir di seluruh daerah seiring melandainya jumlah kasus Covid-19.Pelonggaran status level PPKM ini berdampak pada peningkatan penggunaan moda transportasi, khususnya angkutan udara, untuk menunjang aktivitas dan mobilitas masyarakat yang semakin gencar seperti sediakala.
Kondisi ini mendorong komponen Harga Diatur Pemerintah (Administered Prices/AP) mengalami inflasi sebesar 0,33 persen (mtm). Sehingga menjadi penyumbang terbesar inflasi Oktober yakni sebesar 0,06 persen.
"Aktivitas dan mobilitas masyarakat berangsur-angsur terus meningkat. Penurunan level PPKM hampir di seluruh daerah telah mendorong mobilitas msyarakat terus meningkat meskipun masih dibatasi dengan syarat perjalanan yang cukup ketat," kata Airlangga.
Sementara itu, Komponen Harga Bergejolak (Volatile Food/VF) kembali mengalami inflasi sebesar 0,07 persen (mtm), dan 3,16 persen (yoy). Kelompok ini kembali mengalami inflasi setelah selama dua bulan sebelumnya mengalami deflasi yang disebabkan penurunan harga beberapa komoditas hortikultura. Pada Oktober 2021, cabai merah justru menyumbang andil mencapai 0,05 persen atau mengalami inflasi sebesar 20,86 persen (mtm).
"Kenaikan komoditas hortikultura, semisal aneka cabai, seperti yang terjadi di Oktober ini perlu kita waspadai bersama-sama, mengingat saat ini telah masuk musim penghujan yang biasanya memang mengurangi produktivitas tanaman hortikultura," jelasnya.
Komoditas pangan lainnya yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi yakni minyak goreng (0,05 persen) dan daging ayam ras (0,02 persen). Sementara beberapa komoditas VF yang mengalami penurunan harga dan menyumbang deflasi yakni telur ayam ras (-0,03 persen), tomat (-0,02 persen), bawang merah, sawi hijau, bayam, kangkung (andil masing-masing sebesar -0,01 persen).
"Namun, permintaan domestik kembali melanjutkan momentum perbaikan. Hal ini terlihat dari inflasi inti yang tetap menyumbang inflasi Oktober 2021 dengan andil mencapai 0,05 persen, walaupun secara bulanan inflasi inti sebesar 0,07 persen (mtm), masih lebih rendah dari inflasi inti September 2021 sebesar 0,13 persen (mtm)," ujarnya.
Selain itu, perbaikan permintaan domestik tersebut juga tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dilaporkan IHS Markit pada Oktober 2021 berada pada posisi ekspansif di level 57,2. Nilai tersebut juga naik dari posisi bulan sebelumnya yang berada pada posisi 52,2.
Level PMI Indonesia menggambarkan kondisi aktivitas usaha yang kembali menggeliat di seluruh sektor manufaktur Indonesia selama dua bulan berturut-turut. Kalau diperhatikan, nilai PMI negara-negara di ASEAN lainnya sebenarnya telah berada di level ekspansif, namun angkanya masih berada di bawah level Indonesia, seperti Malaysia (52,2), Vietnam (52,1), dan Thailand (50,9).
Membaiknya level PMI Oktober 2021 sejalan dengan berlanjutnya penurunan kasus Covid-19 yang stabil. Peningkatan efektivitas pengendalian pandemi dan berlanjutnya berbagai Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diperkirakan mampu menjaga momentum peningkatan aggregate demand masyarakat, sehingga menjadi insentif dalam mengakselerasi output di sektor manufaktur.
Airlangga mengatakan Pemerintah meyakini target inflasi sampai akhir 2021 akan tetap bisa dijaga dalam rentang sasaran. Pihaknya juga akan terus mengantisipasi transmisi kenaikan harga komoditas global dengan menjaga pasokan dalam negeri. Termasuk memastikan kelancaran distribusi, utamanya menjelang dan selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2021.
(mdk/azz)