Pertamina bantah ambil untung Rp 30.000/tabung gas 12 kg
Pertamina tidak mungkin melakukan evaluasi harga jual gas elpiji 12 kg dalam rentang waktu singkat seperti usulan ICW.
Indonesia Corruption Watch (ICW) menuding Pertamina mengantongi untung Rp 30.000 per tabung elpiji 12 kg. Karena besarnya keuntungan itu, harga jual elpiji 12 kg menjadi mahal.
PT. Pertamina (Persero) angkat bicara terkait tudingan ICW. Perseroan membela diri dengan menjelaskan, perhitungan komposisi menentukan harga yang dilakukan ICW berbeda dengan hitungan Pertamina.
-
Kenapa Pertamina melakukan pengujian ulang terhadap tabung gas elpiji? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
-
Bagaimana Pertamina memastikan keamanan tabung gas elpiji yang beredar di pasaran? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
-
Dimana Pertamina menambah stok LPG? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kenapa Pertamina membentuk Satgas RAFI? Sukses Layani Jutaan Pemudik, Pertamina Resmi Tutup Satgas RAFI Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (Satgas RAFI) PT Pertamina (Persero) tahun 2024 telah sukses melayani kebutuhan energi jutaan pemudik di seluruh Indonesia.
-
Apa yang Pertamina lakukan untuk menjadi pemain utama penyimpanan karbon di Indonesia? Kesiapan Pertamina dibuktikan melalui program Carbon Capture Utilisation Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilisation Storage (CCUS).
-
Mengapa ICW mendesak KPK untuk mengusut dugaan korupsi pengadaan gas air mata? Mengingat menurut dia sumber dana itu berasal dari pajak masyarakat."Satu keberanian untuk menangani kasus -kasus yang melibatkan aparat penegak hukum, kemudian yang kedua bisa menjadi legacy (warisan) kepada pimpinan berikutnya," pungkasnya.
"Tidak benar kalau kami menikmati keuntungan sebesar Rp 30.000 per tabung," ujar Juru Bicara PT. Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro kepada wartawan di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (21/8).
Pertamina menghitung komposisi propane 42 persen dan butane 58 persen, bukan 50:50. Selain itu, dalam penentuan harga jual, Pertamina mengacu kurs tengah nilai tukar. "Ini saya bicara faktual," ucapnya.
Dari komposisi perhitungan harga jual elpiji 12 kg, lanjut Wianda, 57 persennya ditentukan oleh harga CP Aramco (bahan baku), sedangkan sisanya dihabiskan untuk ongkos distribusi serta biaya perawatan.
"Hampir sama dengan formula harga BBM. Tentunya kita punya jalur distribusi. Gimana elpiji bisa sampai. Di depot juga ada biaya maintenance, biaya perawatan di sana," bebernya.
Wianda juga mengatakan, Pertamina tidak mungkin melakukan evaluasi dan penyesuaian harga jual gas elpiji 12 kg dalam rentang waktu singkat seperti usulan ICW agar harga dievaluasi tiap dua bulan sekali.
"Menurut kami penyesuaian harga tidak bisa sebulan sekali atau pendek. Karena fokus kami adalah ketersediaan dulu," tambah Wianda.
Sebelumnya, Koordinator Divisi Research ICW Firdaus Ilyas menyebutkan, harga jual gas elpiji 12 kg yang dijual Pertamina periode Agustus 2015 lebih mahal Rp 2.451 per kg atau sekitar Rp 30.000 per tabung dari harga keekonomian.
"Ini tidak wajar, jauh dari harga pasar. Ada potensi mark-up ini," ujar Firdaus.
Firdaus menambahkan, perhitungan harga keekonomian elpiji mengacu pada harga kontrak Aramco (CP Aramco) untuk bulan berjalan, dengan rumus: harga patokan+margin agen+PPN. Sementara mekanisme harga patokan elpiji dihitung dengan rumus: CP Aramco+USD68,64/MT+1,88% CP Aramco+Rp1.750/kg.
Dia menjabarkan, dengan patokan rumus tersebut seharusnya harga keekonomian elpiji 12 kg untuk periode Agustus 2015 yaitu Rp 9.382 per kg atau sekitar Rp 112.584 per tabung. Namun, BUMN minyak dan gas tersebut kini menjual harga gas biru tersebut dengan harga Rp 142.000 per tabung.
Baca juga:
ICW desak Pertamina turunkan harga elpiji 12 kilogram
ICW usul harga gas elpiji 12 Kg dievaluasi tiap dua bulan sekali
Keruk untung tak wajar, Pertamini bisa kena denda Rp 60 miliar
Tawarkan Pertalite, Pertamina minta Premium dan Pertamax tak dioplos
Pemerintah tolak proposal Medco akuisisi TPPI