Mendag Sesumbar Target Prabowo Ekonomi Tumbuh 8 Persen Bisa Tercapai Jika Hal Ini Dipenuhi
Pemerintah era Prabowo dianjurkan tertibkan sektor ini demi realisasi pertumbuhan ekonomi tembus 8 persen.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, menyatakan target pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dapat tercapai, salah satunya dengan menertibkan aktivitas barang impor ilegal atau underground economy.
Underground economy, yakni penghasilan yang didapat dari kegiatan ekonomi yang tidak terekam dan atau tercatat pada otoritas pajak dengan maksud untuk menghindari pajak.
"Presiden terpilih Pak Prabowo sudah mengkampanyekan. Indonesia harus tumbuh 7 sampai 8 persen. Nah ini salah satu caranya Ini. Menertibkan underground economy atau ekonomi underground ini. tertib bayar pajak," kata Zulkifli Hasan dalam acara Forum Koordinasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perdagangan Pusat dan Daerah, di Jakarta, Rabu (21/8).
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, kata Mendag, saat ini aktivitas barang impor ilegal sudah menggerogoti pangsa pasar atau underground economy, porsinya sudah mencapai 30-40 persen.
Angka tersebut cukup tinggi, dan seharusnya bisa meningkatkan tax ratio. Tax ratio atau rasio pajak adalah perbandingan atau presentasi penerimaan pajak terhadap PDB nominal suatu negara.
Harapan utopis UMKM dalam negeri tumbuh
Jika underground economy bisa diselesaikan dan tax ratio RI naik, maka Indonesia bisa dengan mudah mewujudkan swasembada pangan, meningkatkan kemakmuran petani, UMKM bisa tumbuh, dan industri dalam negeri semakin berkembang.
"Itu pengaruhnya akan luar biasa. Kalau kita tumbuh 7 persen, 8 persen banyak yang kita kerjakan. Kita bisa swasembada pangan. Bisa meningkatkan kemakmuran petani. UMKM kita bisa tumbuh. Industri dalam negeri akan berkembang. Tapi kalau seperti ini, industri di negara ini bisa mati," ujarnya.
Justru sebaliknya, jika permasalahan underground economy ini tidak diselesaikan maka Indonesia bisa terus bergantung terhadap impor, baik impor pangan hingga impor elektronik dan yang lainnya.
"Kita bisa tergantung kepada nanti beras impor, elektronik impor, sabun impor, gula impor, daging impor, sepatu impor. Gosok gigi aja bisa impor. Kan kita gimana? Kalau seperti itu. Ini negeri kita," pungkasnya.