Pertamina: Kafe elite di Kemang banyak gunakan elpiji subsidi
Pertamina mencatat, sepanjang 2016, konsumsi elpiji bersubsidi naik 7,9 persen sebelum audit. Dari 9,89 juta kiloliter (KL) di 2015 menjadi 10,67 juta KL di 2016.
PT Pertamina mengakui adanya kebocoran distribusi elpiji bersubsidi 3 kilogram (Kg) di beberapa daerah. Bahkan, kafe di kawasan elit Kemang masih banyak menggunakan elpiji untuk rakyat miskin ini.
"Peningkatan konsumsi lebih disebabkan konsumen yang tidak tepat sasaran. Seperti di kafe-kafe Kemang, banyak itu menggunakan elpiji bersubsidi," ujar VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, saat ditemui di Jakarta, Senin (13/2).
-
Kapan Pertamina menambahkan pasokan LPG 3 kg? Pertamina terus memantau kebutuhan LPG 3 Kg hingga masa libur Lebaran selesai.
-
Kenapa Pertamina menambah pasokan LPG 3 kg? Tambahan pasokan LPG 3 Kg ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat seiring Ramadan dan Idulfitri 1445 H.
-
Berapa banyak LPG 3 kg yang ditambahkan Pertamina? Pertamina melalui anak usahanya,PT Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan LPG 3 kilogram (Kg) sebanyak 22.087 Metrik Ton atau setara dengan 7.36 juta tabung.
-
Bagaimana Pertamina memastikan pasokan LPG 3 kg aman? Pertamina Patra Niaga memastikan stok LPG 3 Kg aman berada di level 14-15 hari. “Pertamina terus memonitor kebutuhan LPG 3 Kg hingga akhir Lebaran dan kita lakukan penambahan ke daerah yang memang membutuhkan” ujar Irto.
-
Apa yang diklaim dapat menghemat gas elpiji 3 Kg dalam video yang beredar? Dalam tayangannya, perekam video menyatakan bahwa mengelem karet tabung akan membuat gas lebih tahan lama.
-
Kapan Pertamina Patra Niaga mulai menjalankan Subsidi Tepat untuk LPG 3 Kg? “Dalam memastikan penyaluran subsidi energi khususnya BBM dan LPG, Pertamina Patra Niaga melakukan beberapa inovasi, yang utama melalui program digitalisasi. Sudah berjalan dan terus kami evaluasi adalah Program Subsidi Tepat untuk JBT Solar dan mulai awal tahun ini dijalankan Subsidi Tepat LPG 3 Kg,” terang Riva.
Pertamina mencatat, sepanjang 2016, konsumsi elpiji bersubsidi naik 7,9 persen sebelum audit. Dari 9,89 juta kiloliter (KL) di 2015 menjadi 10,67 juta KL di 2016.
"Secara total, konsumsi LPG PSO dan Non PSO, sebesar 12,09 juta KL atau naik 6,3 persen dari 2015," tuturnya.
Sementara, untuk konsumsi komoditas lain, seperti bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar dan Premium, Pertamina mencatat turun 8,4 persen sebelum audit. Dari 26,94 juta KL di 2015 menjadi 24,69 juta KL di 2016.
"Secara total, dari penugasan sampai aviasi, konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 2,8 persen. Dari 61,80 juta KL di 2015 sampai 64,63 juta KL di 2016," jelasnya.
Baca juga:
Pemkot Banda Aceh minta PNS & orang kaya beralih gunakan Bright Gas
Masih ada kendala, penyaluran tertutup subsidi elpiji terancam molor
Maret, Pertamina siap jual elpiji subsidi pakai kartu
Sejak 2007, program konversi BBM ke LPG hemat subsidi Rp 197 triliun
Kebutuhan meningkat, Indonesia ketergantungan impor gas elpiji