Pemerintah Dorong Perbankan Salurkan KUR ke UMKM dengan Skema Klaster
Skema KUR klaster ialah pembiayaan terhadap kelompok usaha dengan plafon sampai Rp500 juta. Selain itu, KUR klaster dikategorikan untuk kelompok usaha yang memproduksi produk lokal, bahan baku lokal, memberdayakan masyarakat lokal, juga menggunakan teknik tradisional dalam kegiatan produksinya.
Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Perekonomian, Gede Edy Prasetya mendorong perbankan untuk kembangkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan skema klaster di tengah pandemi Covid-19. Skema ini diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan kredit yang berkualitas bagi UMKM.
Namun, model pembiayaan klaster khususnya melalui KUR masih belum mendapat ruang lebih. Padahal Gede mencatat ada 721 pelaku usaha dalam negeri yang potensial untuk memperoleh pembiayaan dengan skema klaster ini.
-
Siapa yang mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? Terkait dengan kebijakan tersebut, BRI menyambut baik dan mendukung kebijakan pemerintah tersebut. Bahkan sejak 2021, Perseroan telah mengusulkan kepada regulator untuk me-review soal ketentuan terkait hapus buku kredit dan tagih piutang (write-off) bagi UMKM.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Bagaimana BRI mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? Dengan demikian, dukungan dengan memberikan pendanaan kepada UMKM akan mendorong roda perekonomian Indonesia. Hingga kuartal I/2023, BRI sendiri berhasil mencatat pertumbuhan kredit di sektor UMKM sebesar 9,6% year on year (yoy) dengan nominal mencapai Rp989,6 triliun.
-
Apa yang menjadi alasan BRI mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? “Maka butuh policy seperti rencana pemerintah tersebut, sehingga akan menambah daya jelajah dan konsumsi kredit UMKM di masa yang akan datang. Kami telah lama memperjuangkan hal ini jadi kami menyambut baik rencana tersebut,” ujar Sunarso.
-
Mengapa BRI mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? Terkait dengan kebijakan tersebut, BRI menyambut baik dan mendukung kebijakan pemerintah tersebut. Bahkan sejak 2021, Perseroan telah mengusulkan kepada regulator untuk me-review soal ketentuan terkait hapus buku kredit dan tagih piutang (write-off) bagi UMKM.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
"Kami harap lembaga keuangan di tengah pandemi ini dapat memperluas skema KUR klaster. Sehingga ada pertumbuhan kredit kecil. Kan sekarang ada sekitar 721 potensi penyaluran di KUR klaster ini," kata dia dalam webinar via YouTube, Rabu (15/7).
Gede menjelaskan, skema KUR klaster ialah pembiayaan terhadap kelompok usaha dengan plafon sampai Rp500 juta. Selain itu, KUR klaster dikategorikan untuk kelompok usaha yang memproduksi produk lokal, bahan baku lokal, memberdayakan masyarakat lokal, juga menggunakan teknik tradisional dalam kegiatan produksinya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir menyatakan Pemerintah saat ini terus berupaya meningkatkan realisasi penyaluran KUR berbasis klaster kepada UMKM. Sebab sistem ini dianggap mampu mempercepat pemulihan pelaku usaha kecil yang terdampak pandemi Covid-19.
Sektor Produktif
Menurutnya sebagian besar potensi klaster ini merupakan sektor produktif. Yakni pertanian sebanyak 284 klaster, dan industri pengolahan sebanyak 178 klaster seperti peternakan, perikanan, kerajinan kecil, dan industri.
Untuk itu, pemerintah telah memberikan anggaran gemuk senilai Rp123,46 triliun melalui Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bagi UMKM. Rinciannya untuk subsidi bunga sebesar Rp35,28 triliun, penempatan dana di bank untuk restrukturisasi sebesar Rp78,78 triliun, belanja imbal jasa penjaminan (IJP) sebesar Rp5 triliun.
"KUR klaster ini menjadi solusi untuk mempercepat recovery bagi UMKM, khususnya yang terdampak pandemi," tandasnya.
(mdk/idr)