Pemerintah Tetap Optimistis Meski Target Pertumbuhan Ekonomi 2021 Ambisius
Pemerintah Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai antara 4,5 persen sampai dengan 5,3 persen di tahun ini. Target ini terbilang cukup ambisius di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Pemerintah Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai antara 4,5 persen sampai dengan 5,3 persen di tahun ini. Target ini terbilang cukup ambisius di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan, pemerintah tetap optimistis target pertumbuhan tahun ini tercapai. Apalagi berbagai indikator perekonomian sudah menunjukkan adanya perbaikan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
"Memang cukup ambisius, namun kita optimis karena banyak sekali indikator makro dan sektoral yang menggambarkan akan ada pemulihan ekonomi," kata dia dalam video conference di Jakarta, Selasa (9/3).
Dia menyadari memang dibutuhkan kerja keras untuk mencapai hal tersebut. Setidaknya kebijakan dan berbagai program stimulus dari pemerintah di 2021 ini memberikan dampak positif terhadap ekonomi domestik.
Susiwijono menambahkan, pemerintah saat ini juga telah menjalankan program vaksinasi yang diharapkan bisa mendorong herd immunity. Meski begitu, dia menyebut, protokol kesehatan tetap menjadi hal yang wajib dijalankan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen di 2021, RI Butuh Investasi Rp5.800 T
Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 berkisar di angka 5,5 persen. Namun melihat kondisi realitas yang ada, diperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 hanya tumbuh minus 2 persen.
"Kondisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 ini minus 2 persen sampai dengan ada sedikit pertumbuhan," kata Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Yuliot dalam FGD RPP MOdal Dasar PT & PT UMK dan RPP UMKM, Jakarta, Jumat (8/1).
Yuliot mengatakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 di angka 5 persen maka kebutuhan investasi di Indonesia sebesar Rp 5.800 triliun. Tentunya target investasi tersebut tidak semua masuk dalam investasi pemerintah.
Adapun rinciannya yakni 5-7 persen investasi pemerintah, 5-8 persen kontribusi BUMN dan 90 persen - 84 persen berasal dari investasi swasta.
"Ini kita lihat sebagai target makro yang bisa jadi upaya kita bersama agar jadi pilar mesin penggerak perekonomian," kata Yuliot.
Hanya saja, berdasarkan data dari UNTAD kata Yuliot pertumbuhan investasi di Indonesia terus mengalami penurunan. Sebelumnya, pada tahun 2015 Indonesia bisa mendapatkan suntikan dana investasi sebesar USD 2 triliun.
Kemudian investasi tahun 2019 turun menjadi USD 1,5 triliun. Begitu juga pada tahun 2020 yang hanya bisa mendapatkan investasi sebesar US 1,1 triliun.
Yuliot mengatakan, terbatasnya aliran investasi ini pun harus diatur sedemikian rupa. Tujuannya agar target pembangunan tetap bisa tercapai di tengah keterbatasan dana investasi.
"Aliran investasi yang terbatas ini perlu kita atur sehingga targetnya bisa tercapai. Sehingga tidak perlu jadi kendala dalam menciptakan investasi," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)