PLN tandatangani 9 perjanjian jual beli tenaga listrik pembangkit EBT
PT PLN (Persero) menandatangani sembilan perjanjian jual beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement/PPA) pembangkit dari energi terbarukan (EBT) dengan pengembang pembangkit tenaga listrik swasta (Independent Power Producer/IPP), dengan total investasi sebesar Rp 20,4 Triliun.
PT PLN (Persero) menandatangani sembilan perjanjian jual beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement/PPA) pembangkit dari energi terbarukan (EBT) dengan pengembang pembangkit tenaga listrik swasta (Independent Power Producer/IPP), dengan total investasi sebesar Rp 20,4 Triliun.
Penandatanganan ini merupakan yang ketiga kalinya setelah penandatanganan serupa dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus dan 8 September 2017. Sehingga total kapasitas pembangkit listrik EBT yang sudah ditandatangani sampai saat ini sebesar 1.189,22 MW.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Dimana PLN ingin menyediakan akses listrik yang merata? “Ini adalah bentuk dukungan PLN terhadap program yang dirancang oleh Pemerintah. PLN ingin semua masyarakat dapat menikmati listrik, sehingga kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat," ucap Darmawan.
"Dengan ditandatangani PPA ini sudah 3 kali. Pertama 2 agustus 2017 itu 257,17 MW. 8 September 2017 itu 291,4 MW dan yang kali ini 640,65 MW. Jadi total 1.189,22 MW," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan di kantornya, Jakarta, Kamis (16/11).
Jonan menambahkan, total PPA yang ditandatangani pada tahun ini sudah mencapai 69 PPA. Menurutnya jumlah tersebut sangat besar dan belum pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
"Ini sudah banyak lho. Tiga tahun sebelumnya, total yang ditandatangani nggak ada 60 (PPA). Tidak ada sampai 1.200 Mw. Tahun ini sampai," kata dia
Diketahui, sembilan perusahaan yang menandatangani PPA dengan PLN antara lain PT Prima Ariya Energy yang akan membangun Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM) Cibanteng di Jawa Barat dengan kapasitas 4,3 megawatt (MW) dengan nilai investasi Rp 71,4 miliar dan harga jual listrik kepada PLN USD 6,51 cent per kWh.
Masih di provinsi yang sama dengan harga jual listrik yang sama, PT Zhong Myn Hydro Indonesia akan membangun PLTM Cikaso 3 di Jawa Barat, dengan kapasitas 9,9 MW dengan nilai investasi Rp 182,2 miliar.
Kemudian dua perusahaan akan membangun PLTM di Jawa Tengah dengan harga jual listrik USD 6,52 cent per kWh, yaitu PT Maji Biru Pusaka akan membangun PLTM Tanjungtirta dengan kapasitas 8 MW dan nilai investasi Rp 201 miliar, dan Koperasi Koperca akan membangun PLTM Kincang 1 dengan kapasitas 0,35 MW dengan nilai investasi Rp 9,14 miliar.
Di Sumatera, ada dua pembangkit yaitu PT Semarak Kita Bersama PLTM Bakal Semarak di Sumatera Utara berkapasitas 5 MW dengan nilai investasi Rp 125,6 miliar dengan nilai jual listrik USD 7,89 cent per kWh.
Sedangkan PT Supreme Energy RD akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap berkapasitas 86 MW dengan nilai investasi Rp 8,2 triliun dengan harga jual listrik USD 11,76 cent per kWh.
Di Sulawesi, PT Bone Bolango Energy akan membangun PLTM Bone Bolango di Gorontalo berkapasitas 9,9 MW dengan nilai investasi Rp 416,4 miliar dan harga jual USD 10,52 cent per kWh. PT Poso Energy akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Peaker di Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp 11,20 miliar dan harga jual listrik USD 8,4 cent per kWh.
Di Nusa Tenggara Barat PT Sumber Daya Investasi akan membangun PLTM Koko Babak di Lombok dengan kapasitas 2,3 MW dengan nilai investasi Rp 86,7 miliar dan harga jual listrik USD 10,40 cent per KWh.
Baca juga:
Menteri Jonan dorong investor China masuk ke sektor listrik energi terbarukan
Pembangunan sektor energi harus berpihak pada kedaulatan bangsa
Mengunjungi pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Amerika Latin
Indonesia gandeng Prancis kelola energi arus laut jadi listrik
PLN akan tandatangani 9 PPA pembangkit EBT, total investasi Rp 20,4 triliun
Tiga tahun Jokowi-JK, pengembangan sektor EBT makin menggeliat
Motor listrik tekan impor BBM Indonesia