Presiden Jokowi: 141 Juta Penduduk akan Naik Kelas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, orang kaya di Indonesia akan semakin banyak di tahun 2020. Menurutnya, sebanyak 141 juta penduduk akan naik kelas disebabkan revolusi konsumen, yaitu semakin kayanya kaum middle class dan diikuti konsumsi yang semakin meningkat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, orang kaya di Indonesia akan semakin banyak di tahun 2020. Menurutnya, sebanyak 141 juta penduduk akan naik kelas disebabkan revolusi konsumen, yaitu semakin kayanya kaum middle class dan diikuti konsumsi yang semakin meningkat.
"2020 kita akan mengalami revolusi konsumen di mana 141 juta penduduk middle-nya akan naik kelas dan consumers. Ini bukti ada revolusi konsumen di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Senin (16/9).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Mengapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
Dia menjelaskan, dengan kenaikan kelas ini, Indonesia akan menjadi semakin atraktif untuk para investor di mana secara market, pasar Indonesia akan semakin meluas. "Kita akan semakin menarik untuk investasi global, apalagi dengan situasi perekonomian yang melambat seperti ini. Ini jadi magnet konsumen," ujarnya.
Tetapi, tantangannya bagi Indonesia ialah bagaimana memanfaatkan momentum revolusi konsumen ini agar menjadi negara yang memproduksi bukan menjadi bangsa konsumen saja. "Revolusi konsumen jadi model untuk meningkatkan daya saing kita. Namun jangan sampai kita jadi bangsa yang konsumtif harus jadi bangsa produsen," tegasnya.
Meski begitu, dengan pasar yang semakin meluas, Indonesia ditakutkan hanya akan dibanjiri oleh sejumlah komoditas asing ke dalam negeri. Dengan kesempatan yang besar ini, Jokowi menegaskan Pemerintah akan terus berupaya memangkas sekaligus mempermudah proses perizinan investasi.
Dengan demikian, pemerintah bisa meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global, mengingat RI masih tertinggal dengan Malaysia dan Korea Selatan dalam hal daya saing dan produktifitas.
"Kita pemerintah akan terus bekerja keras menghilangkan halangan bisnis investasi sehingga kecepatan kita bisa bersaing dengan negara-negara lain," tandasnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Sri Mulyani Akui Daya Saing RI Tertinggal dari Korea dan Malaysia
Alasan di Balik Daya Saing Industri Galangan Kapal Indonesia Kalah Saing
Tingkatkan Daya Saing, Pemerintah dan DPR Lanjutkan Pembahasan RUU Desain Industri
Tingkatkan Daya Saing, Jokowi Minta UMKM Lokal Pertahankan Ciri Khas Produk
Menperin Yakin RI Akan Jadi Negara Safe Haven Investasi, ini Alasannya
Peningkatan Peringkat Daya Saing Indonesia Tertinggi Kedua Setelah Arab Saudi