Pertamina perbanyak armada kapal tanker distribusi BBM
Total investasi pembelian delapan unit kapal tersebut sebesar USD 200 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun.
PT Pertamina (Persero) memperbesar jumlah armada tanker miliknya untuk meningkatkan volume pengangkutan minyak mentah dan bahan bakar minyak. Hal ini dikarenakan distribusi BBM di Indonesia memiliki jalur paling kompleks di dunia.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan selama 2016-2017, Pertamina kedatangan delapan unit kapal general purpose (GP) dengan bobot mati 17.500 dead weight tonnage (DWT) yang dikirim oleh tiga galangan kapal nasional.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
-
Bagaimana Pertamina memastikan harga BBM tetap kompetitif? “Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,” ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso. Fadjar menambahkan di tengah fluktuasi harga minyak dunia, Pertamina terus berupaya menjaga kinerja rantai pasoknya, termasuk fleksibilitas memperoleh minyak mentah (crude oil) sehingga harga produk BBM bisa tetap kompetitif.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga jual BBM non subsidi? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Apa saja penghargaan yang diterima Pertamina? Dua kategori penghargaan yang berhasil diraih Pertamina adalah Kategori Mitra dengan Inovasi Terbanyak dan Kategori Mitra dengan Komitmen Pendanaan Terbanyak.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM jika Program Langit Biru Tahap 2 dijalankan? “Tidak mungkin Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) harganya diserahkan ke pasar karena ada mekanisme subsidi dan kompensasi di dalamnya,” terang Nicke.
Total investasi pembelian delapan unit kapal tersebut sebesar USD 200 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun. Penambahan kapal ini merupakan implementasi dari Shipping Excellence yang merupakan bagian dari program Marketing and Operation Excellence.
"Kami bisa bangun di dalam negeri, ada di Batam, dan Lamongan. Kami harap bisa juga support pengusaha kapal nasional. Saat ini galangan kapal lokal kan baru bisa 17.000 DWT, tapi nanti bisa saja kami memesan untuk 100.000 DWT," ujar Wianda di Jakarta, Rabu (23/11).
Menurut Wianda, begitu luasnya area yang harus dijelajahi dan begitu banyaknya pulau yang harus disinggahi membuat Pertamina mengandalkan kapal tanker untuk menyalurkan BBM. Hal ini juga sejalan dengan lima pilar prioritas strategis Pertamina tahun ini, yakni untuk memperkuat infrastruktur yang dapat mendukung daya saing perusahaan.
Penambahan kapal tersebut untuk melayani distribusi BBM seluruh Indonesia dengan 111 terminal BBM dan jalur distribusi terkompleks di dunia guna terciptanya keamanan pasokan (security of supply) dan dukungan terhadap daya saing Pertamina di level nasional maupun internasional, katanya.
Hingga September 2016, Pertamina memiliki jumlah armada tanker milik sebanyak 217 kapal, naik 8 persen atau bertambah 16 kapal dibandingkan periode September 2015 sebanyak 201 kapal. Selain itu, dibandingkan target dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2016, realisasi hingga September lebih tinggi enam unit.
Kapal yang dimiliki Pertamina terdiri atas berbagai jenis, antara lain kapal tanker berukuran kecil dengan bobot mati terendah 1.470 MT hingga terbesar 3.500 MT. Juga ada small tanker II dengan bobot mati 6.500 MT hingga 6.736 MT dan kapal small purpose dengan bobot mati 15.277-17.780 MT.
Untuk rentang menengah, Pertamina juga memiliki kapal dengan bobot mati terendah 29.941 MT dan tertinggi 40.374 MT. Adapun kapal dengan skala large range terbesar berbobot mati 107.538 yang dibuat pada 2009 dan terendah 86.964 MT.
"Kami juga memiliki kapal gas carrier ukuran kecil 3.472 MT dan mid sie yang berukuran 17.400 MT," jelas Wianda.
Wianda menambahkan Pertamina akan terus mengoptimalkan penggunaan tanker milik untuk bisa mengangkut produk-produk minyak karena sekarang lebih banyak FOB daripada cost, insurance and freight (CIF). Dengan memiliki kapal milik sendiri Pertamina menjadi lebih efisien karena tidak lagi melakukan pola penyewaan kapal.
Sementara itu, Ketua Alumni Akademi Migas, Ibrahim Hasyim mengatakan Pertamina memerlukan banyak kapal tanker untuk mengangkut minyak mentah, BBM, dan gas. Kebutuhan tanker dalam berbagai ukuran yang disesuaikan dengan jumlah kargo yang diangkut, letak lokasi pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar, kedalaman alur laut indonesia sangat penting dalam mendukung bisnis, membangun efisiensi dan membangun ketahanan energi nasional.
Menurutnya, mempunyai kapal milik sendiri adalah keputusan strategis perusahaan. Apalagi Pertamina sudah punya volume captive kargo yang akan terus meningkat.
"Pangsa pasar BBM Pertamina sekitar 80 persen. Jadi harus ada jaminan tersedianya alat angkut untuk negara kepulauan seperti Indonesia," kata Ibrahim.
Baca juga:
Duet Pertamina-Bumi Sarana Migas perkecil defisit gas di Jawa Barat
5 Kisah lucu sampai miris ini terjadi di SPBU di Indonesia
Tak lagi KTP, SPBU kini hanya terima gadai ban serep
Gadai KTP untuk BBM di SPBU kerap dilakukan pengendara mobil di DKI
Pengamat: Rencana Rini bentuk holding BUMN Migas harus dibatalkan
Ini cara anyar Pertamina antisipasi kecurangan takaran BBM di SPBU
Kisah lucu petugas SPBU, ada pembeli gadai KTP untuk beli bensin