Penjualan sawit perusahaan Bakrie kuartal I anjlok Rp 138 M
Penurunan penjualan ini berdampak pada laba perusahaan yang hanya mencatatkan Rp 119 miliar.
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) membukukan nilai penjualan turun Rp 138 miliar menjadi Rp 511 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun 2015 dibanding periode sama tahun lalu Rp 649 miliar. Penurunan ini disebabkan harga komoditas sawit utama yaitu CPO (Crude Palm Oil), di kuartal I 2015 terus melemah ke level terendah USD 600 per ton FOB Malaysia.
Direktur Investor Relations UNSP, Andi W. Setianto mengatakan upaya yang dilakukan perusahaan sudah maksimal dengan melakukan peningkatan produktivitas melalui serangkaian program revitalisasi, seperti perawatan kebun dan penggunaan bibit unggul.
Namun, belum mampu mendongkrak laba pada kuartal I 2015, yang hanya Rp 119 miliar, turun dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 207 miliar.
"Tapi berdasarkan siklus, produksi sawit biasanya mulai meningkat pada kuartal kedua dan mencapai puncaknya di kuartal terakhir setiap tahun. Tahun ini kami optimis tumbuh jika dibanding tahun 2014," ujarnya dalam laporan keuangan UNSP, Jakarta, Jumat (1/5).
Melalui unit usaha kerja sama patungan PT ASD-Bakrie Oil Palm Seed Indonesia (ASD-BSP), perusahaan juga telah melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama. Bibit unggul ASD-BSP ini berpotensi menghasilkan setiap tahun nya hingga 40 ton Tandan Buah Segar (TBS) per hektar dibandingkan dengan umumnya 25-30 ton.
Saat ini dengan luas pertanaman sawit nasional kurang lebih 10 juta hektar, total produksi hanya sekitar 30 juta ton CPO per tahun, dengan bibit unggul maka potensi produktivitas bisa meningkat menjadi 80 juta ton CPO per tahun.
Direktur Utama UNSP, M. Iqbal Zainuddin menambahkan, strategi fokus ke produktivitas yang sustainable akan lebih banyak lagi dirasakan dampak positifnya dalam jangka menengah dan panjang.
"Kami optimis dalam jangka menengah dan panjang Perseroan akan kembali bangkit menemukan momentum yang terbaik menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat," tambah dia.