Prabowo sebut 99 persen rakyat RI hidup pas-pasan, ini kata Bos BPS
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, enggan menanggapi lebih dalam mengenai data yang disampaikan oleh Prabowo. Namun demikian, dia meminta agar semua pihak dalam menyampaikan pernyataan kepada masyarakat harus berdasar pada wujud data sebenarnya.
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto beberapa waktu lalu menyinggung mengenai angka kemiskinan di Indonesia. Prabowo mengatakan, sekitar 99 persen rakyat Indonesia hidup dalam kategori pas-pasan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, enggan menanggapi lebih dalam mengenai data yang disampaikan oleh Prabowo. Namun demikian, dia meminta agar semua pihak dalam menyampaikan pernyataan kepada masyarakat harus berdasar pada wujud data sebenarnya.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Siapa yang menjadi keponakan Prabowo Subianto? Selain itu, ternyata Tommy masih memiliki hubungan keluarga dengan Prabowo, sebagai keponakan.
-
Bagaimana TKN Prabowo-Gibran menanggapi putusan DKPP? Meski begitu, dia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP. Namun, kata dia keputusan tersebut tidak bersifat final.
-
Kapan poster susunan kabinet Prabowo-Gibran beredar? Sebelumnya sempat tersebar poster bocoran nama para tokoh yang diduga akan masuk kedalam jajaran kabinet Prabowo-Gibran yang menjadi viral ditengah proses rekapitulasi suara.
-
Kenapa Prabowo Subianto terlambat dalam acara peresmian? Prabowo meminta maaf karena terlambat menghadiri peresmian sebab harus berganti helikopter sampai tiga kali.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
"Saya prinsipnya kalau ada yang membuat pernyataan pertama kali kalau dia minta pendapat ke saya, saya akan cek dulu, sumber datanya ada enggak, saya harus pegang dulu. Kalau misalnya ada yang bilang dia bikin statement dari BPS atau dari World Bank, atau IMF tapi saya enggak melihat wujudnya saya tidak akan komentar," ujarnya di Kampus STIS, Jakarta, Kamis (25/10).
Kecuk mengatakan, agak susah menanggapi pernyataan dengan kebenaran data yang tidak pasti. "Ketika orang berbicara tentu basisnya harus data dulu. Kalau kita bikin sebuah statement tanpa data agak susah untuk ditanggapi. Yang penting datanya dulu kita lihat bersama, betul enggak interprestasinya seperti itu," jelasnya.
Lebih lanjut, Kecuk menambahkan, di BPS sendiri menghitung kemiskinan menggunakan acuan pengaruh kenaikan harga suatu komoditas seperti beras terhadap daya beli masyarakat. Oleh karena itu, stabilisasi harga beras ini harus dijaga agar tidak memengaruhi kemiskinan.
"Di BPS disebutkan garis kemiskinan yang paling besar pengaruhnya dari beras. Apa message BPS, bahwa beras stabilisasi harganya harus dijaga. Kalau goyang sedikit, pengaruhnya kepada inflasi dan kemiskinan," tandasnya.
Baca juga:
Bos BPS: Di negara maju, kemiskinan juga jadi momok mengerikan
Saraswati Djojohadikusumo: Gerakan Emas, inisiatif emak-emak atasi gizi buruk
Lebihi target, 10.000 desa bakal naik kelas jadi berkembang di 2018
Moeldoko minta Prabowo ke kampung dan desa agar tak asal bicara tanpa data
4 Tahun Jokowi-JK, perlindungan sosial tekan angka kemiskinan di bawah 10 persen