Pertamina dapat jatah 74.000 bph minyak dari Banyu urip tahun depan
Pertamina EP Cepu memiliki hak partisipasi 45 persen dalam blok tersebut.
Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu diproyeksikan memberikan kontribusi sebesar 74.000 barel per hari (bph) pada produksi minyak PT Pertamina (Persero) tahun depan.
Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Adriansyah, mengatakan pada tahun ini kinerja rig sudah maksimum untuk produksi Banyu Urip sebesar 165.000 bph. Puncak produksi tersebut tercapai pada Maret 2016.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas di dalam negeri? Sepanjang tahun 2023, Pertamina melakukan berbagai inovasi bisnis dan meningkatkan produksi migas dalam negeri serta berkiprah ke luar negeri, sebagai upaya kami untuk menambah produksi migas bagi Indonesia, menumbuhkan ekosistem energi transisi serta mengembangkan partnership dengan berbagai mitra bisnis yang kredibel.
-
Kenapa Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Migas? “Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi,” pungkas Nicke.
-
Bagaimana Pertamina berhasil meningkatkan produksi migas di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia,” ujar Fadjar.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Di mana Pertamina menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru? Di tahun 2022, Pertamina berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru di Blok Mahakam puluhan miliar kaki kubik gas dan jutaan barel minyak.
-
Di mana Pertamina menyalurkan Pertalite? Hingga saat ini kami masih menyalurkan Pertalite di semua wilayah sesuai dengan penugasan yang diberikan Pemerintah.
"Jadi di Januari produksi belum selevel itu. Ini membuat produksi rata-rata tahunan 2016 sekitar 69.000 bph. Kita berharap masih bisa ditingkatkan, karena itu rata-rata tahunan. Jika misalnya 2017, kita asumsikan full Januari-Desember 165.000 bph, maka bagian sekitar PEPC 74.000 bph," ujar Adriansyah di Jakarta, Rabu (27/7).
Kontrak kerja sama Blok Cepu ditandatangani pada 17 September 2005. Pertamina EP Cepu, cucu usaha Pertamina bersama Mobil Cepu Limited, anak usaha Exxon Mobil Corporation, memegang 45 persen hak partisipasi. Sisanya, 10 persen hak partisipasi dikuasai Badan Kerja Sama Blok Cepu (BKS). Rencana pengembangan lapangan yang diperkirakan memiliki cadangan 445 juta barel tersebut disetujui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada 15 Juli 2006.
Menurut Adriansyah, langkah yang dilakukan saat ini adalah menjalankan releabilty plan sehingga puncak produksi Lapangan Banyu Urip tetap bisa dipertahankan ke depannya. Sebab, puncak produksi akan menemui sejumlah tantangan, seperti plant shutdown untuk perawatan.
Selain Lapangan Banyu Urip, kontraktor Blok Cepu juga tengah mengembangkan Lapangan Kedung Keris. Meski produksinya tidak sebesar Banyu Urip, Kedung Keris akan menjadi andalan untuk mengkompensasi penurunan produksi alamiah (decline) Banyu Urip.
"Kita harapkan mulai on stream pada saat Banyu Urip decline kira-kira perhitungan PoD awal, pada 2017 akhir atau di 2018 lah. Tapi tidak begitu besar," katanya.
Adriansyah menambahkan berdasarkan rencana pengembangan (plan of development) yang disetujui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) produksi Lapangan Kedung Keris sekitar 8.000 barel per hari.
Ke depan, lanjut dia, pengembangan yang dilakukan di Blok Cepu tidak lagi pada produksi minyak, namun gas. Pengembangan yang dilakukan antara lain Lapangan Jimbaran Tiung yang ditargetkan on stream pada 2019.
"Kami juga mengembangkan Alas Tua West dan Banyu Urip gas. Di Banyu Urip ada gas, kita injeksi balik ke bawah untuk dorong minyak," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro, Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu sampai saat ini menjadi andalan bagi produksi migas, tidak hanya Pertamina namun juga untuk nasional. Bahkan, untuk dua sampai tiga tahun ke depan, Banyu Urip masih jadi andalan. "Karena memang cadangan terbesar ada disitu. Namun secara teknis, setelah mencapai puncak produksi memang harus turun, alamiah itu," kata Komaidi.
Komaidi mengatakan untuk meningkatkan dan mempertahankan produksi Lapangan Banyu Urip bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti melalui enhanced oil recovery (EOR). Selain itu, bisa juga dilakukan melalui pengembangan di sekitar Banyu Urip.
"Tapi pengembangan sekitar perlu waktu lama, meski sudah ditemukan cadangan baru tapi kan tetap perlu persiapan, minimal dua tahun," pungkasnya.
Baca juga:
Pertamina happy lantaran konsumen lebih suka beli Pertamax Series
Usai Tarakan, ESDM uji coba distribusi LPG 3 Kg tertutup di Bangka
Draf pembentukan holding BUMN energi rampung bulan depan
Tampung dana Tax Amnesty, Menteri Rini tawarkan kilang Balikpapan
Tahun ini, Pertamina akuisisi satu blok migas di luar negeri
Harga minyak rendah momentum Pertamina ekspansi ke luar negeri
Produksi minyak naik jadi bukti Pertamina penuhi kebutuhan energi RI