Penjelasan Sederhana soal Citilink Operasikan 19 Pesawat Bermasalah Beserta Dampaknya
Pengamat Penerbangan, Alvin Lie menjelaskan, secara sederhana hasil audit dilakukan Kemenhub terhadap pesawat Citilink adalah tentang penyimpangan dalam perawatan rem roda pesawat. Di mana seharusnya itu tidak laik untuk dipakai atau dioperasikan.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melayangkan teguran keras kepada GMF AeroAsia dan Citilink Indonesia terkait mengoperasikan 19 pesawat bermasalah. Teguran ini berdasarkan audit yang dilakukan di GMF AeroAsia yang dikeluarkan pada tanggal 17 Desember 2021.
Berdasarkan hasil pembahasan corrective action temuan audit GMF AeroAsia tanggal 17 Desember 2021, ditemukan pesawat A320 Citilink dioperasikan dari tanggal 1 sampai dengan 17 Desember 2021 mengalami masalah di bagian rem. Kemenhub memasukkan 19 pesawat itu di kategori hold item list (HIL).
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Siapa yang terlibat dalam penerbangan "Kartini Flight"? Semangat apresiasi tersebut direpresentasikan dengan kehadiran pilot, dan awak kabin yang seluruhnya perempuan pada penerbangan khusus 'Kartini Flight' yaitu penerbangan IP204 rute Jakarta-Surabaya pukul 10.45 WIB dan penerbangan IP205 rute Surabaya-Jakarta pada Minggu 21 April ini.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Siapa yang menyambut kedatangan pesawat di bandara Lolak? Pendaratan SAM Air berserta rombongan disambut langsung oleh Pj Bupati Bolaang Mongondow, Limi Mokodompit, bersama Ketua DPRD Bolmong Welty Komaling, serta Forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) Bolaang Mongondow.
-
Apa yang menjadi ciri khas PO Bus Bireuen Ekspress? Selain PO Bus PMTOH yang sudah dikenal masyarakat Aceh, armada bus yang satu ini juga tak kalah legendaris dan jadi primadona.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
Dari status HIL tanggal 13 Desember 2021, terdapat 19 pesawat yang mengalami open Hold Item List (HIL) Brake. Dalam dunia penerbangan, HIL mengacu pada sejumlah pekerjaan spesifik yang harus dilakukan operator untuk memperbaiki aspek teknis tertentu di pesawat. Adapun persoalan yang diidentifikasi meliputi kerusakan pada rotor, macet, meleleh, hingga kelebihan temperatur.
Pengamat Penerbangan, Alvin Lie menjelaskan, secara sederhana hasil audit dilakukan Kemenhub terhadap pesawat Citilink adalah tentang penyimpangan dalam perawatan rem roda pesawat. Di mana seharusnya itu tidak laik untuk dipakai atau dioperasikan.
Dampaknya, ketika pesawat itu mendarat dengan kecepatan tinggi, dan pilot menggunakan rem, rem itu menjadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga laju pesawat berpotensi tidak terkendali baik itu arahnya maupun jarak untuk berhentinya.
"Sehingga ada potensi pesawat itu keluar landasan. Hal ini terjadi belasan kali, pada belasan pesawat, sehingga menunjukan ada permasalahan yang sistemik di sana yaitu masalah yang berulang," kata Alvin saat dihubungi merdeka.com, Senin (27/12).
Kejadian ini menjadi tantangan bagi GMF dan Citilink untuk mencari masalah dasarnya, kenapa ini bisa berulang. Apakah kompetensi pengawasannya yang kurang dan lemah, atau justru suku cadang yang kurang. "Atau ada masalah lain dampak dari masalah keuangan atau ada hal lain," katanya mempertanyakan.
Dia menyarankan temuan ini perlu di investigasi agar tidak terjadi masalah serupa yang mungkin bukan lagi pada rem, tapi masalah lain di pesawat. Ini juga menjadi pelajaran bagi maskapai penerbangan lain lebih cermat memperhatikan agar tidak mengalami masalah serupa.
Temuan Kemenhub ini memberikan kemantapan bagi pengguna jasa penerbangan. Sebab menurutnya, ini menunjukan kejelian kecermatan inspektur dirjen perhubungan udara dalam mengawasi kepatuhan terhadap standar keselamatan penerbangan.
"Dan ini salah satu unsur menjamin keselamatan penerbangan di Indonesia. Saya menyampaikan salut kepada inspektur direktorat jenderal perhubungan udara melakukan pengamatan dengan cermat dan tidak beda bedakan antara maskapai BUMN dengan swasta," jelas dia.
Tanggapan Citilink
VP Corporate Secretary & Legal GMF, Rian Fajar Isnaeni menyatakan, bahwa pihaknya telah memastikan bahwa seluruh pesawat pelanggan, dalam hal ini Citilink, yang di-release telah dinyatakan laik terbang.
"GMF telah memenuhi requirements sebagaimana tercantum dalam dokumen minimum equipment list (MEL) milik operator, yakni Citilink, yang telah dikeluarkan oleh pabrikan pesawat terbang dan disetujui oleh otoritas setempat," jelas Rian dalam pernyataan diterima, Senin (27/12).
Di tengah kondisi yang menantang tersebut, GMF dan Citilink senantiasa menomorsatukan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, termasuk patuh dalam mengikuti seluruh peraturan yang telah ditetapkan oleh regulator mengenai kriteria airworthiness pesawat ketika akan beroperasi.
VP Corporate Secretary & CSR Citilink, Diah Suryani menambahkan, dengan menggeliatnya kembali dunia penerbangan saat ini, Citilink selalu mengedepankan faktor keselamatan dan kenyamanan penumpang. Di samping itu, GMF dan Citilink mengapresiasi perhatian DKPPU untuk senantiasa memastikan kelaikudaraan pesawat terbang dan lalu lintas udara yang aman.
"Kami terus melakukan koordinasi erat dan mempercayakan seluruh pemeliharaan pesawat kepada GMF sebagai penyedia jasa pemeliharaan pesawat untuk bersama-sama memastikan seluruh pesawat Citilink yang dalam pemeliharaan (maintenance) memenuhi standar keselamatan penerbangan yang telah ditetapkan," jelas dia.
Sejak bulan Oktober lalu, GMF telah berupaya menyelesaikan concern dan temuan dari DKPPU. GMF telah melakukan sejumlah langkah korektif, antara lain melakukan review, pemetaan, dan identifikasi hold item list (HIL) yakni daftar perintah kerja yg ditangguhkan karena part atau equipment tidak ada atau tidak bisa digunakan, namun tidak mengurangi safety dan kelaikudaraan pada pesawat.
Tidak hanya itu, GMF juga membentuk tim khusus untuk penuntasan HIL secara periodik sesuai dengan prosedur dan regulasi yang berlaku. GMF juga telah menjalin koordinasi dan melakukan negosiasi dengan supplier untuk mendukung kesiapan pemenuhan kebutuhan spare part, khususnya di tengah adanya peningkatan kebutuhan spare part yang dipicu oleh geliat dan optimisme industri aviasi saat ini.
"GMF dan Citilink akan senantiasa menjalin komunikasi dan koordinasi dengan DKPPU maupun pihak-pihak terkait lainnya untuk menyelesaikan concern dan temuan tersebut," kata dia.
(mdk/idr)