Pengamat: Debat Capres Jangan Hanya Bahas Harga Cabai
Indonesia saat ini memiliki masalah disektor fiskal, energi dan kesejahteraan yang belum disampaikan secara tuntas oleh kedua pasangan. Kedua pasangan juga belum memiliki solusi konkret untuk masalah ini.
Debat pilpres 2019 akan memasuki babak terakhir pada Sabtu (13/4) mendatang. Topik yang akan diangkat dalam debat pamungkas tersebut adalah ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta industri.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah menginginkan debat pilpres mendatang tidak hanya membicarakan masalah harga bahan pokok seperti cabai. Menurutnya, dalam debat-debat sebelumnya kedua pasangan calon tidak fokus pada masalah yang saat ini dihadapi Indonesia.
-
Mengapa debat capres-cawapres penting? Tujuan dari debat sendiri adalah untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam mengenai suatu isu, dan juga untuk menemukan solusi atau keputusan yang terbaik.
-
Kapan debat capres ketiga ini diadakan? Debat ketiga Pilpres akan digelar malam ini di Istora Senayan, Minggu (7/1).
-
Siapa saja yang ikut berdebat di debat capres ketiga? Debat akan menghadirkan seluruh kandidat calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
-
Kenapa Prabowo Subianto begitu rileks menghadapi debat capres? "Beliau sangat rileks, sangat santai menghadapi debat ini, karena kan memang materinya beliau pasti sangat mengetahui dan menguasai ya," Habiburokhman menandasi.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang diprotes oleh Cak Imin terkait debat capres? Cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memprotes soal dua panelis debat capres yang berasal dari Universitas Pertahanan.
"Kondisi ini menjelang debat capres, isu ekonomi selalu dibahas parsial. Isunya yang diangkat yang kecil, persoalan cabai. Bukan persoalan inti di level pilpres, tidak fokus pada solusi. Satu sibuk mengkritik, satu sibuk menyampaikan apa yang sudah dicapai," ujar Piter di Hongkong Cafe, Jakarta, Selasa (9/4).
Indonesia saat ini memiliki masalah disektor fiskal, energi dan kesejahteraan yang belum disampaikan secara tuntas oleh kedua pasangan. Kedua pasangan juga belum memiliki solusi konkret untuk masalah ini.
"Tidak menceritakan masalah kita apa dan solusinya. Padahal yang dibutuhkan persoalan kita apa. Kita ada masalah di listrik, fiskal, kesejahteraan. Artinya kita punya masalah ini yang tidak tergali. Tidak tergali di 4 debat. Yang dikatakan parsial dan tidak fokus," jelasnya.
Sementara itu dari sektor keuangan, Pieter menginginkan, kedua pasangan calon mengulas mengenai masalah utama yang menjadi keluhan berbagai pihak selama bertahun-tahun. Masalah tersebut antara lain suku bunga tinggi dan defisit transaksi berjalan (CAD).
"Saya ingin dengar nanti di pilpres adalah masalah utama, masalah yang benar-benar pokok, holistik dan terintegrasi. Di keuangan menjadi penghambat ekonomi, suku bunga tinggi yang menyebabkan high cost. Di Asean kita sangat tinggi," jelasnya.
"Struktur ekonomi lemah terlihat dari CAD kita defisit. Ini yang tidak pernah dikerjakan rezim sebelumnya. Bagaimana menyelesaikan ini. Kalau ini bisa diselesaikan banyak persoalan yang kita selesaikan," tandasnya.
(mdk/idr)