Potret Bendungan Jlantah di Karanganyar yang Bakal Diresmikan, Siap Jadi Tulang Punggung Swasembada Pangan
Bendungan ini dikerjakan oleh Kerja Sama Operasional (KSO) Waskita-Adhi.
Bendungan Jlantah yang berada di Karanganyar, Jawa Tengah siap diresmikan awal tahun 2025. Bendungan Garapan PT Waskita Karya ini diharapkan bisa segera digunakan untuk meningkatkan kapasitas tampungan air dan mendukung swasembada pangan di wilayah tersebut.
Saat ini, progress pembangunan bendungan sudah menadpai 98,54 persen atau hamper 100 persen selesai.
- Potret Kolonel Wahyo Yuniartoto di Markas Kopassus, Beri Pesan Taruna yang Bakal Digembleng di Lembah Tidar
- Potret Masa Muda Jenderal TNI Eks Komandan RPKAD Penumpas G30S/PKI, Warganet Sorot Wajah Mirip AHY
- Potret Lawas Darma Mangkuluhur 'Pangeran Cendana', Dulu Khas Berkacamata Kini Jadi Pengusaha Tajir yang Gagah
- Potret PN Jakarta Selatan Dipenuhi Karangan Bunga saat Sidang Praperadilan Firli Bahuri
Saat Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti mengunjungi bendungan tersebut, dia berpesan meski pengerjaan Bendungan Jlantah dipercepat, namun harus tetap dilakukan secara hati-hati.
"Tetap harus memperhatikan aspek kualitas dan keselamatan," tegas dia. Diana juga meminta, setelah konstruksi selesai, pengerjaan dilanjutkan dengan penyediaan jaringan irigasi.
Dhetik menambahkan, keberadaan Bendungan Jlantah akan mendatangkan manfaat besar, terutama bagi kepentingan irigasi guna mendorong ketahanan pangan.
Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah fokus meningkatkan ketahanan pangan. Bahkan Presiden Prabowo Subianto telah memajukan target swasembada pangan dari 2028 menjadi 2027.
"Pemerintah bertekad memastikan produksi pangan nasional supaya mampu memenuhi kebutuhan rakyat tanpa harus impor. Maka keberadaan Bendungan Jlantah, dapat mendorong tujuan tersebut, karena mampu meningkatkan produktivitas pertanian," tutur Dhetik dalam keterangan resmi, Selasa (24/12).
Kapasitas Bendungan
Nantinya, lanjut dia, bendungan ini dapat mengairi lahan persawahan seluas 1.494 hektar (ha) di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo. Ia menjelaskan, sebelumnya pengairan sawah di sekitar Kabupaten Karanganyar mengandalkan tadah hujan.
"Melalui saluran irigasi dari Bendungan Jlantah, ke depannya panen bisa dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun. Tidak lagi bergantung pada musim," jelas Dhetik.
Kemudian bisa meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 172 persen menjadi 272 persen pada lahan seluas 806 ha. IP pada lahan seluas 688 ha pun Berpotensi mencapai 272 persen.
Ia menjelaskan, bendungan yang didesain dengan tinggi 70 meter dari pondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter tersebut memiliki kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik (m3). Kemudian air baku yang bisa disuplai mencapai 150 liter per detik (l/dt) untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.
"Bendungan Jlantah pun mampu mereduksi banjir di persawahan di Desa Bendosari, Kabupaten Sukorharjo, hingga 87 ha,” jelasnya. Dirinya menambahkan, bendungan ini juga mendukung ketahanan energi, karena berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) sebesar 0,625 Megawatt (Mw).
Kemudian melihat lokasinya yang cukup strategis di antara Sungai Jlantah dan Sungai Puru di Desa Tlobo dan Karangsari, proyek ini diyakini bisa dikembangkan menjadi kawasan agrowisata. Dengan begitu, dapat membuka semakin banyak kesempatan usaha serta lapangan pekerjaan, sehingga masyarakat di sekitar bendungan semakin sejahtera.
Sebagai informasi, Bendungan ini dikerjakan oleh Kerja Sama Operasional (KSO) Waskita-Adhi. Adapun total nilai kontrak Bendungan Jlantah sebesar Rp1,025 triliun.
Waskita Karya telah membangun 24 bendungan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Sebanyak 15 di antaranya sudah selesai, sementara sembilan proyek lainnya seperti Bendungan Jragung, Rukoh, Mbay, dan Bener masih dalam tahap pengerjaan.