PGN Butuh Rp 12,5 Triliun Bangun 5 Juta Jaringan Gas Baru Hingga 2025
Dijelaskan Gigih, wilayah pembangunan 5 juta jargas masih terus dilakukan study basic engineering. Namun, sebagian besar berada di wilayah yang sudah terdapat eksisting pipa dan sumber gas agar pembangunannya lebih cepat.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk mengaku siap membangun jaringan gas bumi mencapai 5 juta jaringan hingga 2025. Rencana bisnis perusahaan ini juga bagian dari penugasan pemerintah melalui anggota holding BUMN migas.
Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso mengatakan, untuk membangun jaringan gas bumi tersebut diperkirakan membutuhkan total investasi sekitar Rp 12,5 triliun.
-
Bagaimana BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Kenapa BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa.
-
Mengapa BPH Migas melakukan pengecekan pipa transmisi gas di Batam? BPH Migas turun langsung untuk memastikan kondisi pipa transmisi dalam kondisi baik dan andal.
-
Kenapa Pertamina Patra Niaga menambah stok di SPBU dan agen LPG? Di seluruh lembaga penyalur baik SPBU dan Agen LPG, stok juga ditambah 2-3 hari dari normal untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi masyarakat.
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga membangun tanki BBM dan LPG di Indonesia Timur? Apalagi kita tahu, Indonesia ini negara kepulauan dengan salah satu pola distribusi energi tersulit di dunia, jadi dengan adanya storage di lokasi-lokasi Indonesia Timur ini akan sangat berdampak terhadap ketersediaan bahan bakar bagi masyarakat.
-
Bagaimana Pertamina Patra Niaga memastikan kelancaran pembangunan Terminal LPG di Bima dan Kupang? Langkah ini merupakan lanjutan dari kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan Kejaksaan dalam memastikan kelancaran Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) pada tahun 2020 lalu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan, Pertamina Patra Niaga saat ini mengenban tugas dan amanah menjaga ketahanan dan menyalurkan energi diseluruh negeri, salah satunya lewat hadirnya terminal LPG di wilayah Indonesia Timur.
"Belanja modal sekitar Rp 12,5 triliun ini akan dipenuhi dari berbagai sumber mulai dari APBN, kas internal perusahaan, business to business, serta mitra strategis," kata Gigih di Kementerian BUMN, Selasa (12/2).
Dijelaskan Gigih, wilayah pembangunan 5 juta jargas masih terus dilakukan study basic engineering. Namun, sebagian besar berada di wilayah yang sudah terdapat eksisting pipa dan sumber gas agar pembangunannya lebih cepat.
"Pada tahun ini, PGN akan membangun sekitar 800.000 jargas. Nanti wilayahnya di mana saja akan kami sampaikan ke Kementerian ESDM," sambungnya.
Sepanjang tahun ini, PGN akan menganggarkan belanja modal sekitar USD 400 juta atau lebih rendah dari rencana alokasi tahun sebelumnya yang tercatat USD 500-600 juta. Namun, belanja modal tahun ini belum termasuk kebutuhan dana pembangunan 800.000 jargas tersebut.
"Kenapa capex kita turun karena sebagian besar (proyek) sudah kami selesaikan tahun lalu. Tinggal tambah saja. Tapi kalau (bangun) jargas yang 800.000 tentu (capex) akan meningkat naik ," terangnya.
Pemenuhan kebutuhan dana belanja modal selama tahun ini akan bersumber dari kas internal dan pinjaman perbankan.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Bos PGN: Aturan Baru soal Jargas Percepat Pembangunan 400.000 Sambungan
Tahun 2019, PGN Targetkan 244 Ribu Pelanggan
Resmi Jadi Sub Holding Gas, PGN Siapkan Rencana di 2019
Menteri Jonan Ungkap Untung Masyarakat Gunakan Gas Bumi Dibanding Elpiji
Resmi Jadi Sub Holding Gas, PGN Akuisisi Pertagas Senilai Rp 20,18 Triliun
PGN Telah Atasi Kebocoran Pipa Gas di Semanggi