Pengusaha nilai PLTU Mulut Tambang buka lapangan kerja baru
Adanya PLTU tersebut juga mampu meningkatkan pembangunan ekonomi daerah.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menggenjot pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang. Disinyalir, dengan adanya pembangkit tersebut mampu menekan ongkos distribusi batu bara menuju pembangkit serta mempercepat realisasi megaproyek 35.000 megawatt (MW).
Direktur Strategis PT ABM Investama Yovie Priadi mengatakan dengan adanya PLTU tersebut juga mampu meningkatkan pembangunan ekonomi daerah. Salah satunya yakni membuka lapangan kerja baru.
"Kalau dilihat dari tenaga kerja keseluruhannya dari tambang yang harus jalan itu sekitar 1.500 orang. Itu untuk tambangnya saja. Di sisi pembangkit listrik ada tahap konstruksi itu sekitar 500-1.000 orang. Di bagian operasi butuh 500 orang. Jadi cukup banyak," ujar Yovie dalam diskusi Energi Kita yang diselenggarakan Merdeka.com, RRI, IJTI, Sewatama dan IKN di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (22/3).
Sayangnya, lanjut Yovie, keterampilan masyarakat daerah umumnya masih minim. Hal itulah yang kerap menjadi penghambat penyerapan tenaga kerja.
"Mereka pingin kerja tapi skill mereka kurang. Mungkin akan berbeda jika kita di Kalimantan. Di sana sudah banyak tambang industri, dan penduduknya punya pengalaman di industri juga," tuturnya.
Yovie menambahkan, pihaknya kerap melakukan training di Kalimantan bagi masyarakat daerah yang ingin mendapatkan pekerjaan. "Karena ada ketentuan, industri di daerah itu 70 persen harus dari daerah itu, penduduk lokal, 30 persen baru boleh dari luar," tandasnya.