Mengenal Sosok Yoe Kim Lay, Kapitan Tionghoa Pertama di Tarutung
Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
Mengenal Sosok Yoe Kim Lay, Kapitan Tionghoa Pertama di Tarutung
Yoe Kim Lay adalah seorang Tionghoa yang fasih berbahasa Batak. Ia dikenal sebagai pedagang dari Sibolga.
Bersama rombongan pedagang lain, Kim berjalan kaki menempuh jarak puluhan kilometer untuk mencapai Tarutung demi mengadu nasib di sana.
Sebelum pindah ke Tarutung, ia sempat bekerja menjadi buruh bongkar muat. Seorang pengusaha asli Batak yang terkesan dengan keramahan dan kepiawaian Kim dalam bertutur lantas mengajaknya untuk membantu usaha dagangnya di Tarutung
-
Siapa yang mendirikan Toko Tio Tek Hong? Dalam buku Keadaan Jakarta Tempo Doeloe: Sebuah Kenangan 1882 – 1952, menceritakan bahwa toko tersebut didirikan oleh anak dari seorang pengusaha sukses Tionghoa di Batavia.
-
Siapa yang merintis Tahu Yun-Yi? Sudah Berdiri Sejak 1940 Dalam situs resmi Tahu Yun-Yi, disebutkan jika perintisannya sudah dimulai sejak 1940 oleh keturunan Tiongkok yang tinggal di Bandung, Liauw Hon Tjan.Ia merintisnya dengan alat-alat produksi yang masih sederhana, karena kondisi yang saat itu tidak semudah sekarang.
-
Siapa Yadi Karung? Pria dengan nama asli Achyadi yang saat ini berumur 57 tahun itu, meluapkan kegemarannya terhadap sepeda dengan cara aktif mengayuhnya. Statusnya sebagai lansia tak menghalangi niatan untuk berkeliling Indonesia dengan sepeda buatan tahun 1933 itu.
-
Siapa yang berperan dalam memindahkan etnis Tionghoa ke Padang? Menurut catatan Christine Dobbin, telah menemukan sebuah bukti jika orang-orang Cina sudah bermukim di Padang yang berasal dari Jawa sekitar tahun 1630-an.
-
Kenapa Yati buka toko kelontong? Yati berhenti membuka warung kopi bukan karena gulung tikar, tetapi ia melihat potensi yang lebih menjanjikan pada sektor usaha lain. 'Saat buka warung kopi saya sudah jualan rokok, terus merembet kulakan sembako dan lain-lain sampai sekarang toko penuh. Terus ada Mantri BRI (petugas penyalur kredit) yang menawarkan untuk pinjaman modal. Saya awalnya menolak, tapi mantri ini datang lagi meyakinkan dan saya akhirnya mau mencoba (program Kredit Usaha Rakyat atau KUR),' imbuh Yati.
-
Siapa yang menemukan Atlit Yam? Ditemukan pertama kali oleh arkeolog kelautan Ehud Galili pada tahun 1984, penggalian bawah air berikutnya telah membongkar banyak temuan menarik.
Kim tiba di Tarutung pada 31 Desember 1887, tepatnya di Sait Nihuta. Saat itu usianya masih 26 tahun.
Seperti apa kisah hidupnya di Tarutung? Simak ulasan informasinya berikut ini.
Keluarga Imigran
Yoe Kim Lay lahir di Padang Sidempuan pada 2 Januari 1861. Ayahnya merupakan seorang imigran dari kota Fujian. Sejak tahun 1850 ayah Kim sudah mencari peruntungan di Tanah Batak sampai akhirnya menikah dengan seorang perempuan Batak bernama Adong Boru Nasution.
Kepiawaian Kim dalam berbahasa Batak yang sudah menjadi bahasa kesehariannya ini menjadi bekal penting ketika dirinya memutuskan untuk berpindah ke Tarutung. Sebelumnya daerah ini terkenal sebagai daerah berbahaya.
Hidup Susah
Selama bekerja sebagai buruh angkut di Sait Nihuta., kehidupan Kim tidaklah mudah. Ia harus menempuh jarak puluhan kilometer untuk bekerja dengan upah yang cenderung sedikit.
Ia biasa membawa barang-barang dagangan seperti kemenyan, kapur Barus, dan kopi dari sibolga.
Dalam bekerja, Kim selalu tekun dan senantiasa berhemat. Dari segi sosial, ia pun bisa menjalin hubungan dekat dengan orang-orang Batak terutama para raja-raja saat itu.
Kontraktor Transportasi
Pada 1891 tepatnya saat Belanda berada di Nusantara, ia sudah dikenal sebagai pengusaha yang sukses hingga dirinya ditunjuk untuk menjadi kontraktor transportasi. Ia juga dipercaya mengirim suplai logistik untuk memenuhi kebutuhan tentara.
Tahun 1900, Kim membuka toko yang menjual berbagai roti, minuman, dan distributor berbagai barang-barang kebutuhan orang Eropa. Kemudian, Kim juga dianggap sebagai pelopor bisnis penginapan di Tarutung.
Bangun Jalan Sibolga-Tarutung
Ia juga ditunjuk oleh Pemerintah Belanda menjadi kontraktur pembangunan jalan dari Sibolga-Tarutung sepanjang 66 km. Pengerjaan ini dimulai dari tahun 1915-1919.
Atas kejujurannya dalam bekerja, terutama dalam membangun jalan tersebut, Kim mendapatkan upah bonus dari Force Man Residence. Bahkan, ia juga mendapat jam berlapis emas dari Ratu Belanda.
Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
Pada 1921, Kim mendapat konsesi lahan seluas 250 hektare yang kemudian dia tanami pohon karet. Di pusat Kota Tarutung, Kim banyak membangun ruko-ruko untuk disewa atau pun permintaan.
Sempat hidup susah, Kim pun dikenal sebagai pengusaha sukses di Taruting. Etos kerja dan ketekunan dalam dirinya yang menjadikan kunci kesuksesan Kim.