Pertamina klaim masyarakat mulai beralih dari Premium ke Pertamax
Hal ini dibuktikan dari data konsumsi dalam tiga bulan dari Juli hingga September.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai meninggalkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. Hal ini dibuktikan dari data konsumsi dalam tiga bulan dari Juli hingga September.
"Juli sampai Agustus Premium trennya turun terus. Pada Juli, Premium 64.600 kiloliter (KL) perhari. Kemudian, Agustus turun menjadi 55.400 KL dan September 50.500 KL per hari," ujar Wianda di Jakarta, Kamis (29/9).
-
Kenapa Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Migas? “Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi,” pungkas Nicke.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Apa yang sedang dilakukan Pertamina untuk menghemat anggaran di BBM dan LPG Subsidi? Bekerjasama dengan lintas instansi, upaya tersebut berhasil membantu Pertamina dapat melakukan penghematan sebesar 1,3 Juta kilo liter (KL) untuk Solar Subsidi dan 1,7 Juta KL untuk Pertalite.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas di dalam negeri? Sepanjang tahun 2023, Pertamina melakukan berbagai inovasi bisnis dan meningkatkan produksi migas dalam negeri serta berkiprah ke luar negeri, sebagai upaya kami untuk menambah produksi migas bagi Indonesia, menumbuhkan ekosistem energi transisi serta mengembangkan partnership dengan berbagai mitra bisnis yang kredibel.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
Wianda menegaskan masyarakat saat ini lebih memilih bahan bakar yang lebih bagus dari Premium seperti Pertamax dan Pertalite. Alasannya, selisih atau disparitas harganya sangat kecil dari harga jual Premium.
Konsumsi Pertamax terus naik pada Juli mencapai 14.400 KL, Agustus 14.200 KL dan September 15.700 kl. Sedangkan, konsumsi Pertalite pada Juli 14.700 KL, Agustus 19.200 KL, dan September sudah mencapai 25.200 KL.
"Dan ternyata konsumen carinya Pertalite terus, dan mereka minta kapan Pertalite bisa masuk ke kota kita. Sekarang SPBU di Papua, Kalimantan, Gorontalo, semua sudah sedia Pertalite. Sekarang sudah ada 4.341 SPBU yang ada Pertalite-nya setelah sekitar 1 tahun launching," jelasnya.
Selain itu, penjualan Solar jenis baru berlabel Dexlite juga mengalami kenaikan yang luar biasa. Padahal, Dexlite baru diluncurkan pada April 2016. "Waktu awal-awal agak tersendat, kita pikir masyarakat belum mau konsumsi Dexlite. Pada Juli masih 230.000 KL per hari, trus Agustus 486.000 KL, dan september 620.000 KL. Ini ada di 500-an SPBU. Teman-teman YLKI mengatakan, masyarakat punya hak untuk diberikan pilihan. Kita tidak bisa menjuruskan ke satu jenis BBM," pungkasnya.
Sebagai Informasi, harga Premium turun per 1 April 2016 sampai bulan ini menjadi sebesar Rp 6.450 per liter dan di daerah sekitar Rp 6.550. Sedangkan harga Bio Solar Rp 5.150 per liter dan Minyak Tanah Rp 2.500 per liter.
Baca juga:
Harga minyak rendah, BPK nilai Pertamina harus turunkan harga BBM
1 Oktober, Premium turun jadi Rp 6.150 & solar naik Rp 5.750/liter
Ini kata Pertamina soal harga BBM turun bulan depan
YLKI sebut perubahan konsumsi BBM dipengaruhi harga
DPR soal untung jual BBM subsidi: Pertamina jangan bebani rakyat
Pertamina target produksi minyak 700.000 barel per hari di 2019
ESDM sebut PGE bisa 'ngebor' 12 sumur panas bumi setiap tahun