Pertamina akui kuasai bisnis gas terintegrasi
Belanja modal Pertamina capai USD 3,685 miliar atau sekitar Rp 45,69 triliun selama 10 tahun.
PT Pertamina (Persero) mengaku telah mengembangkan infrastruktur gas selama 10 tahun terakhir dengan nilai belanja modal mencapai USD 3,685 miliar atau sekitar Rp 45,69 triliun. Belanja modal tersebut telah digunakan untuk liquefaction, pipa, dan regasifikasi.
"Belanja modal Pertamina selama 10 tahun itu dialokasikan untuk tiga sektor, yaitu liquefaction sebesar USD 2 miliar dengan total kapasitas terpasang 260 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), pipa sebesar USD 1,2 miliar sebanyak 950 MMSCFD, dan regasifikasi senilai USD 485 juta dengan kapasitas 900 MMSCFD," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro di Jakarta, Senin (11/1).
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga membangun tanki BBM dan LPG di Indonesia Timur? Apalagi kita tahu, Indonesia ini negara kepulauan dengan salah satu pola distribusi energi tersulit di dunia, jadi dengan adanya storage di lokasi-lokasi Indonesia Timur ini akan sangat berdampak terhadap ketersediaan bahan bakar bagi masyarakat.
-
Di mana Pertamina menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru? Di tahun 2022, Pertamina berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru di Blok Mahakam puluhan miliar kaki kubik gas dan jutaan barel minyak.
-
Bagaimana Pertamina ingin membangun energi berkelanjutan? Dalam mewujudkan NZE 2060, imbuh Nicke, strategi Pertamina yang paling utama adalah bagaimana kita membangun atau memiliki sustainable energy. Sustainable artinya adalah semua material dan bahan bakunya dimiliki Indonesia, suplainya harus ada dan kemudian kita memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi energi yang lebih baik.
-
Bagaimana Pertamina Patra Niaga memastikan kelancaran pembangunan Terminal LPG di Bima dan Kupang? Langkah ini merupakan lanjutan dari kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan Kejaksaan dalam memastikan kelancaran Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) pada tahun 2020 lalu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan, Pertamina Patra Niaga saat ini mengenban tugas dan amanah menjaga ketahanan dan menyalurkan energi diseluruh negeri, salah satunya lewat hadirnya terminal LPG di wilayah Indonesia Timur.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
Menurut Wianda, Pertamina telah membangun sejumlah fasilitas infrastruktur gas, yaitu regasifikasi Arun, regasifikasi PT Nusantara Regas, Donggi Senoro LNG. Di luar itu, perseroan juga menyiapkan pengembangan pipa Arun-Belawan, pipa Belawan KIM-KEK, pipa Gresik-Semarang dan pipa Porong Grati.
"Kami juga akan memulai konstruksi sejumlah proyek, antara lain Duri-Dumai (pada 2017) berkapasitas 100 MMMSCFD, Gas Solution untuk KIT-E 175 MMSCFD, FSRU Cilacap 2018 sebanyak 200 MMSCFD, dan regasifikasi Banten 2019 sebesar 500 MMSCFD," jelas dia.
Wianda mengatakan Pertamina telah berperan dalam seluruh mata rantai bisnis gas terintegrasi. Pertamina juga memiliki unit pengapalan melalui Pertamina Shipping dan regasifikasi oleh PT Nusantara Regas serta PT Petra Arun Gas.
Sementara itu, Direktur utama PT Pertamina Gas (Pertagas) Hendra Jaya menambahkan perseroan memiliki jaringan pipa transmisi open access terpanjang di Indonesia, yaitu 2.200 kilometer (km). Dengan sistem open access, semua jaringan pipa perseroan bisa digunakan oleh siapa pun.
"Syaratnya, cukup membayar toll fee yang besarannya ditentukan oleh pemerintah, dalam hal ini BPH Migas," ujar Hendra.
Menurut Hendra, bisnis Pertagas mendapat dukungan yang kuat dari induk usaha. Sepanjang 2016, Pertagas mengalokasikan investasi sekitar USD 325 juta yang digunakan untuk pengembangan bisnis.
"Kehadiran Pertamina di bisnis gas terintegrasi dari hulu hingga hilir. Pertamina telah berperan dalam seluruh mata rantai bisnis gas terintegrasi di Indonesia," pungkas dia.
Baca juga:
Di 2015, Kinerja Pertamina dinilai kurang memuaskan
ESDM bakal bangun tiga depo elpiji di Indonesia Timur
Ekonomi China loyo, harga minyak dunia cetak rekor terendah 12 tahun
Menko Darmin: Bisnis industri kilang tidak menarik
Genjot hilirisasi, pemerintah berdayakan gas Blok Masela