Pemerintah Sebut Masih Ada 13.000 Desa Belum Tersentuh Internet
Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi, menyebutkan masih ada 13.000 desa yang hingga saat ini belum memiliki akses internet. Belum adanya jaringan internet membuat pemberdayaan ekonomi sulit dilakukan.
Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi, menyebutkan masih ada 13.000 desa yang hingga saat ini belum memiliki akses internet. Belum adanya jaringan internet membuat pemberdayaan ekonomi sulit dilakukan.
"Sementara jaringan internet menjadi penting untuk mengetahui bagaimana desa-desa, terutama dalam kepemilikan terhadap akses menuju digital marketing, terutama dalam digitalisasi ekonomi," ujarnya dalam webinar Digitalisasi BUMDes Menuju New Normal Ekonomi Indonesia, Rabu (27/5).
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Apa yang mau dilakukan Menkominfo untuk meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai kecepatan internet. Menurutnya, kecepatan internet Indonesia masih rendah dengan angka 24,9 Mbps. Angka itu bawah Philipina, Kamboja, dan Laos, menurutnya Indonesia hanya unggul dari Myanmar dan Timor Leste di kawasan Asia Tenggara.
-
Apa yang ditekankan oleh Kemkominfo tentang penggunaan internet? Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI), Samuel Abrijani Pangerapan berharap melalui seminar ini masyarakat lebih cerdas dalam menggunakan internet.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Bagaimana internet berkembang dan menjadi global? ARPANET pertama kali terhubung hanya empat komputer di empat universitas di Amerika Serikat. Namun, seiring berjalannya waktu, jaringan ini tumbuh pesat. Pada tahun 1983, protokol TCP/IP diperkenalkan, yang memungkinkan jaringan komputer yang berbeda untuk berkomunikasi satu sama lain, membuka pintu bagi pertumbuhan internet global.
Untuk itu, lanjut Budi, perlu ada terobosan baru dengan BUMDes agar perekonomian desa bisa bergerak bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, namun juga pasar mancanegara.
"Saya selalu ingat bahwa bangsa Indonesia ini cuma memiliki 3 keunggulan, kompetitif, atau kita sebut absolute competitive advantage kita sebagai bangsa, nah itu 3 sektor, pertanian, perikanan, dan pariwisata," ujar Budi.
Ketiga sektor tersebut merupakan kekuatan utama bangsa Indonesia. Sehingga Budi mengatakan perlunya konsentrasi penuh untuk pengembangannya, bukan hanya sekedar mengelola dan memproduksi. Tapi juga bagaimana agar dapat memberikan nilai tambah bagi kemajuan ekonomi.
"Jadi, Indonesia yang punya 74.953 desa ini bisa digarap potensinya dengan pendekatan kreatif untuk dikembangkan potensinya," beber Budi.
93 Produk E-Commerce Berasal Dari Impor
Menurut Budi, ada 3 unsur kegiatan utama ekonomi, yakni produksi, distribusi, dan konsumsi. Seiring dengan maraknya e-commerce, Budi mengimbau agar jangan sampai masyarakat desa hanya menjadi konsumen.
"Desa jangan sebagai konsumen saja. Karena pelajaran kita dari e-commerce yang melanda Indonesia ini kemajuan yang begitu pasif 3-5 tahun ini, ternyata barang-barang impor lebih banyak masuk ke dalam sistem perekonomian Indonesia. Hampir 93 persen barang-barang e-commerce itu adalah barang-barang impor," kata dia.
Budi menyambut baik keterlibatan banyak pihak, termasuk Jaringan Pengusaha Nasioanal (Japnas) dalam pengembanagn BUMDes ini. "Karena itu, saya berharap mudah-mudahan teman-teman yang punya inisiatif, kreatifitas, punya inovasi, didorong BUMDes-nya agar bisa berkembang dan maju,"
"Walaupun kita tahu bahwa kondisi BUMDes saat ini memang masih banyak persoalan yang harus kita tangani," sambungnya.
Adapun salah satu persoalan yang dimaksudkan adalah berkurangnya anak muda yang tinggal di desa, sementara lebih banyak dihuni oleh pensiunan. Sehingga daya serapnya terhadap perkembangan teknologi relatif kurang.
"Digital marketring ini penting memang, aplikasi-aplikasi yang sudah bekerjasama dengan Kemendes kita dorong terus, karena dunia digital marketing ini kan dunia tanpa batas, kita tidak tahu ke depan (seperti apa)," pungkas Budi.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)