Pembangkit Warisan Soekarno jadi Andalan Pasokan Listrik MRT
Direktur Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS mengatakan, PLTD Senayan merupakan pembangkit bersejarah, beroperasi pada 1962 saat era kepemimpinan Presiden Soekarno untuk memperkuat pasokan listrik di Senayan guna mendukung pesta olahraga negara berkembang.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menambah keandalan pasokan listrik untuk moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT), dengan menyiagakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan.
Direktur Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS mengatakan, PLTD Senayan merupakan pembangkit bersejarah, beroperasi pada 1962 saat era kepemimpinan Presiden Soekarno untuk memperkuat pasokan listrik di Senayan guna mendukung pesta olahraga negara berkembang (Games of New Emerging Forces/Ganefo).
"PLTD historis dibangun saat pelaksanaan Asian Games pertama 1962," kata Haryanto, di PLTD Senayan, Jakarta, Kamis (8/8).
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Apa solusi yang diusulkan Jokowi untuk menutup kerugian MRT dan LRT? Jokowi menilai sistem jalan berbayar elektronik atau "electronic road pricing" (ERP) dapat menjadi sumber penerimaan daerah yang dapat menutup kerugian tersebut."Akhirnya ketemu ditutup dari ERP atau electronic road pricing. Ketemu, ya sudah, diputuskan dan saya putuskan. Dan itu keputusan politik, bahwa APBN atau APBD sekarang masih suntik Rp800 miliar itu adalah memang adalah kewajiban. Karena itu pelayanan, bukan perusahaan untung dan rugi," kata Jokowi.
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
PLN telah melakukan peremajaan pada PLTD tersebut dengan mengubah mesin dan bangunan, sehingga kapasitas PLTD Senayan meningkat dari 16 Mega Watt (MW) menjadi 101 MW. Peremajaan dilakukan selama 15 bulan sejak Juli 2018, rencananya pembangkit yang memakan biaya Rp 1 triliun tersebut akan beroperasi pada Oktober 2019.
"Mendukung MRT pembangkit lama kita bongkar, kita bangun baru lebih efisien 101MW untuk back emergency," tuturnya.
Menurut Haryanto, dengan kapasitas dan mesin baru keberadaan PLTD Senayan akan diandalkan memperkuat keandalan pasokan listrik MRT, saat ini moda transportasi massal tersebut dipasok dari dua sistem kelistrikan, yaitu Unit Pusat Pengatur Beban (UP2B) Gandul dan Gardu Induk Priok yang masuk dalam sistem kelistrikan Jawa Bali.
PLTD Senayan akan menjadi pemasok listrik andalan untuk MRT, ketika dua sumber pasokan tersebut terkendala, seperti yang terjadi pada Minggu (4/8/2019).
"Saat listrik padam, MRT juga padam karena waktu itu semua suplai alternatif MRT ini dipasok dua sisi suplai dari Gandul dan Priok mati. Memang saat kejadian PLTD ini belum siap," jelas Haryanto.
Haryanto menjelaskan, Pembangkit hanya dioperasikan saat kondisi pasokan utama listrik MRT terkendala, PLN memilih PLTD sebagai cadangan pemasokan listrik MRT karena pembangkit jenis tersebut bisa dengan cepat dioperasikan ketika terjadi kendala. Sehingga pengoperasian MRT bisa tetap berjalan meski listrik dari pasokan utama mati.
"Kita harapkan PLTD ini nggak kerja artinya Priok Gandul bekerja. Ini untuk darurat jika tidak ada pasokan lain untuk MRT itu," tuturnya.
Meski berjenis PLTD, pembangkit tersebut ramah lingkungan sebab mampu menyerap solar dengan campuran 20 persen biodiesel (B20), selain itu juga lebih efisien ketimbang mesin diesel yang digunakan PLTD lainnya. "PLN sengaja memilih PLTD karena pertimbangan percepatan, saat start dan kemudahan pengoperasian mesin ini sehingga tujuan utama bisa mem-back up," tandasnya.
Sumber: Liputan6
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Baca juga:
Komunitas Konsumen Indonesia Sesalkan Sikap PLN Soal Pohon Sengon hingga Transformers
VIDEO: Ombudsman Kritik Lemahnya Komunikasi PLN ke Masyarakat Saat Listrik Padam
DEN Sebut Listrik Padam 9 Jam Belum Tergolong Krisis Energi
PLN Gandeng Profesor dari 7 Perguruan Tinggi Selidiki Penyebab Listrik Padam 9 Jam
Listrik Padam 9 Jam, Pelanggan Bakal Dapat Ganti Rugi Lebih dari 100 Persen
Ombudsman Panggil PLN Terkait Pemadaman Listrik
Ombudsman Sentil PLN: Blackout Sudah Lumrah di Beberapa Wilayah Seperti NTB dan NTT