Penurunan Suku Bunga Dinilai Tak Cukup Dongkrak Pertumbuhan Kredit
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso menegaskan, bahwa penurunan suku bunga kredit tidak cukup efektif untuk meningkatkan penyaluran kredit. Sebab, data perseroan menunjukkan adanya penurunan suku bunga justru tak mampu mendongkrak angka pertumbuhan kredit.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso menegaskan, bahwa penurunan suku bunga kredit tidak cukup efektif untuk meningkatkan penyaluran kredit. Sebab, data perseroan menunjukkan adanya penurunan suku bunga justru tak mampu mendongkrak angka pertumbuhan kredit.
Dia menjelaskan, saat bunga kredit KUR mencapai 22 persen di tahun 2015 justru angka realisasi penyaluran kredit meningkat pesat. Bahkan, mampu menembus double digit.
-
Apa itu KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang adalah program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan oleh BRI dengan suku bunga yang berjenjang. Program ini memiliki suku bunga fixed rate pada tahun-tahun awal tertentu, kemudian suku bunga akan berubah pada tahun-tahun berikutnya.
-
Bagaimana The Banker menilai kinerja BRI? Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1000 World Banks 2023 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2022. Adapun aspek penilaian diantaranya terdiri dari sisi balance sheet, income statement, dan capital adequacy.
-
Bagaimana skema suku bunga yang ditawarkan KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang memiliki skema suku bunga yang berbeda-beda sesuai dengan jenjang yang dipilih.1. Berjenjang 8 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 6.20% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 9.50% per tahunTahun ke 7 s.d 8 : 11.50% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 8 tahun 2. Berjenjang 10 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 5.75% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 9.00% per tahunTahun ke 7 s.d 10 : 11.00% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 10 tahun3. Berjenjang 15 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 5.00% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 8.30% per tahunTahun ke 7 s.d 15 : 10.30% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 15 tahun 4. Berjenjang 20 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 4.75% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 8.00% per tahunTahun ke 7 s.d 20 : 10.25% per tahunDengan minimal tenor kredit 20 tahun
-
Mengapa BNI dan Bank Lampung berkolaborasi untuk menerbitkan Kartu Kredit Indonesia? Langkah ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh BNI dalam memperluas kerja sama bersama bank daerah, khususnya dalam rangka mempercepat proses digitalisasi transaksi perbankan sekaligus bentuk komitmen perseroan dalam menggunakan produk dalam negeri.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
"Pada saat itu pertumbuhan kredit nasional itu selalu double digit, bahkan BRI pernah 22 persen, pernah 25 persen," bebernya dalam webinar bertajuk Prospek BUMN 2021 Sebagai Lokomotif PEN dan SWF, Kamis (4/3).
Akan tetapi, setelah tahun 2015 suku bunga KUR diturunkan dari level 22 persen ke 15 persen dengan skema subsidi, di mana rakyat hanya menanggung bunga sebesar 7 persen. Relaksasi ini justru turut memangkas realisasi penyaluran kredit perseroan.
"Ternyata datanya pada saat suku bunga yang dibayarkan oleh rakyat itu rendah, pertumbuhan kredit kita itu nggak sampai double digit. Sepanjang periode itu hanya sekali mencapai double digit hanya di 2018," terangnya.
"Kalau begitu, boleh dong disimpulkan ternyata lowering interest rate tidak serta merta mendorong pertumbuhan kredit. Atau penurunan suku bunga bukan satu-satunya faktor yang mendongkrak pertumbuhan kredit," tegasnya.
Dia menyebut, dengan fenomena tersebut mengindikasikan perlunya kehadiran solusi lain yang dinilai lebih jitu untuk meningkatkan realisasi penyaluran kredit. Diantaranya dengan memperbaiki daya beli masyarakat untuk menggenjot tingkat konsumsi rumah tangga.
"Rasanya memang dibutuhkan kebijakan untuk membuat dan melanjutkan proyek infrastruktur yang memberikan pekerjaan kepada masyarakat untuk mendorong daya beli dan konsumsi. Ini yang perlu di dorong adalah bagaimana meberikan pekerjaan kepada masyarakat," ucapnya.
Selanjutnya, memperluas jangkauan insetif juga diyakini penting untuk kembali menggerakkan tingkat konsumsi oleh orang banyak. "Seperti insetif bagaimana PPnBM 0 persen ditanggung pemerintah, peningkatan loan to value supaya orang berminat ambil kredit konsumtif," pungkas Sunarso.
Baca juga:
Ekonom Ramal Tren Penurunan Suku Bunga Acuan BI Sudah Berakhir
Strategi Bank Indonesia Dorong Pemulihan Ekonomi RI
OJK: Kami Telah Berhasil Dorong Perbankan Turunkan Suku Bunga Kredit Sejak 2016
Bos BI Harap Bank Segera Turunkan Suku Bunga Kredit
LPS Turunkan Tingkat Bunga Penjaminan 25 Basis Poin
BI: Suku Bunga Deposito Lebih Cepat Turun Dibanding Kredit