Pemerintah berencana hubungkan kereta cepat dengan LRT dan MRT
Kereta cepat rencananya akan mulai digroundbreaking pada 21 Januari mendatang.
Pemerintah terus mematangkan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Saat ini, pemerintah ingin kereta cepat dapat terhubung dengan Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT).
"Penyelesaian kereta cepat Jakarta-Bandung ini dilakukan secara terintegrasi dengan LRT untuk Bandung Raya dan untuk Jakarta," kata Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/1).
Pembangunan kereta cepat yang terintegrasi ini diharapkan bisa menjadi solusi persoalan transportasi di Jakarta dan Bandung. Seperti pada libur Natal dan Tahun Baru lalu, jalur tol Jakarta-Bandung mengalami kemacetan hingga belasan jam.
"Seperti kita ketahui penduduk Jabodetabek ini kurang lebih 28 juta, Bandung Raya 8 juta, sehingga dengan demikian kalau kereta cepat terintegrasi dengan LRT dan MRT, termasuk untuk MRT di Barat, Timur. Mudah-mudahan penyelesaian persoalan transportasi di Jakarta, Bandung dan sekitarnya bisa teratasi," imbuh Pramono.
Pramono menambahkan, izin pembangunan kereta cepat akan dikeluarkan bulan ini. Namun terlebih dahulu perlu dituntaskan berbagai perizinan.
"Insya Allah izin pembangunan akan dikeluarkan 20 Januari 2016, kalau izin pembangunan selesai maka groundbreaking akan diadakan 21 Januari 2016 tepatnya di KM 95," papar Pramono.
"Maka dengan demikian, persoalan yang menyangkut kereta cepat, sekaligus LRT, terintegrasi dengan MRT ini akan bisa terselesaikan," imbuhnya.
Sementara, untuk Perpres LRT, Pramono mengatakan sudah dipersiapkan dan diharapkan segera tuntas untuk kemudian dikeluarkan.
Baca juga:
Proyek kereta cepat terkendala izin pemerintah daerah
Berimpitan dengan kereta cepat, jalur light rail transit digeser
Sebagai jaminan, konsorsium kereta cepat setor Rp 1 T ke pemerintah
Menhub Jonan keluarkan izin trase kereta cepat Jakarta-Bandung
Megawati terus sentil kinerja Rini Soemarno di BUMN
Proyek kereta cepat picu pembentukan kota baru di Jawa Barat
Proyek kereta cepat jadi alat diplomasi bisnis Indonesia-China
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Kapan MRT mulai dibangun? Tahukah Anda jika MRT sebenarnya sudah dirintis sejak era Orde Baru, yakni tahun 1985.
-
Apa solusi yang diusulkan Jokowi untuk menutup kerugian MRT dan LRT? Jokowi menilai sistem jalan berbayar elektronik atau "electronic road pricing" (ERP) dapat menjadi sumber penerimaan daerah yang dapat menutup kerugian tersebut."Akhirnya ketemu ditutup dari ERP atau electronic road pricing. Ketemu, ya sudah, diputuskan dan saya putuskan. Dan itu keputusan politik, bahwa APBN atau APBD sekarang masih suntik Rp800 miliar itu adalah memang adalah kewajiban. Karena itu pelayanan, bukan perusahaan untung dan rugi," kata Jokowi.
-
Apa tujuan pembangunan LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai)? Pembangunan jalur LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome – Manggarai) bertujuan mendukung Manggarai sebagai stasiun sentral."Kami berharap pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai menjadi solusi kemacetan dan meningkatkan penggunaan transportasi publik, sehingga mengurangi kemacetan di Kota Jakarta," kata dia.
-
Bagaimana cara pembangunan LRT Bali menggunakan mesin bor? Setelah ini, proses pembangunan yang baru akan dimulai adalah pembangunan stasiun di Sentral Parkir Kuta kemudian dilanjutkan pembuatan jalur terowongan itu juga akan menggunakan mesin bor yang didatangkan dari Tiongkok.
-
Siapa yang menyatakan ERP dapat menutup kerugian MRT dan LRT? Presiden Jokowi menjelaskan bahwa pembangunan MRT dinilai tidak menguntungkan setelah dikalkulasikan.Namun, Kepala Negara menilai bahwa kesimpulan merugi tersebut justru akan membuat Jakarta tidak akan memiliki transportasi massal MRT."Bapak/Ibu sekalian, memutuskan seperti itu adalah keputusan politik, bukan keputusan ekonomi di perusahaan. Karena dihitung untung-ruginya boleh, tetapi kalau dihitung dan selalu rugi, apakah kita tidak akan bangun namanya MRT?" kata Presiden Jokowi.