Pesawat Komersil Terbesar di Dunia Bakal Mendarat di Bali
Kementerian Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Kristi Endah Murni menyampaikan bahwa saat ini pihak terkait tengah menyiapkan rencana operasional yang khusus, baik secara teknis dan pelayanan untuk melancarkan take off/landing pesawat tersebut.
Pesawat komersil terbesar di dunia, Airbus A380 milik maskapai Emirates dijadwalkan akan tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada Juni 2023. Pesawat komersil terbesar di dunia itu memiliki kapasitas penumpang sebanyak 600 orang.
Kementerian Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Kristi Endah Murni menyampaikan bahwa saat ini pihak terkait tengah menyiapkan rencana operasional yang khusus, baik secara teknis dan pelayanan untuk melancarkan take off/landing pesawat tersebut.
-
Apa yang diresmikan oleh Etihad Airways di Bali? Pendaratan ini menandai peluncuran layanan reguler antara Abu Dhabi dengan Bali.
-
Bagaimana Etihad Airways mempromosikan wisata di Bali? Dengan pemesanan yang melalui etihad.com, tamu yang terbang ke Bali melalui Abu Dhabi bisa menambah masa inap hotel gratis dengan program Persinggahan Abu Dhabi dari Etihad.
-
Mengapa Etihad Airways membuka rute penerbangan ke Bali? Menurut Arik Pulau Bali memiliki sesuatu untuk ditawarkan bagi para pencari petualangan dan pencari suasana sosial dinamis, serta mereka yang mencari budaya, ketenangan dan kebugaran.
-
Dimana Etihad Airways mendarat untuk pertama kalinya di Bali? Maskapai penerbangan nasional Uni Emirat Arab (UEA), Etihad Airways melakukan pendaratan untuk pertama kalinya di Denpasar, Bali pada hari Rabu (3/7) lalu.
-
Kapan pungutan wisatawan asing di Bali akan dimulai? Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali.
-
Apa yang terjadi pada penerbangan Batik Air rute Makassar ke Jakarta yang membuat penumpang panik? Dalam video tersebut terlihat pesawat dalam kondisi gelap dan disebutkan sistem air conditioner (AC) juga mati.
"Karena kapasitas pesawat ini besar sekali dan dimensi pesawat terdiri dari dua lantai, maka membutuhkan waktu handling dan equipment yang berbeda dengan pesawat lainnya,” ujar Kristi, dikutip pada Selasa (31/1).
Dalam rangka persiapan, Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) Wilayah IV Bali telah melakukan koordinasi dengan pengelola bandara yaitu PT Angkasa Pura I dan pihak terkait lainnya. Sejumlah persiapan yang dilakukan di antaranya yaitu penanganan ground handling, garbarata, pengisian bahan bakar, Custom, Immigration and Quarantine (CIQ).
Persiapan lainnya yaitu unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran(PK-PPK), dan penanganan penumpang.
"Kami juga harus memastikan kesiapan alternate aerodrome yaitu bandara alternatif terdekat yang mampu menampung pesawat A380, apabila terjadi gangguan di Bandara Ngurah Rai," ucap Kristi.
Selain itu, Ditjen Hubud juga menyiapkan tim penilai yang akan turun langsung memastikan persiapan pengoperasian dan melakukan penilaian terhadap sandard operating procedure (SOP) yang dibuat oleh pengelola Bandara Ngurah Rai yaitu PT. Angkasa Pura I.
Kristi berharap, semua persiapan di Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat diselesaikan sebelum pengoperasian pesawat Airbus A380 di bulan Juni 2023 nanti.
"Kami harus pastikan semua fasilitas sudah lengkap agar operasi penerbangan dan pelayanan berjalan selamat, aman, dan nyaman," tegas Kristi.
(mdk/idr)