Pengamat: Tren kemerosotan harga minyak untungkan ISIS
ISIS goyah jika penurunan harga minyak saat ini dibarengi dengan penutupan sumber pemasukan lainnya.
Pengamat menilai tren kemerosotan harga minyak, saat ini menyentuh USD 35 per barel atau terendah sejak 2007, belum bisa memukul kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Diperkirakan, gerakan terorisme paling berbahaya di dunia saat ini mengantongi fulus dari jualan minyak sebesar sebesar USD 50 juta per bulan.
Presiden Grup Eurasia Ian Bremmer mengatakan tren penurunan harga minyak bakal memuluskan jalan kelompok militan itu mencapai tujuan.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Apa yang dilakukan Mies van Bekkum di Jakarta? Pada zaman dahulu, Mies van Bekkum datang ke tempat itu untuk menyatukan kembali keluarga Belanda yang terpisah akibat ditawan Jepang.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Kenapa Dewi Perssik merantau ke Jakarta? Ia memulai kariernya dari nol setelah mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi mewujudkan impiannya sebagai penyanyi.
"Dampak terbesar dari penurunan harga minyak adalah delegitimasi monarki teluk. Paradoksnya, tren kemorosotan harga minyak menguntungkan ISIS," katanya seperti diberitakan CNBC, semalam.
Emas hitam telah menjadi sumber pemasukan terpenting bagi ISIS. Makanya, sejak Oktober, tentara Rusia dan koalisi dipimpin Amerika Serikat mengeskalasi serangan ke ladang minyak organisasi dibentuk pada April 2013.
Sayang, penyerangan itu dinilai hanya berdampak kecil terhadap aliran pemasukan ISIS. Sebab, mereka ditengarai masih bebas menjual minyak mentah dan olahan.
"Jika harga minyak merosot, umumnya, harga minyak ISIS di pasar gelap juga ikut turun," kata Senior Vice Presiden The Soufan Group Martin Reardon.
Howard Shatz, Senior Economist Rand Corporation, mengatakan sulit memprediksi pemasukan ISIS dari minyak. Sebab, harga minyak, terutama olahan, berada di wilayah kekuasaannya seringkali berbeda dengan standar dunia.
"Itu karena mereka monopoli atau setidaknya dekat dengan salah satu ladang," kata Shatz said. "Menyusul serangan pada terminal dan tanker minyak, harga minyak dilaporkan meningkat di Raqqa and Deir ez-Zor."
Menurut Thomas Creal, Akuntan Forensik bekerja untuk PBB, ISIS goyah jika penurunan harga minyak saat ini dibarengi dengan penutupan sumber pemasukan lainnya. Meskipun tak ada sumber otoritatif, Creal menyebut ada selusin pendapatan kotor ISIS di luar minyak. Diantaranya, pemerasan, pajak, penjualan aset curian dan lainnya.
IHS, firma konsultasi, mengidentifikasi enam sumber pemasukan utama ISIS: Produksi dan penyelundupan migas, tarik pajak dari aktivitas komersial di teritorinya, penyitaan tanah dan properti.
Kemudian, perdagangan obat dan barang antik, aktivitas kriminal semacam perampokan bank, dan perusahaan sendiri bergerak di bidang transportasi dan real estate.
Estimasi IHS, setengah pemasukan ISIS berasal dari pajak dan barang sitaan. Sementara minyak sumbang 43 persen.
Total, mendekati akhir 2015, ISIS mengantongi pendapatan sebesar USD 80 juta per bulan.
(mdk/yud)