Perjalanan Hidup Kim Jang-Ha, Warga Miskin Korsel yang Kini Sangat Dermawan
Kim Jang-Ha tidak memiliki waktu untuk bermain bersama teman-teman sebayanya. Waktunya, didedikasikan meracik obat-obatan herbal. Hingga di usia 19 tahun, Kim Jang-Ha mendapatkan lisensi sebagai peracik obat herbal pada tahun 1963.
Penghargaan bergengsi dunia perfilman Korea Selatan, Baeksang Art Award yang ke-59 sukses digelar di Incheon Paradise City, Korea Selatan, Jumat (28/4). Sederet pelaku industri perfilman Korea Selatan menuai penghargaan di masing-masing kategori.
Dari sederet kategori, film dokumenter ‘Adult Kim Jang-Ha’ muncul sebagai pemenang sebagai Best Educational Show di kategori televisi. Mungkin, di Indonesia film dokumenter yang tayang di MBC ini tidak cukup populer. Namun, dokumenter ini dibuat sebagai dedikasi untuk Kim Jang-Ha, pendiri Namseongdangdang Pharmacy, sekaligus dermawan Korea Selatan.
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Apa yang dikatakan oleh kata-kata motivasi bisnis tentang keberhasilan? Kesuksesan datang dari rasa ingin tahu, konsentrasi, ketekunan, dan kritik diri.
-
Bagaimana cara mendapatkan inspirasi? Salah satu cara menemukan inspirasi yang paling mudah adalah bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang. Saling berbagi dan bertukar pikiran tentu akan membuka wawasan dan juga ide-ide yang unik.
-
Bagaimana cara memulai bisnis sampingan agar sukses? Untuk berhasil memulai bisnis sampingan, langkah pertama adalah memulai dari hal yang diminati.
-
Apa yang bisa dilakukan untuk menjadi orang sukses? Orang yang sukses cenderung berpandangan positif terhadap segala hal.
Akun twitter @tang__kira membuat utasan yang mengulas perjalanan Kim Jang-Ha. Dalam utasannya menyebutkan bahwa Kim Jang-Ha lahir dari keluarga miskin di Provinsi Gyeongsang Selatan. Sejak duduk di bangku sekolah jenjang SMP, Kim Jang-Ha sudah bekerja di toko obat herbal.
Kim Jang-Ha tidak memiliki waktu untuk bermain bersama teman-teman sebayanya. Waktunya, didedikasikan meracik obat-obatan herbal. Hingga di usia 19 tahun, Kim Jang-Ha mendapatkan lisensi sebagai peracik obat herbal pada tahun 1963.
Bermodalkan lisensi itu, Kim Jang-Ha mendirikan apotek obat herbal bernama Namseongdangdang Pharmacy. Apotik ini disebut cukup terkenal sebagai apotek herbal di Korea Selatan.
Memiliki usaha farmasi, Kim Jang-Ha tidak lantas memanfaatkan pendapatan dari apotek tersebut untuk berfoya-foya. Pendapatan dari apotek, dia kumpulkan untuk membangun sekolah SMA Myungshin. Modal Kim Jang-Ha membangun sekolah itu mencapai KRW10 miliar.
Sepanjang sekolah itu beroperasi, hingga tahun 1991 tidak ada satu orang pun yang mengetahui bahwa modal pembangunan sekolah berasal dari Kim Jang-Ha. Hingga akhirnya identitas Kim Jang-Ha terungkap sebagai dermawan yang membangun SMA Myungshin.
Sepanjang periode 1983-2022, Kim Jang-Ha sangat tertutup terhadap media masa. Dia kerap menolak untuk diwawancara terkait aktivitasnya berdonasi. Baru setelah pensiun, Kim Jang-Ha terbuka untuk menerima permintaan wawancara.
Jejak kedermawanan Kim Jang-Ha terekam jelas oleh seorang hakim bernama Moon Hyungbae. Dia bercerita bahwa Kim Jang-Ha membiayainga selama sekolah. Saat berhasil menjadi hakim, Moon Hyungbae berniat untuk memberi hadiah kepada Kim Jang-Ha.
"Saat aku kasih hadiah ke Kim Jang-Ha seonsaengnim, dia bilang 'Kalau kamu pikir kamu harus balikin (uang yang kamu terima dari aku), balikin uang itu ke masyarakat'," demikian ungkapan Moon Hyungbae, dikutip dari utasan @tang__kira pada Sabtu (29/4).
Penerima beasiswa dari Kim Jang-Ha pernah mengungkapkan dia merasa menyesal dan meminta maaf karena tidak menjadi orang sukses. Namun, Kim Jang-Ha membalas "Aku tidak pernah meminta kamu menjadi orang hebat, masyarakat kita dibangun oleh kerja keras orang-orang biasa."
Dalam dokumenter itu juga disebutkan bahwa Kim Jang-Ha secara ‘habis-habisan’ membiayai beberapa orang hingga menempuh pendidikan S2 dan S3, di antaranya Professor Seoul National University (SNU) Lee Junho mendapatkan biaya pendidikan hingga master, Profesor ekonomi di Universitas Saitama, Jepang, Woo Jongwon, juga mendapatkan biaya pendidikan ke luar negeri.
Lebih dari 1000 anak mendapatkan beasiswa dari Kim Jang-Ha secara pribadi. Kim Jang-Ha udah mulai memberi beasiswa saat mendirikan apotek.
Hal lainnya juga terungkap bahwa dana milik Namseong Cultural Foundation sebesar KRW3,4 miliar yang disumbangkan ke Gyeongsang National University, merupakan uang pribadi Kim Jang-Ha.
Kesaksian juga datang dari salah satu guru di SMA Myungshin yang bercerita kalau Kim Jang-Ha selalu membawa uang cash minimal KRW30 juta untuk diberikan ke orang-orang. Bahkan, dia pernah memberi KRW50 juta kepada murid yang sedang kesusahan.
Memiliki finansial yang tinggi, nyatanya Kim Jang-Ha tidak memiliki aset berlebih, bahkan sekadar mobil tak dia miliki. Mobilitas Kim Jang-Ha menggunakan sepeda. Bahkan Kim Jang-Ha tak pernah berlibur ke luar negeri.
"Uang itu seperti kotoran, kotoran itu jika ditumpuk bau dan enggak berguna. Tapi kotoran bisa berguna jika digunakan untuk pupuk yang menciptakan tanaman, begitu juga dengan uang, harus disebarkan ke sebanyak mungkin orang yang membutuhkan."
(mdk/idr)