Perjalanan Larry Ellison, Anak Angkat yang Kini jadi Orang Terkaya ke-4 di Dunia
Forbes mencatat total kekayaan yang dimiliki Ellison mencapai USD139,3 miliar atau setara Rp2.163 triliun.
Forbes mencatat total kekayaan yang dimiliki Ellison mencapai USD139,3 miliar atau setara Rp2.163 triliun.
- Tolak Mentah-mentah Tawaran Kerja, Ilmuwan ini Malah Digugat Thomas Edison
- Tak Hanya Kaya Harta, Miliarder ini Rela Gelontorkan Rp1,8 T untuk Bantu Orang Tak Mampu
- Keren, Petani Muda Ini Bisa Hasilkan Rp1,5 Miliar dalam Sekali Panen
- Jatuh Bangun Ilham, Mantan Pecandu Narkoba Sukses Jadi Pengusaha Sepatu dan Raup Omzet Rp6 Miliar
Perjalanan Larry Ellison, Anak Angkat yang Kini jadi Orang Terkaya ke-4 di Dunia
Perjalanan Anak Angkat yang Kini jadi Orang Terkaya ke-4
di Dunia
Larry Ellison seorang pengusaha asal Amerika Serikat berhasil menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Forbes mencatat total kekayaan yang dimiliki Ellison mencapai USD139,3 miliar atau setara Rp2.163 triliun.
Dengan harta kekayaannya tersebut, Larry menjadi orang terkaya ke-4 di dunia versi Forbes.
Sementara itu, orang terkaya nomor 1 diduduki Bos Tesla Elon Musk dengan harta kekayaan USD253,2 miliar atau setara Rp3.932 triliun.
Disusul Bernard Arnault dan Keluarga di nomor 2 dengan harta kekayaan USD173 miliar atau setara Rp2.685 triliun.
Lalu di posisi ketiga ada Jeff Bezos dengan harta kekayaan USD152,6 miliar atau setara Rp2.369 triliun.
Kesuksesan yang diraih oleh Ellison tidak didapatkan dengan mudah. Dibalik kesuksesan yang dicapai terdapat cerita menginspirasi.
Dilansir dari berbagai sumber Ellison merupakan seorang anak yang dibesarkan oleh keluarga angkat dari imigran Yehuda.
Ellison memiliki orang tua asuh karena, saat dilahirkan pada 17 Agustus 1944 ibunya belum menikah.
Tak hanya itu, saat masa perkuliahan Ellison tidak berjalan dengan mulus. Dia pernah dikeluarkan dari kampus dua kali.
Kala itu dia berkuliah di University of Illinois Urbana Champaign dan University of Chicago.
Setelah kegagalannya dalam perkuliahan, Ellison pergi ke California.
Dia menghabiskan waktunya beberapa tahun di negara tersebut sebagai programmer komputer untuk beberapa perusahaan.
Dari California, Ellison memutuskan untuk berpindah ke Ampex pada tahun 1973. Dia kemudian bekerja di salah satu perusahaan elektronik Ampex.
Setelahnya, pada 1976 Ellison bergabung dengan Precision Instrument, sebagai presiden penelitian dan pengembangan.
Satu tahun berlalu, pada 1977 Ellison bergabung dengan Miner dan Oates untuk mendirikan sebuah laboratorium pengembangan perangkat lunak. Perusahaan itu didirikan untuk melakukan kontrak kerja dengan perusahaan lain.
Dari situ Ellison mendapatkan kontrak dari Badan Intelijen Pusat untuk mengolah database relasional komersial.
Hingga pada akhirnya tahun 1979 perusahan tempat Ellison bergabung, merilis Oracle.
Oracle merupakan program database relasional komersial paling awal yang menggunakan Structured Query Language (SQR).
Program database tersebut secara cepat menjadi populer.
Dikenal karena inovasi dan pemasaran yang agresif, perusahan ini berganti nama menjadi Oracle System Corporation, pada tahun 1986.
Hingga puncaknya pada tahun 1987 perusahaan ini, menjadi perusahaan basis data terbesar di dunia.
Namun perjalanan perusahaan tersebut tidak berjalan mulus.
Audit internal yang dilakukan setelah gugatan pemegang saham mengungkapkan, Oracle telah melebih-lebihkan pendapatannya dan mengungkapkan saham perusahaannya anjlok.
Dari keadaan tersebut Ellison merestrukturisasikan manajemen Oracle, hingga pada akhirnya perusahan tersebut kembali membaik secara finansial.
Ellison menjadi salah satu tokoh paling dikagumi karena kesuksesannya yang besar. Namun di sisi lain disesalkan karena metode bisnisnya yang terkenal kejam.
Hingga pada akhirnya, pada tahun 2020, Ellison pindah secara permanen ke pulau Lanai di Hawaii.
Sebelumnya dia juga pernah duduk di dewan direksi Tesla dari Desember 2018 hingga Agustus 2022.
Sampai sekarang, Ellison masih memiliki sekitar 15 juta saham di produsen pembuat mobil listrik tersebut.