Penghapusan Premium diklaim bentuk perbaikan tata kelola migas
Pertamina mulai menghilangkan Premium di kota besar pada awal Mei.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membenarkan rencana penghapusan Premium. Nantinya akan ada bahan bakar baru pengganti yang rencananya dinamakan Pertalite.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan penghapusan ini bertujuan memperbaiki tata kelola migas lebih baik. Pasalnya, BBM baru ini akan diolah (blending) di dalam negeri.
"Ada 2 aspek nih soal Premium. Di banyak negara (Premium) sudah tidak digunakan dan kedua Premium itu dalam prioritas pengadaannya membuat Pertamina tergantung pada tender di luar karena harus diblending di luar," ujarnya saat ditemui di kantor presiden, Jakarta, Jumat (17/4).
Sudirman menegaskan, BBM baru ini sama dengan Premium dan Pertamax yakni tidak mendapat subsidi. Dia menambahkan rencana ini sejalan dengan rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas di mana mendorong penggunaan energi bersih.
"Pemerintah sedang mengkaji bersama BPH Migas jadi kita tunggu saja bagaimana hasil kajian itu," ucapnya.
Sebelumnya, PT Pertamina mulai bulan depan secara bertahap akan menghilangkan atau menghapus BBM jenis Premium, khususnya di kota besar di Indonesia. Kebijakan ini diterapkan agar masyarakat secara perlahan bisa beralih dari Premium yang merupakan bahan bakar beroktan rendah.
Sebagai gantinya, mulai Mei 2015, Pertamina akan meluncurkan bensin jenis baru yang kualitasnya di atas Premium namun di bawah Pertamax.
"Kami akan mengeluarkan produk bensin baru dengan (research octane number/RON) 90 pada bulan depan di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan kota besar lainnya di Jawa," ujar Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang seperti dilansir Antara, Kamis (16/4).
Pihaknya menjamin produk baru tersebut lebih halus, bertenaga, dan ramah lingkungan dibandingkan Premium yang beroktan RON 88. "Produk ini bisa melaju lebih jauh," katanya.
Namun demikian, berapa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pengganti Premium tersebut?
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng mengaku sudah diajak Pertamina untuk mendiskusikan masalah ini. Namun untuk masalah harga memang belum diputuskan.
"Belum menentukan harganya berapa yang pasti kualitasnya di atas ron 88 kami menyarankan seperti itu. Harganya sendiri bisa dikisaran Rp 8000 per liter. Namanya juga belum tahu," kata Sommeng ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta.