PLN Butuh 3 Bulan Bangun Tower Listrik Permanen di NTT
Menurutnya, pembangunan tower permanen diperkirakan memakan waktu tiga bulan. PLN menjamin proses pengerjaannya tidak akan mengganggu jaringan listrik ke masyarakat NTT.
PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) telah memulai perencanaan pembangunan tower listrik permanen di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Prosesnya diprediksi bakal selesai dalam waktu tiga bulan mendatang. Tower ini akan menggantikan dua tower yang rusak akibat badai Siklon Tropis Seroja, yaitu T19 dan T20.
Saat ini, PLN tengah melakukan survei lokasi pembangunan tower listrik tersebut. "Tim sudah survei mengenai kondisi tanah jangan sampai nanti membangun tower di tanah labil dan tidak memperhitungkan konstruksinya. Sehingga pada saat dibangun, benar-benar tower yang kokoh, tidak gampang roboh kalau diterjang angin," jelas Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero), Syamsul Huda dalam konferensi pers pada Senin (10/5).
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).
-
Kenapa PLN tampilkan proyek PLTS Terapung di AIPF? Dalam forum tersebut, PLN menunjukan komitmen dalam upaya pengurangan emisi karbon lewat pengembangan PLTS terapung pertama yang juga akan menjadi pasokan utama energi bersih di wilayah Pulau Jawa.
-
Kapan PLTS di IKN Nusantara ditargetkan beroperasi? PLTS yang berada di Sepaku, Penajam Paser Utara, ini ditargetkan rampung dan beroperasi pada Mei 2024.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
Menurutnya, pembangunan tower permanen diperkirakan memakan waktu tiga bulan. PLN menjamin proses pengerjaannya tidak akan mengganggu jaringan listrik ke masyarakat NTT.
Sambil menunggu pembangunan tower permanen selesai, PLN sudah membangun tower emergency untuk memenuhi kebutuhan listrik di empat kabupaten di Pulau Timor yaitu Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu. Tower ini memiliki ketinggian 63 meter di atas permukaan tanah.
Menara darurat tersebut awalnya ditarget rampung selama satu bulan, tapi dapat selesaikan dalam waktu 10 hari.
"Nanti tiga bulan ke depan ini mudah-mudahan sudah bisa terbangun yang permanen. Kami butuh dukungan semua pihak, dari pemerintah daerah, masyarakat, agar tower ini bisa segera terbangun sehingga tidak perlu ditakuti rasa cemas dan was-was karena towernya masih emergency," paparnya.
Minimal Dua Tower
Minimal akan ada dua tower yang dibangun. Namun, jumlahnya bisa saja bertambah menjadi total tiga tower, tergantung dari hasil survei nanti.
"Setidak-tidaknya kami harus bangun kembali tower yang roboh dan miring itu, minimal ada dua. Mudah-mudahan cukup, mengapa saya terkesan belum pastikan jumlahnya karena ini tergantung dari hasil survei," kata Syamsul.
Sementara untuk biaya, PLN masih menghitung total dana yang dibutuhkan. "Terkait biayanya masih dihitung, sehingga kami belum bisa katakan," lanjutnya.
(mdk/idr)